Perceraian yang terjadi pada sebuah pasangan, tentu akan membawa berbagai dampak, salah satunya pengalaman emosional pada anak.
Ketika keputusan untuk berpisah sudah bulat, maka kondisi ini menjadi momen yang paling sulit untuk anak.
Terlebih, jika anak masih di bawah usia dewasa. Tentu, akan sulit menjelaskan bagaimana maksud atau arti dari perceraian ini.
Jika menjelaskannya tidak tepat, kemungkinan untuk anak punya rasa negatif kepada salah satu orangtua menjadi besar.
Jika anak sudah punya rasa negatif kepada salah satu orang tua, maka kemungkinan besar lainnya adalah anak mempunyai frame atau bingkai tersendiri terhadap orangtuanya.
Anak punya kondisi emosional yang masih labil. Untuk mencerna keputusan bercerai, tentu sulit untuk mereka.
Jadi, bagaimana menjelaskan perceraian ke anak?
Menurut Psikolog Klinis Maria Fionna Callista, ada beberapa cara penyampaian kabar perceraian yang penting untuk mencegah dampak emosional negatif pada anak.
Beberapa caranya adalah:
1. Jujur
Sederhana sekali, tetapi jujur adalah pondasi utamanya. Akan tetapi, yang perlu kita ketahui adalah penyampaiannya yang tidak bisa disamaratakan.
Penggunaan bahasa menyesuaikan usia dan tingkat kedewasaan anak. Jika anak sudah beranjak dewasa, maka komunikasi lebih terbuka adalah cara yang bijak untuk menyampaikan soal perceraian tersebut.
2. Tidak menyalahkan salah satu pihak
Menghadapi keputusan perceraian, anak tidak seharusnya menjadi penengah atau diminta untuk memihak.
Sehingga, Parents bisa menggunakan kalimat-kalimat yang tidak menyudutkan. Fionna mengimbau orangtua yang ingin memberitahukan anak soal perceraian, fokus ke keputusan tersebut adalah hasil kesepakatan bersama.
3. Bukan salah anak
Parents, poin ketiga ini juga tidak kalah penting. Hal yang perlu ditekankan adalah keputusan perceraian tersebut bukan karena salah anak.
Hal ini penting untuk disampaikan agar kepercayaan dirinya tetap terjaga dan mencegah rasa bersalah.
4. Rasa sayang tidak berubah
Setelah bercerai, salah satu ketakutan anak paling besar adalah kehilangan rasa sayang orangtuanya.
Fionna menyebutkan, menegaskan ke anak tentang rasa sayang orangtua yang tidak berubah adalah hal yang juga sama pentingnya.
Tapi, hal ini butuh komitmen dari Parents. Walau berpisah, namun kasih sayang kepada anak harus tetap terjaga utuh.
5. Rutinitas tidak berubah
Kalaupun berubah, sebaiknya tidak signifikan Parents. Hal ini penting dilakukan agar anak tetap merasa aman untuk rutinitasnya.
Sehingga, kehadiran sampai waktu berkualitas dan komunikasi dari kedua orangtua tetap dilakukan untuk anak.
Parents, beberapa hal mungkin tidak bisa dimengerti oleh banyak orang, termasuk keputusan untuk bercerai. Maka, ada baiknya untuk benar-benar memikirkan matang-matang keputusan ini, terlebih setelah keputusan ini dibuat.
Terutama untuk anak. Secara kondisi emosional, mereka kerap tidak stabil.