Gak menutup kemungkinan, anak bisa aja mengalami kekerasan dari orang lain. Entah itu dilakukan oleh pengasuh, teman sekolah, teman main di rumah, atau siapapun. Kejadian ini tentu membuat psikis anak terguncang ia bisa merasa sedih bahkan sampai stres.
Dari penjelasan psikolog anak Monica Sulistyawati S.Psi., M.Psi., saat mengetahui bahwa anak mendapat kekerasan yang utama kita lakukan adalah menolong diri sendiri dulu untuk tenang dan stabil secara emosional, setidaknya di hadapan anak.
“Rasa cemas dan panik berlebih dari orang tua dapat menimbulkan efek kekerasan pada anak menjadi lebih sulit ditanggulangi,” jelasnya.
Mbak Monica mengibaratkan ketika pesawat mengalami turbulensi, hal yang dilakukan adalah mengenakan masker oksigen pada diri sendiri terlebih dulu. Begitu pula saat anak mengalami kekerasan dari orang luar.
Anak yang menjadi korban kekerasan umumnya memiliki penilaian diri yang buruk terhadap dirinya sendiri. Mereka jadi rendah diri, merasa gak disayangi, dan timbul berbagai emosi negatif lainnya. Anak sering merasa sedih, takut, cemas, marah, dendam, juga keinginan untuk bunuh diri.
Berdasarkan penjelasan Mbak Monica, berikut ini hal yang sangat perlu kita lakukan ketika anak mendapat kekerasan dari orang lain.
Menanyakan pikiran dan perasaan anak
Minta anak menceritakan apa yang dia ingat dan pahami dari kejadian yang menimpanya, kemudian tanyakan bagaimana pikiran dan perasaannya saat ini.
Validasi perasaan anak dan berikan empati
Hal ini penting agar anak merasa dirinya tetap dicintai, yakni dengan dipercaya. Kalau anak merasa sedih dan marah, kita terima dan dengarkan, setelah itu kita berikan anak empati. “Iya pantas kamu sedih, sakit ya? Kita obatin ya. Kakak mau apa supaya perasaannya bisa lebih baik lagi?”
Hindari menyalahkan anak
“Kamu sih sudah dibilangi nggak mau dengar”, dll. Apapun alasannya, anak tidak pernah menginginkan kekerasan terjadi padanya dan anak gak berhak mengalami kekerasan dalam bentuk apapun.
Sebaliknya, tunjukkan rasa sayang, peduli, dan cinta orang tua pada anak lebih dari biasanya.
Hal ini bertujuan untuk memulihkan luka emosional pada diri anak, mengembalikan rasa percaya diri anak, sekaligus moment yang tepat untuk mengamati lebih lanjut dampak yang mungkin ditimbulkan pada diri anak.
Jika terjadi perubahan emosi & perilaku pada anak..
Kondisinya sudah mengganggu aktivitas atau keseharian anak, jangan tunggu lama untuk melibatkan ahli anak (dokter/ psikolog) guna menelusuri lebih lanjut seberapa besar dampak yang dialami anak, serta mencari cara yang efektif untuk memulihkan kondisi anak.
Parents, semoga kejadian ini gak pernah menimpa sama anak-anak kita, ya. Berharap mereka tumbuh bahagia dengan bermain dan belajar untuk mengembangkan kemampuannya.
Ketika anak mendapat kekerasan, kuatkan dulu hati kita baru menghadapi anak. Kepanikan dan kemarahan yang kita tunjukkan ke anak justru bisa membuatnya semakin drop. Jadi perlu kita menghadapi kondisi ini dengan bijak dan cara yang tepat.