Hai Parents, masalah menyusui memang kerap menghampiri Ibu baru, ya. Meski begitu, nggak menutup kemungkinan juga dialami Ibu yang sudah berpengalaman dalam menyusui. Bumin jadi mau tahu, keluhan apa aja ya, yang sering dialami ibu menyusui.
Maka dari itu, Bumin bertanya langsung ke Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Nia Umar, menurut pengalaman Mbak Nia selama mengampanyekan ASI eksklusif pada bayi, ada beberapa keluhan yang paling sering ditemui pada Ibu menyusui.
Mbak Nia menjelaskan, masalah pada Ibu menyusui ini sangat bisa diatasi bila mendapatkan dukungan yang tepat dari lingkungan maupun tenaga kesehatan. Namun sayangnya, seringkali Ibu nggak mendapatkan akses pertolongan menyusui yang tepat. Sehingga ini membuat Ibu menyusui menyerah dan berhenti menyusui.
“Menurut saya sekarang akses untuk belajar menyusui sudah cukup baik ya, meskipun Ibu tetap harus mencari sendiri tenaga kesehatan yang kompeten dalam menyusui. Ibu yang stres karena menyusui harus kita tenangkan dengan ilmu dan pemahaman,” jelasnya.
Baiklah, Bumin sebutkan ya, masalah menyusui yang paling sering dihadapi Busui beserta solusinya berdasarkan penjelasan Mbak Nia. Silakan disimak, ya!
Kenaikan berat badan bayi kurang
Ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir karena di awal menyusui, ASI masih dalam jumlah sedikit. Sebenarnya ini nggak masalah karena lambung bayi berusia satu hari hanya seukuran kelereng dengan kapasitas sekitar 5-7ml. Lalu pada hari ketiga, lambung bayi dapat menampung 25-30ml.
Meski jumlahnya sedikit, kolostrum penuh dengan zat antibodi dan anti infeksi yang dibutuhkan bayi baru lahir. Selain itu untuk kesehatan pencernaan dan mencegah bayi sakit kuning. Nah, kalau sudah tahu begini, pasti Ibu merasa lebih tenang dan nggak panik, kan? Padahal stres bisa membuat produksi terhambat, jadi makin galau ‘kan kalau gitu 🙁
Pada minggu pertama kelahiran Si Kecil, ia akan mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 persen. Namun di minggu selanjutnya, Si Kecil harus kembali ke berat ideal. Jadi buat Busui, udah bisa tenang ya kenapa ASI masih sedikit dan berat badan anak menurun 🙂
Merasa produksi ASI kurang
Menurut Mbak Nia, banyak sekali Ibu yang mengukur produksi ASI-nya dari hasil perahan bukan indikator bayi cukup menyusu. Pada dasarnya kecukupan bayi menyusu dilihat dari kenaikan berat badan, pelekatan yang baik, dan seberapa banyak Si Kecil buang air besar dan kecil.
“Kalau indikatornya hanya hasil perahan, nggak ngaruh. Hasil perahan ada sekulkas tapi bayinya nggak melekat dengan baik, nggak minum ASI dengan baik, jadinya rewel karena nggak puas saat menyusu,” jelas Mbak Nia.
Untuk itu, Ibu wajib tahu tanda bayi kurang ASI seperti apa saja. Seandainya memilih pakai dot, bisa muncul masalah baru lagi. Misalnya ASI keluarnya lambat, produksi mulai menurun, bayi mulai bingung puting, dll.
Merasa nyeri saat menyusui
Ini masalah yang lazim namun menimbulkan mitos bahwa menyusui itu perlu sakit. Padahal menyusui yang benar itu nggak perlu sakit. Memang awalnya agak terasa nyeri tapi seharusnya nyeri itu berkurang, nggak sampai lecet dan berdarah.
Bila Busui sampai mengalami puting lecet dan berdarah, bisa jadi pelekatannya ada yang salah, posisi gendongnya, letak dagu bayi, itu semua harus dilihat. Apakah Ibu sudah menyusui dengan pelekatan yang tepat atau belum.
Mbak Nia memaparkan, banyak teknik yang bisa dilakukan untuk pelekatan agar terhindari dari puting lecet. Maka itu perlu sekali Busui untuk berkonsultasi ke konselor menyusui untuk diajarkan langsung mengenai ilmu menyusui.
Kesulitan melekat dengan benar
Mengambil contoh dari mamalia atau binatang menyusui. Setelah melahirkan, sang anak langsung melekat pada Ibunya untuk mencari puting dan menyusu. Itu sudah naluriah mamalia untuk menyusu pada Ibu agar bisa bertahan hidup.
Sayangnya, saat ini sering kali Ibu dan bayi nggak melakukan Inisiasi Menyusui Dini atau langsung dipisahkan. Sehingga ini membuat bayi nggak terbiasa melekat untuk menyusu di puting Ibu.
Maka itu, penting sekali ilmu menyusui dipelajari sejak masa kehamilan. Begitupun setelah melahirkan, Ibu dan bayi melakukan konsultasi pada konselor menyusui agar bisa memberikan ASI eksklusif dengan lancar sampai 6 bulan dan diteruskan hingga 2 tahun.
Bagi Parents, yang ingin mempelajari ilmu menyusui sebelum melahirkan Si Kecil, bisa membaca artikel berikut ini ‘Ilmu Menyusui yang Patut Dipelajari Ibu Hamil’. Selebihnya untuk memperbanyak ilmu menyusui, Parents bisa menggunakan akses yang sudah memudahkan kita selama ini seperti media sosial, telemedicine, atau mesin pencarian semacam Google.
Semangat ya, Parents, jangan lupa untuk pastikan ilmu menyusui yang didapat berasal dari penjelasanya ahlinya 🙂