Sewaktu trimester keempat alias tiga bulan pascapersalinan, saya senang sekali memperhatikan gerak-gerik dan ekspresi wajah kedua buah hati saat tengkurap. Mereka mengangkat kepala sembari melongo sekaligus antusias. Setelah rutin memberikan kesempatan tummy time kepada buah hati, saya merasa perkembangan mereka mulai pesat. Memangnya apa saja sih, manfaat tummy time itu?
Manfaat bayi tengkurap
Tummy time adalah saat bayi dalam posisi tengkurap, terjaga, dan diawasi. Dengan rutin tengkurap, bayi belajar mengangkat kepalanya. Hal ini tentu dapat memperkuat otot-otot kepala, leher, dan bahu juga mendorong kemampuan motoriknya.
Bahkan menurut para pakar, bayi-bayi yang lebih jarang tengkurap sering kali mengalami keterlambatan perkembangan kemampuan motorik.
“Pengalaman tengkurap akan membantu bayi-bayi belajar mendorong tubuhnya ke atas (push up), berguling, bangun, merangkak, dan menarik tubuh untuk berdiri,” jelas Ketua Komite Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini Akademi Dokter Anak Amerika (AAP) Danette Glassy sebagaimana dilansir Baby Center.
Selain itu, menurut situs The Bump, rutinitas tummy time juga dapat:
- memberdayakan otot-otot yang jarang digunakan,
- mencegah plagiocephaly (kepala bayi tidak bulat sempurna),
- membantu bayi mengontrol kepala,
- mengurangi nyeri akibat gas dalam perut, dan
- mengenalkan bayi pada ragam lingkungan.
Tummy time dimulai sedini mungkin
Saya ingat betul saat si kakak menjalani kontrol perdananya, dokter anak yang menangani menyarankan saya untuk sering-sering memberlakukan tummy time. Padahal, waktu itu ia masih berusia seminggu. Saran itu memang direkomendasikan AAP agar orang tua untuk menerapkannya sedini mungkin. Bahkan, menurut situs The Bump, bayi yang lahir cukup bulan dan tidak memiliki masalah kesehatan dapat memulai tummy time sepulangnya dari rumah sakit! Dengan catatan, tummy time berlangsung saat bayi terjaga dan didampingi orang tua.
Bahkan, Penulis Buku Perawatan Bayi Heidi Murkoff menganjurkan tummy time bagi bayi dengan berat lahir rendah dan prematur untuk mendorong perkembangan motoriknya. Caranya dengan menengkurapkan Si Kecil menghadap ke ruangan (bukan tembok) agar Ayah atau Ibu mudah mengawasinya. Kamu juga bisa menengkurapkan bayi prematur di dada seperti saat inisiasi menyusu dini untuk membuatnya lebih nyaman.
Waktu dan tempat ideal tummy time
Akademi Dokter Anak Amerika (AAP) merekomendasikan tummy time dua sampai tiga kali sehari selama tiga sampai lima menit. Meski begitu, durasi tersebut tak melulu menjadi patokan karena bisa saja Si Kecil membutuhkan waktu lebih sedikit di awal dan lebih lama saat sudah terbiasa. Karena itulah, orang tua perlu memperhatikan kondisi anak. Jika Si Kecil mulai menangis, coba ajak ia bermain atau bercanda. Namun, jika ia tidak bisa ditenangkan juga terlihat tak nyaman, sesi tummy time dapat disudahi dan kalian dapat mencobanya lagi di lain waktu.
Idealnya, tummy time dilakukan sehabis bayi tidur siang atau diganti popoknya. Hindari tummy time saat bayi kelelahan, lapar, atau kekenyangan. Untuk memulai tummy time, tunggu satu jam setelah sesi menyusui guna menghindari bayi gumoh.
Bayi dapat melakukan tummy time di tempat tidur, matras khusus bayi bermain (play mat), lipatan handuk yang dilapisi selimut, atau dada Ibu! Pastikan tempat tummy time tidak terlalu empuk atau licin agar ia lebih mudah mengangkat tubuhnya.
Tapi ingat, tummy time dilakukan saat Si Kecil terjaga. AAP mengimbau agar bayi tidur dalam posisi telentang, bukan menelungkup untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Menurut Heidi Murkoff, imbauan ini tak dipungkiri dapat memengaruhi kesempatan bayi untuk mengembangkan motoriknya. Karena itulah, orang tua mesti lebih rajin mengajak Si Kecil tummy time.
Si Kecil masih belum menikmati tummy time? Simak juga Tips agar Tummy Time Menyenangkan.
Referensi:
What To Expect The First Year oleh Heidi Murkoff dan Sharon Mazel
(Febi/ Dok. Shutterstock)