Memiliki anak, membesarkannya dan menyayanginya sudah alaminya menjadi tanggung jawab kedua belah pihak, yaitu suami dan istri, atau bapak dan ibu dari anak tersebut.
Namun sayangnya terkadang seorang ibu kerap menjadi sosok yang dinilai mempunyai tanggung jawab penuh soal mengurus anak. Eh, kok gitu sih?
Pertanyaannya selanjutnya adalah ke mana bapaknya? Apakah benar-benar sibuk dengan urusan mencari nafkah dan yang lainnya, sehingga tanggung jawab anak dilimpahkan ke ibu semua?
Sepertinya tidak seperti itu ya Parents. Dalam keadaan sadar atau consent – kita paham bahwa anak adalah tanggung jawab berdua. Bahkan, jika bapak dan ibu – misalnya – berpisah, maka mengurus anak pun mesti jadi tanggung jawab berdua.
Parents, ada beberapa catatan yang perlu kita ketahui bersama jika pada kenyataannya, para ibu menanggung semua tanggung jawab terkait pertumbuhan anak.
Menurut Ahli…
Dilansir dari Kompas, menurut Psikolog Pendidikan Anak dari Analisa Personality Development Center (APDC), Pratiwi Kusuma Wardani, M.Psi., Psikolog, seorang ibu bisa berisiko stres dan depresi, sampai kehilangan kepercayaan diri maupun kepercayaan pada suami.
Dari pendapat Pratiwi, kita bisa bedah perlahan, bahwasanya seorang ibu, baik yang berstatus ibu rumah tangga atau ibu bekerja memerlukan bantuan untuk mengurus anak. Bantuan terdekat berasal dari suami.
Yang perlu menjadi catatan adalah ketika ibu sampai kehilangan kepercayaan pada suami, suami yang masa bodoh terhadap perkembangan anak, tentu akan membuahkan depresi pada ibu, yang berujung rasa ketidakpercayaan pada pasangannya.
Alhasil, kecenderungan terjadinya perpisahan pasangan suami-istri bisa semakin besar. Menurut Pratiwi lagi, kondisi psikologis ibu akan begitu berdampak pada hilangnya kepercayaan istri pada suami, apalagi, kenyataannya sang istri juga berperan untuk mencari tambahan penghasilan untuk kebutuhan rumah tangga, maka dampaknya akan semakin kompleks, dimulai dari kelelahan, kecemasan, sampai emosi yang tidak terkontrol.
Inisiatif Suami
Salah satu penawar dari masalah ini adalah inisiatif suami. Tetapi, sebelum kita membahas bentuk inisiatif suami, fundamentalnya adalah kesadaran suami yang sudah menjadi seorang bapak, dan anak yang dimilikinya adalah salah satu tanggung jawabnya.
Kesadaran ini perlu sekali dibangkitkan dan dipertahankan. Salah satu cara untuk membangkitkan kesadaran ini adalah beberapa hari bersama anak. Suami atau seorang bapak, harusnya juga tahu apa yang dibutuhkan oleh anaknya. Maka sehari atau dua hari bersama anak adalah langkah yang penting untuk dilakukan.
Tidak hanya kebutuhan anaknya saja, tetapi cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bapak juga mesti tahu. Sehingga, bapak tahu ibu begitu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan anak – serta kebutuhan bapak.
Repot? Relatif, kalau bapak inisiatif, tentu ibu tidak akan repot lagi.
Komunikasi yang jelas, transparan, dan straight-forward adalah beberapa hal yang mesti bapak dan ibu kuasai. Saling menghargai dan saling menghormati adalah bumbu penyedap paling lezat dalam kemampuan berkomunikasi.
Ibu dan bapak atau suami dan istri, harapannya bisa mengetahui, menyadari, dan menerapkan mana yang menjadi prioritas mereka, terutama pertumbuhan dan perkembangan anak.