Parents tahu nggak istilah Ayah ASI? Iya, ada. Tujuannya untuk mendukung Ibu dan bayi agar sepenuhnya mendapat ASI eksklusif. Jadinya Ibu nggak merasa berjuang sendirian karena ada Ayah yang selalu mendukung dalam proses menyusui.
Peran Ayah ASI itu nggak sembarangan lho, menurut studi International Breastfeeding Journal (2013) yang dikutip Tirto, Ibu yang mendapat dukungan aktif dari pasangannya mendapat nilai lebih tinggi atas kepercayaan dan kemampuan menyusui.
Ini sama deh kayak yang Mammin alamin waktu baru menyusui. Nggak percaya diri kalau ASI-nya bakal banyak, belum lagi omongan-omongan orang lain yang nggak ngenakin soal menyusui. Semua bakal terhempas gitu aja ketika pasangan bilang:
“Tenang aja, ASI-nya pasti banyak dan bagus. Kamu tuh Ibu yang hebat, lagian kan ada aku yang bantuin kamu dan temenin nyusuin.”
Langsung deh jadi maju tak gentar buat menyusui si Kecil. Dukungan Ayah yang terus mengalir, membuat Ibu jadi semangat dan percaya diri buat nyusuin anak. Hal-hal kayak gini yang bikin stres dan rasa tertekan ilang, salah satu yang menghambat ASI itu ‘kan ya rasa stres.
Nah, supaya bisa jadi Ayah ASI buat Si Kecil dan istri? Gampang kok, modalnya tuh cuma cinta dan ketulusan hati. Kalau nggak percaya, nih Mammin kasih tahu..
1. Berikan Ibu pijatan di punggung atau kaki
Salah satu melancarkan ASI adalah dengan pijatan lembut dari sang Ayah. Terutama pijatan di bagian punggung atau pijat oksitosin yang bisa melancarkan keluarnya ASI, selain itu bikin istri jadi rileks juga.
Ayah bisa belajar melakukan pijat oksitosin lewat Youtube yang dipraktikan oleh bidan, konselor menyusui, ataupun dokter. Mammin pribadi sih, suka banget sama pijatan ini. Bener-bener melepas stres, apalagi kalau suami yang mijitin jadi makin asyik. Hehehe.
Pijatan di bagian kepala, pundak, tangan, dan kaki juga nggak kalah rileks. Sebenarnya sih yang bikin pijatan makin nikmat itu karena yang mijitin itu pasangan kita, apalagi kalau di sela-sela mijit dikasih kecupan kecil. Wahh.. banjir deh ASI-nya.
2. Siap siaga di samping Ibu
Kalau Ibu lagi nyusuin, Ayah ngapain? Nah, Ayah bisa perhatiin posisi duduknya waktu nyusuin, udah nyaman belum. Ambilin Ibu minum karena menyusui itu bikin haus dan lapar, lho.
Setelah nyusuin, sekali-kali tanyain mau dipesenin makan apa? Atau nggak langsung sediain cemilan. Selain itu, bisa bantu Ibu buat sendawakan si Kecil.
3. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah
Bayi yang masih full ASI dan belum MPASI, pasti akan sering sekali menyusui bahkan setiap dua jam. Mengutip Alodokter, dalam sehari Ibu bisa menghasilkan sekitar 450 – 1200 ml ASI untuk itu tubuh akan membakar sekitar 300-800 kalori per harinya.
Mammin rasain sih setiap abis nyusuin itu lapar haus dan lemas 😀 apalagi kalau ditambah begadang semalaman, rasanya ampunnn 😀 Jadi buat para Ayah, kalian bisa bantu Ibu untuk bantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Jangan sampai Ibu kelelahan dan stres terus ASI-nya menurun, Ibu harus jaga kesehatan supaya bisa terus menyusui si Kecil dengan optimal 🙂
4. Mengajak main Si Kakak
Saking gemes dan penasarannya Si Kakak suka lihatin adik yang baru lahir, terus pas lagi nyusuin Si Kakak suka nanya-nanya atau godain Adiknya, akhirnya gagal nyusu. Si Kecil merasa banyak distraksi, laper tapi kok ada yang berisik…
Makanya saat Ibu menyusui, Ayah bisa ajak main Si Kakak dulu, supaya Ibu dan bayi bisa tenang dan rileks. Menyusui kan waktu bonding Ibu dan anak juga, jadi nggak boleh banyak diganggu kalau lagi berduaan. Hehe.
5. Dorong untuk mendapatkan bantuan spesialis
Lika-liku menyusui pasti ada aja, tiba-tiba payudara bengkak, atau si Kecil mendadak nggak mau nyusu. Hal pertama yang Ayah lakukan adalah menenangkan Ibu untuk nggak terlalu panik.
Lalu, coba cari informasi tentang keluhan menyusui dari sumber yang kredibel. Kalau masih bingung, segera konsultasikan ke konselor laktasi, yah.
Kunci Ibu lancar menyusui adalah memberikannya rasa bahagia dan bahagia itu bisa dari hal-hal sederhana, misalnya dengan suami mau menjadi Ayah ASI.