Ini lumayan ironi, sih – kalau terkadang, ketika sudah jadi pasangan resmi atau pasangan suami-istri, salah satu dari kita, kerap merasa tidak enak untuk bilang sesuatu tentang penampilan. Concern atau kekhawatirannya, tentu menjaga perasaan.
Tapi, apakah sehat jika seperti itu terus?
Halo Parents! Apa kabar hari ini? Semoga selalu dalam kesehatan dan segala urusannya dilancarkan, ya.
Dari judul dan prolog di atas, tentu Parents sudah bertanya-tanya tentang pembahasan kali ini ya? Jadi begini Parents, penampilan – kita sama-sama setuju terlebih dahulu kalau faktor ini adalah salah satu faktor penting dalam pergaulan kehidupan.
Penampilan yang sesuai – tidak melulu soal mewah, mahal, atau hiperbola lainnya – yang sesuai dengan tubuh dan nyaman dikenakannya, akan membuat kita terlihat begitu menghargai diri sendiri terlebih dahulu.
Nah, konsep ini terkait dengan konsep pergaulan seperti – jika ingin dihargai oleh orang lain, maka sebaiknya menghargai diri sendiri terlebih dahulu. Sehingga, kita sudah sama ya persepsinya, kalau penampilan – bukan hanya untuk pamer, tetapi setidaknya menghargai satu sama lainnya.
Biasanya, buat penampilan – kita akan all out. Berusaha tampil senyaman dan se-sesuai mungkin. Bersih, nyaman, aman, dan tidak salah kostum – sebaiknya jadi concern yang ditanamkan dengan baik ketika berpenampilan.
Kemudian, masalah baru untuk ‘berpenampilan’ biasanya muncul ketika kita sudah menjadi pasangan suami-istri. Kalau saat masih single – mungkin mau cuek dengan penampilan atau perhatian sekali dengan penampilan, akan jadi urusan masing-masing.
Tetapi, jika sudah berpasangan – nah, hal ini tentu akan saling berkaitan dengan masing-masing pasangan kita Parents. Contoh kasus sederhana, ada seorang suami yang datang ke kantor dengan kemeja yang terlihat kusut, ada kecenderungan respon yang muncul dari pemandangan itu adalah menanyakan keberadaan istrinya, mengapa sang suami bisa berpenampilan seperti itu.
Begitu pula sebaliknya – misalnya, ada seorang istri yang datang ke sebuah perkumpulan tetapi wajahnya terlihat kurang segar – ada kemungkinan respon yang muncul adalah menanyakan keberadaan atau bahkan kemampuan suami untuk mengurus istrinya.
Menghindari hal-hal seperti ini, maka fundamentalnya adalah komunikasi yang berintegritas antara suami dan istri. Komunikasi yang jujur dan terbuka, serta bisa membuktikan kebenaran dari informasi yang disampaikan – adalah hal penting dalam berkehidupan rumah tangga.
Apalagi untuk soal penampilan.
Seperti yang sudah disebutkan di prolog sebelumnya, kalau sepasang suami dan istri merasa tidak enakan untuk memberikan saran atau bahkan kritik yang membangun tentang penampilan masing-masing – inikan cukup ironi, Parents.
Komunikasi yang membangun, apalagi soal penampilan – mempunyai tujuan yang cukup jelas untuk ditelisik lebih dalam – menjaga marwah masing-masing pasangan. Dilansir dari IDN Times, setidaknya ada lima alasan mengapa kita harus tetap menjaga penampilan setelah menikah:
- Sebagai Bentuk Self-Reward
- Bentuk Usaha Menyenangkan Pasangan
- Mengutamakan Kesehatan
- Bentuk Kepercayaan Diri
- Menghargai Acara dan Orang Sekitar
Parents, agar perspektif kita semakin luas tentang menjaga penampilan setelah menikah, yuk kita tonton video di bawah ini, ya!