Punya anak banyak sempat jadi impian Bumin, namun itu berubah dalam sekejap ketika melahirkan anak pertama dan kedua 😀 melahirkan dan membesarkan anak tidak semudah ituhh ternyata.
Selain membayangkan proses melahirkan yang berat, drama menyusui, dan lainnya tentang mengasuh anak, ada hal lain yang perlu kita pertimbangkan. Di antaranya tanggung jawab yang bertambah dan gaya hidup yang berubah.
Kita juga harus memikirkan hal internal, ketika ada anggota baru bukan cuma Ibu yang akan merasakan perubahan. Ayah dan calon kakak juga harus siap menerima perubahan yang ada.
Nah, kalau mau nambah tiga atau dua anak nih misalnya, berarti kita harus siap menghadapi dua sampai tiga kali penyesuaian dalam keluarga. Tanggung jawabnya juga jadi tiga kali lipat misalkan mau punya anak tiga.
Baiklahhh, langsung aja ya.. Hal-hal yang perlu Parents pikirkan sebelum memutuskan punya anak banyak. Cussss..
Melakukan kompromi terhadap pasangan
Sebenarnya diskusi ini baik dilakukan sebelum menikah, perbedaan latar belakang bisa memicu perbedaan keinginan jumlah anak. Jadi disepakati dulu nih, sebenarnya mau punya anak berapa dan alasannya apa.
Dengarkan alasan pasangan, mungkin ia ingin punya anak satu karena mau punya keluarga yang lebih intim. Bisa juga ingin punya anak banyak karena nggak mau merasa kesepian sebab ia adalah anak tunggal.
Memperhatikan kondisi kesehatan pasangan
Perempuan bisa hamil dengan jumlah terbatas. Maka itu usia dan kondisi kesehatan berpengaruh terhadap jumlah anak yang mau dimiliki.
Usia istri sudah tua atau terlalu muda pun punya risikonya masing-masing terhadap kesehatan ibu dan janin. Mengutip Hello Sehat, perempuan yang melahirkan lebih dari lima kali berisiko terhadap preeklampsia, plasenta previa, prolaps uteri, hingga depresi.
Perhatikan jarak usia antar anak, kalau mau berencana punya anak lebih dari satu. Jarak yang terlalu dekat ataupun terlalu jauh bisa memberikan risiko bagi kesehatan anak ke depannya.
Untuk lelaki, sebenarnya masih bisa memproduksi sel sperma sehat sampai usia senja, asalkan terus menerapkan gaya hidup yang sehat. Meski begitu kondisi atau penyakit dapat mempengaruhi kualitas sperma.
Jadi kita perlu mempertimbangkan kondisi kesehatan suami juga ya, baik itu dari segi fisik maupun psikologisnya. Umumnya suami menjadi tulang punggung pencari nafkah keluarga. Saat Ibu melahirkan, Ayah pun harus siaga untuk memenuhi kebutuhan Ibu saat hamil dan melahirkan.
Maka kebugaran fisik dan kesiapan mental Ayah perlu sebugar mungkin selama ingin menambah anak. Jadi kondisi fisik Ayah dan Ibu harus sama-sama sehat dan bugar ketika ingin menambah kehadiran Si Kecil.
Memikirkan perasaan Si Kakak
Terkadang kita suka lupa nih kalau ada Kakak yang perlu menyiapkan diri juga. Kita kerap berpikir Si Kakak akan senang dengan kehadiran adik karena ada teman baru. Si Kakak bisa aja merasa diabaikan, atau merasa kurang disayang karena semua perhatian fokus pada adik kecil.
Kita bisa bertanya dan berbincang pada kakak tentang kehadiran adik, apakah dia siap untuk menjadi kakak? Lalu pikirkan lagi, apa yang bisa kita lakukan agar Si Kakak tetap mendapat perhatian saat kita sedang mengurus bayi baru lahir?
Ketika sudah hamil, kita perlu membangun bonding Si Kakak dengan Si Adik. Mulai ajak Si Kakak untuk ikut kontrol kehamilan, mengajak berbicara adik yang masih di dalam perut, atau ajak membantu menyiapkan perlengkapan adik yang akan lahir.
Pertimbangkan kondisi finansial
Kondisi finansial bisa dikatakan penting dalam menentukan kemampuan kita dalam menambah anak. Meski uang bukan segalanya dan rezeki bisa datang dari mana saja, kita tetap perlu berpikir secara realistis.
Membesarkan anak itu adalah perjalanan yang panjang, pastikan bahwa kita bisa menjamin kesehatan dan kesejahteraan anak ke depannya. Pada kenyataannya, memiliki keuangan yang stabil menjadi salah satu bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anak.
Perlu diperhitungkan matang-matang nih sebelum punya anak. Banyak Ibu yang nggak sanggup bekerja setelah mempunyai anak, ada juga yang memilih untuk fokus mengurus anak. Nah, kalau ibu berhenti bekerja, apakah Ayah bisa menunjang semua kebutuhan keluarga?
Melihat kondisi emosional dalam pernikahan
Persiapan secara emosional itu perlu, lho. Bumin bilang realitanya aja ya, anak banyak itu bikin rumah makin berantakan dan berisik, belum lagi kalau ada pertengkaran kakak dan adik, kebutuhan semakin banyak, dan sebagainya.
Punya anak satu memang kelihatannya lebih nyaman, tapi kita pertimbangkan lagi dari sisi anak. Apakah dia merasa kesepian atau malah merasa nyaman? Kemungkinan nanti ketika ia besar akan mendapat tekanan lebih karena ia hanya sendiri dan perlu menemani Parents saat sudah tua.
Jadiii itu dia hal yang harus Parents pertimbangkan saat ingin punya anak banyak. Bumin nggak bermaksud menakuti, tapi hanya memberikan realita agar Parents lebih siap menghadapinya.
Jangan lupa untuk konsultasi ke dokter kandungan bila ingin menambah anak maupun punya anak banyak, agar Ayah dan Ibu siap secara jasmani.
Pokoknya Bumin doain yang terbaik, apapun keputusannya yang penting Parents bisa menjadi orang tua yang bahagia, karena rasa itu akan nular ke Si Kecil 🙂