Gaya pengasuhan sangat berpengaruh pada karakter anak di masa depan. Maka itu, penting sekali untuk kita memahami soal pola asuh yang benar dan tepat untuk si Kecil. Jangan sampai kesalahan kita berdampak besar, sehingga menumbuhkan sikap buruk pada anak seperti menjadi pembully.
Menurut psikolog anak Monica Sulistiawati, M.Psi, pada umumnya anak yang menjadi pembully kekurangan apresiasi dan kasih sayang dari orang tuanya. Ini membuat anak merasa insecure dan haus pembuktian, yang membuatnya berani melakukan bullying pada orang lain.
Apa saja pengasuhan yang perlu dihindari agar anak gak menjadi pembully? Berikut penjelasannya.
Sering mengkritik fisik
Terkadang orang tua memiliki ekspektasi pada anak, ingin anak berpenampilan menarik, lebih rapi, dsb. Hanya saja orang tua kurang memahami cara menyampaikan saran dengan baik. Hasilnya terkesan menghina, merendahkan, bahkan membuat anak malu.
Terlebih, orang tua yang kerap mengkritik tampilan orang lain di depan anak. Ini seakan mengajarkan bahwa mengkritik fisik orang lain adalah hal yang diperbolehkan dan biasa.
Kurang diperhatikan
Ketika anak menghasilkan sesuatu yang ia banggakan, justru orang tua malah menyepelekan. Bahkan anak juga merasa kurang diberikan kasih sayang, tentu ini membuatnya sedih dan mencari-cari perhatian termasuk dengan melakukan kekerasan pada temannya.
Orang tua menjadi pembully anak
Orang tua adalah panutan pertama bagi anak, apa yang dilakukan orang tua sangat berpotensi ditiru. Orang tua yang kerap melakukan kekerasan verbal, terlalu mengkritik anak, dan gak menghargai perkembangan anak berpotensi membuat si Kecil menjadi pembully. Ia merasa hal itu boleh dilakukan sekaligus membalas dendam terhadap perilaku orang tua kepadanya.
Parents, sudahkah kita memperbaiki diri agar si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang baik?