Setelah menikmati libur panjang, menjauh dari kesibukan dan tumpukan pekerjaan, seharusnya kita merasa lebih semangat untuk kembali melakukan aktivitas. Namun, kok malah merasa sebaliknya? Nah, bisa jadi kita mengalami post holiday blues.
Post holiday blues adalah perasaan jangka pendek yang dialami seseorang setelah liburan seperti rasa sedih, kesepian, kecewa, lelah, atau bahkan ketakutan.
Mengutip laman its.ac.id, psikolog klinis Riliv Toetik Septriasih menjelaskan, post holiday blues merupakan gejala psikologis berupa suasana hati yang dipenuhi kesedihan hingga kesepian setelah menjalani liburan.
Toetiek menambahkan, terdapat dua hal yang menyebabkan post holiday blues terjadi. Pertama, ketika seseorang menjadikan liburan untuk menghindari dari tanggung jawab yang seharusnya dihadapi. Kedua, mengalami peristiwa gak mengenakan saat berlibur. Misalnya kehabisan uang, berubah jam makan ataupun tidur.
Normalnya, kondisi ini dirasakan selama satu sampai dua minggu pasca liburan. Namun, kalau yang kita rasakan lebih dari dua minggu, kemungkinan sudah cukup parah dan mulai mengarah pada gangguan psikologis lain.
Untuk mengatasinya, kita akui dan terima perasaan yang dirasakan usai lepas dari liburan. Lalu, sediakan waktu untuk diri sendiri agar bisa menyesuaikan kondisi lagi. Bisa saja di minggu pertama bekerja, kita gak membuat banyak target yang besar.
Pastikan menyiapkan kondisi fisik dengan tidur cukup, makan sehat, olahraga karena pola hidup sehat turut mempengaruhi hormon tubuh. Lanjutkan dengan mengobrol bersama orang-orang yang membuat kita nyaman.
Bangkitkan lagi semangat dengan mengatur jadwal dan membuat perencanaan pada agenda liburan berikutnya. Semangat, Parents!