Pijat bayi dapat memberi berbagai manfaat, baik untuk bayi maupun orangtua. Nah, supaya bayi merasakan manfaatnya secara optimal, ada beberapa hal yang perlu Ayah dan Ibu perhatikan. Berikut informasi seputar pijat bayi dari infant massage instructor, Tantan Kuswandi.
Kapan waktu yang tepat buat memijat?
Pemilihan waktu yang tepat untuk pijat bayi bukan dilihat dari pagi atau sore hari, sebelum atau sesudah mandi dan patokan lainnya. Menurut Tantan, pijat bayi bisa dilakukan kapan saja, asalkan si kecil dalam kondisi quiet but alert. Yaitu saat bayi terjaga dan dalam keadaan tenang atau rileks.
Dalam keadaan terjaga, bayi bisa merasakan langsung interaksi dengan orangtuanya. Sementara kondisi yang tenang memungkinan tubuh bayi merespon pijatan dengan baik.
Untuk durasinya tidak perlu terlalu lama yang penting efektif. Yaitu sekitar 6-12 menit untuk bayi berusia di bawah 6 bulan dan 10-15 menit untuk bayi yang usianya di atas 6 bulan. Sesuaikan juga durasi pijat dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing bayi agar mereka tetap nyaman .
Stop pijat saat bayi menangis
Infant massage merupakan bentuk stimulasi yang harus dikerjakan dengan suasana menyenangkan. Jadi, kalau bayi menangis, sebaiknya aktivitas ini dihentikan dulu. Ayah dan Ibu bisa mengecek apakah bayi buang air, lapar atau bayi tidak nyaman dengan pijatannya. Kalau bayi sudah tenang, pijatan baru dapat diberikan lagi.
Hal ini berbeda jika bayi diurut oleh paraji atau tukang urut tradisional. Dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dijelaskan, urut tradisional lebih bertujuan untuk menyembuhkan penyakit. Jadi, terkadang demi tujuan itu, bayi tetap dipijat walaupun dalam kondisi menangis. Karena mungkin saja dia merasakan sakit dari pijatannya.
Gunakan minyak alami
Tantan menyarankan agar orangtua sebaiknya tdak menggunakan minyak telon untuk memijat. Karena pada sebagian bayi, kandungan bahan kimia di minyak telon berpotensi menimbulkan iritasi kulit.
Untuk itu, orangtua dapat memakai minyak dari bahan alami seperti extra virgin coconut oil, grape seed oil dan olive oil. Dilansir dari BabyCenter, minyak alami mengandung asam linoleat dan kandungan antioksidan yang bagus untuk kulit bayi. Selain minyak, orangtua juga dapat menggunakan pelembab bayi yang juga berbahan alami.
Pijatannya dimana saja?
Menurut Tantan, ada tiga bagian tubuh utama dalam pijat bayi, yaitu telapak kaki, perut dan punggung. “Awalnya di telapak kaki, karena di sini ada titik reseptor yang berhubungan sama fisik dan psikologis bayi. Terus ke perut, untuk melancarkan sistem pencernaan dan bisa juga menenangkan emosi bayi,” jelas Tantan pada Parentalk.
“Bagian yang penting berikutnya yaitu punggung. Di sepanjang tulang belakang itu tempat bersarang virus dan bakteri yang mengganggu kesehatan bayi. Pijatan di punggung juga bisa lebih lama, karena biasanya bayi betah dipijat bagian punggungnya,” tambah Tantan.
Selain tiga bagian tubuh tersebut, orangtua juga dapat memberi pijatan di bagian tangan, tungkai kaki dan wajah bayi agar hasilnya lebih optimal.
Pijat sebaiknya dilakukan orangtua sendiri
Meski saat ini ada banyak baby spa atau terapis pijat khusus bayi, Tantan menyarankan agar orangtua memijat bayinya sendiri. Orangtua bisa melakukannya tiap hari, misalnya sesudah bayi mandi atau sebelum tidur. Pastikan saat memijat, kondisi Ayah dan Ibu dalam keadaan senang sehingga bayi bisa ikut ‘ketularan’ bahagia.
Saat pijat, hindari keberadaan gadget seperti televisi, handphone atau musik dari MP3 agar bayi dan orangtua bisa saling fokus. Sebagai gantinya, Ayah dan Ibu bisa bernyanyi atau memainkan mimik wajah dan suara di depan si kecil. Dengan begitu, bayi dan orangtua bisa menikmati quality time selama pijat.
Tantan mengingatkan agar saat memijat, sebaiknya orangtua tidak perlu terlalu pusing memikirkan teknik pijatnya. Karena yang penting, Ayah dan Ibu menyampaikan rasa sayang lewat sentuhan-sentuhan lembut yang nyaman buat tubuh si kecil.
(Dyah/Shutterstock)