Buat para Ayah, kalian dekat sama anak laki-lakinya, nggak? Memang banyak sih, yang beranggapan bahwa anak laki itu lebih dekat dengan Ibunya. Padahal ada dampak yang sangat bagus bagi perkembangan anak kalau bisa dekat dengan Ayah 🙂
Nah, Pakmin Michael Tampi mau berbagi mengenai kedekatan Ayah dan anak lakinya, meski Pakmin nggak punya anak cowok, tapi Pakmin pernah ngalamin rasanya jadi jauh sama Ayah sendiri.
Berdasarkan pengalaman Pakmin, kita bahas yuk, mengenai apa aja kebiasaan Ayah yang bikin kurang dekat sama anak lelakinya. Berikut..
Semua urusan anak ‘diserahkan’ ke istri
Dari mulai mandiin, ngasih makan anak, nemenin main, sampai anter sekolah, semuanya Ibu yang lakuin. Tanpa kita sadari nih, Ayah udah melewatkan banyak kesempatan untuk lebih akrab sama Si Kecil.
Coba deh bayangin, kalau Ayah ikut mengasuh anak dari kecil sampai besar, pasti keduanya jadi saling punya kenangan bersama. Anak jadi inget gimana waktu Ayah membesarkannya, begitu pun sebaliknya. Ayah jadi merasa bangga ketika anak yang diurusnya sudah bisa ngelakuin banyak hal.
Stigma dan over ekspektasi
Memiliki ekspektasi yang tinggi pada anak lelaki dengan menerapkan stigma yang ada, membuat anak cenderung merasa tertekan. Misalnya Ayah mengajarkan Si Kecil untuk nggak boleh menangis, selalu berani menghadapi sesuatu, atau harus bisa melakukan segala hal.
Padahal anak masih butuh banyak belajar dan menjalani proses. Kalau anak terus dituntut dan dikritik untuk memenuhi ekspektasi Ayah dengan stigma yang ada, maka Si Kecil akan nggak nyaman dan nggak mau dekat dengan Ayah.
Bersikap buruk ke istri
Betul, Ayah memang seorang role model untuk anaknya. Jadi bagaimana Ayah memperlakukan istri, itu akan menjadi contoh bagi Si Kecil dalam memperlakukan perempuan. Nggak hanya itu aja, anak juga bisa menjadi trauma atas perlakuan buruk Ayah ke istri.
Misalnya Ayah bersikap cuek, suka membentak, bahkan sampai melakukan kekerasan. Kemungkinan besar itu akan dilakukan oleh anak karena itu menjadi hal wajar dilakukan di dalam rumahnya, namun bisa jadi anak sering merasa takut karena kerap melihat kekerasan oleh Ayahnya.
Malu menunjukan rasa sayang ke anak
Ada anggapan bahwa Ayah harus tegas dan berwibawa, namun ini sering menjadi salah kaprah. Ayah menjadi jaga jarak dengan anaknya, terkadang sampai bersikap cuek, sehingga anak merasa kehilangan peran Ayah.
Kenyataannya, anak merasa senang ketika Ayah mau main bersama dengannya, merasa disayang sekaligus diperhatikan. Justru sikap ini yang membuat anak jadi menghargai orang tuanya dan merasa percaya diri.
Terlalu fokus sama ‘beban’ tanggung jawab
Ayah memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam keluarga. Harus memberikan nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dll. Hal ini membuat Ayah kerja jumpalitan, banting tulang sampai nggak ingat waktu buat Si Kecil dan keluarga. Sebisa mungkin hindari kebiasaan seperti ini ya, Ayah..
Ingat, sebanyak apapun materi kalau jadinya nggak dekat sama anak istri secara emosional pasti berasa ada yang kurang. Jadi sediakan waktu untuk quality time bareng anak, setidaknya pas weekend bisa full main sama Si Kecil.
Kebiasaan mana nih yang pernah Ayah lakuin? Yuk, kita sama-sama belajar untuk nggak menerapkan hal buruk itu lagi, agar Si Kecil tumbuh dengan penuh kasih sayang 🙂