Parents, proses dan hasil sepertinya seperti sisi sebuah koin, seharusnya mereka tidak terpisahkan. Stigma di luar sana cenderung membuat orang lebih percaya kepada proses – walau tidak semua orang.
Sementara, mereka yang percaya hasil, dinilai tidak mempercayai perjalanan yang membuahkan hasil tersebut – padahal, tidak juga. Tidak semua orang yang percaya dengan hasil tidak menghargai proses.
Buat Parents, lebih pilih percaya proses atau hasil?
Terkadang kita gagap juga menjawab pertanyaan ini, apalagi anak yang menanyakan. Jika kita bedah lebih detil, proses dan hasil adalah bagian dari growth mindset, di mana antara proses dan hasil, sama-sama mempunyai tujuan yang satu.
Tapi lagi-lagi, kenapa mesti ada kubu yang percaya proses dan percaya hasil ya? Padahal, jika tujuannya sama, tidak perlu lagi memusingkan hal tersebut. Untuk lebih jelasnya lagi, mari kita telisik bersama-sama.
Mereka yang Percaya Pada Proses
Buat mereka yang percaya pada proses, mungkin orang-orang ini adalah tipe figur yang nyaman di perjalanan, atau minimal suka dengan perjalanan. Mereka lebih suka menghadapi apa saja yang ada di dalam perjalanan tersebut, baik suka maupun duka.
Maka, mereka yang percaya pada proses, begitu menjunjung tinggi pertumbuhan dan pembelajaran. Mereka menganggap fokus kepada proses bisa membuat seseorang untuk terus belajar, berkembang, bahkan sampai bisa beradaptasi lebih cepat untuk menjawab tantangan.
Yakin kepada proses membuat banyak kalangan percaya bahwa kesuksesan sejati bukan hanya tentang pencapaian, tetapi bagaimana seseorang tersebut tumbuh melalui pengalaman.
Nah, dari dua hal: pertumbuhan dan pembelajaran, maka mereka yang percaya pada proses juga mengagungkan soal ketahanan mental serta konsistensi. Dua hal itu juga tidak jauh berbeda dengan sisi koin, di mana tangguhnya seseorang yang didapatkan dari perjalanan akan jadi konsistensi yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia.
Soal konsistensi, mereka yang sampai pada titik konsistensi adalah mereka yang terbiasa menghadapi kegagalan. Buat mereka kegagalan adalah bagian dari perjalanan.
Sekarang ini bagian paling pentingnya. Apakah mereka yang percaya pada proses benar-benar tidak peduli dengan hasil? Tidak juga Parents, tetapi mereka hanya memprioritaskan perjalanan mereka di atas segalanya.
Untuk mereka, percaya pada proses membuat hasil yang lebih berkelanjutan. Sehingga, mereka pun percaya jika proses mereka tidak akan menghianati hasilnya. Akan tetapi, mereka put the expectation low sehingga tidak masalah dapat hasil baik atau buruk.
Dapat yang baik ya bersyukur, dapat yang buruk ya bersyukur juga.
Sekarang, Mereka yang Prioritaskan Hasil
Apakah tinggal membalik penjelasan mereka yang percaya proses? Belum tentu. Karena mereka yang fokus dengan hasil, akan merasa juga peduli dengan proses. Padahal, mereka hanya tahu apa yang mereka inginkan dan bisa lebih efisien.
Realistis…apakah mereka selalu berpegang teguh dengan kenyataan? Parents, di banyak aspek kehidupan, baik bisnis, pekerjaan, pendidikan, hasil sering kali dihargai dibandingkan usaha yang dilakukan.
Mau tidak mau, hasil tersebut dinilai apa adanya. Sehingga, prioritas untuk punya nilai yang baik semakin meninggi.
Nah, mungkin terasa kakunya mereka ketika ada anggapan semua proses tidak akan berarti jika memang hasilnya adalah sebuah kegagalan. Hal ini menjadi pisau bermata dua, di mana di satu sisi akan menjadi penyemangat, tetapi di sisi lain bisa menjadi pemberi beban yang besar.
Jadi, Pilih Proses atau Hasil?
Sayangnya, tidak ada jawaban mutlak yang bisa kita berikan pada Parents. Proses dan hasil saling berkaitan, di mana jalan tengahnya adalah fleksibilitas. Kapan harus fokus pada proses atau perjalanannya dan kapan harus tahu dan memperhatikan soal hasil.
Tapi, terlepas dari penjelasan di atas, menurut Parents, gimana? Lebih penting proses atau hasil?