Terbakar api cemburu ~ mungkin sebagian Parents pernah mengalami cemburu berlebihan sama pasangan. Jadi overthinking, merasa insecure, malah sampai nggak percaya diri. Cemburu kayak gini nih, yang bahaya.
Meski begitu, perasaan cemburu wajar dialami karena ini kerap muncul terutama dalam hubungan percintaan. Dilansir Women’s Health, cemburu itu berbeda sama rasa iri. Perasaan iri biasanya muncul karena menginginkan milik orang lain. Sementara rasa cemburu timbul karena nggak mau kehilangan atau melindungi sesuatu yang berharga.
Nah, masalahnya gimana kalau kita mengalami cemburu berlebihan? Pasangan ngobrol urusan kerjaan sama teman lawan jenis aja langsung ngambek, ngasih pujian ke idolanya kita jadi insecure, pokoknya cemburu terosss 😀
Dalam penjelasan psikolog Ega Alfath M.Psi, saat kita udah terbakar api cemburu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar nggak berdampak negatif pada hubungan.
Menenangkan diri kita dulu
Melakukan self-soothing yaitu membuat diri kita merasa nyaman, bisa juga dengan melakukan kegiatan yang membantu kita untuk tenang dan aman. Kalau dalam keadaan sangat emosional, nggak akan ada komunikasi yang efektif. Jadi tenangkan diri dulu, yaaa 🙂
Bertanya pada diri sendiri
Coba tanya lagi, apa yang membuat kita merasa cemburu? Kira-kira rasional atau irasional? Wajar nggak kita cemburu dalam hal itu? Dalam tahap ini, kita mungkin mencari bukti ke dalam dan luar diri kita. Ambil waktu untuk mengeksplorasi, tanpa terburu-buru.
Diskusikan dengan pasangan
Mungkin sebagian dari kita nggak mau menunjukkan rasa cemburu, atau malah lebih suka ngasih-ngasih kode kalau kita cemburu. Masalahnya, nggak semua pasangan peka dalam hal ini 😀 yang ada kalau kodenya nggak tembus, bisa jadi masalah baru. Haduhh..
Coba gunakan metode komunikasi ‘I Message’ seperti “Aku merasa… aku berharap.. Ketika aku..” Pada umumnya, diskusi yang sehat akan menghasilkan komitmen baru dalam relasi. Jadinya bisa membantu relasi jadi lebih sehat, nggak bales-balesan emosi gitu misalnya.
Fokus pada upaya menjaga relasi
Ngaku deh, biasanya kalau udah cemburu langsung cemberut atau ngomel-ngomel, kadang bisa sampai marah terus. Coba untuk nggak melampiaskan rasa cemburu atau menghukum pasangan. Gunakan rasa cemburu ini sebagai peringatan antisipasi, bukan sebagai kemudi perilaku kita yang impulsif.
Parents, rasa cemburu itu terkadang nggak selalu berarti buruk, kok. Bisa jadi memang ‘peringatan’ kalau pasangan sudah mulai agak lewat batas misalnya atau memang ada yang perlu diperbaik dalam hubungan. Bisa juga kitanya aja yang overthinking.
Kalau kita terus ngikutin api cemburu, bisa ‘kebakaran’ besarr deh. Maka itu, coba lakukan langkah yang diberikan psikolog saat cemburu mulai menguasai kita.
Inget, there is no true love without jealousy 😀