Parents, gangguan mental bisa dialami oleh siapa aja termasuk anak-anak. Penyebabnya bisa kombinasi dari beberapa faktor yaitu biologi, psikologis, dan sosial. Termasuk pola asuh yang diterapkan berpengaruh besar terhadap kesehatan mental anak.
Dikutip Halodoc, jurnal Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health, pola asuh yang nggak tepat seperti kurangnya kehangatan secara emosional, tingginya tingkat kritik dari orang tua, atau overprotektif dapat meningkatkan gejala gangguan kesehatan mental.
Gangguan tersebut umumnya ditandai rasa takut yang kuat akan pengabaian atau ketidakstabilan. Biasanya akan muncul pada masa dewasa awal, namun pengalaman pada masa kecil sering jadi penyebab di baliknya. Maka pola asuh berperan terhadap kesehatan mental.
Lantas, pola asuh seperti apa sih yang bisa menyebabkan gangguan mental pada si Kecil di kemudian hari? Berikut tipe pola pengasuhan yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan mental berdasarkan penjelasan dr. Vivi Syarif, SpKJ.
Abusive
Kekerasan yang dilakukan orang tua pada anak baik secara fisik, seksual, verbal, dan emosional itu akan berdampak pada kondisi mental anak. Orang tua yang melakukan kekerasan terus menerus mengkritik, mempermalukan, memukul, mencaci anak atau meremehkan, mengabaikan, mengisolasi, bahkan sampai menolak kehadiran anak.
Dampak yang dialami oleh anak yang mengalami kekerasan akan menjadi rendah diri, mengalami trauma berkepanjangan, sakit fisik, sulit berinteraksi dengan orang lain, dan bisa bersifat agresif.
Neglect
Neglect atau menelantarkan anak dapat membuatnya memiliki masalah mental. Orang tua cenderung hanya memikirkan dirinya sendiri dan melepas tanggung jawab terhadap anaknya. Mereka nggak peduli terhadap kebutuhan anak baik itu kasih sayang, perhatian, dan kehadiran. Mungkin secara materi dapat terpenuhi, tapi kebutuhan emosional dan lainnya untuk anak nggak pernah dilakukan.
Dikutip Halodoc, trauma anak yang ditelantarkan dapat terbawa seumur hidup. Mereka akan mengalami depresi, sulit mengendalikan emosi, mendapat pendidikan yang rendah, kesulitan bersosialisasi, sampai gangguan kejiwaan.
Perfectionist
Sebagai orang tua tentu kita ingin anak bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya, namun ini menjadi salah langkah bagi orang tua yang perfeksionis. Apa yang dilakukan anak selalu dianggap salah, terlalu banyak kritik, dan selalu menuntut anak untuk melakukan sesuatu secara sempurna.
Pola asuh tersebut akan membuat anak selalu merasa nggak cukup dalam dirinya, suka mengontrol orang lain, dan sangat takut melakukan kesalahan. Ia juga akan sering menyalahkan dirinya sendiri, sering merasa cemas, dan mudah emosi.
Overprotective
Orang tua terlalu sayang pada anak sampai melarang anak untuk melakukan hal apapun. Semua hal tentang anak baik itu dari kebutuhan sampai hal kecil lainnya ditangani oleh orang tua, ini membuat anak nggak punya kesempatan untuk mandiri atau mencoba mengalami kegagalan karena semua serba diurus oleh orang tuanya.
Segala sesuatu yang berlebihan memang ada dampaknya, overprotective terhadap anak dapat membuatnya menjadi penakut dan nggak percaya diri. Selain itu berisiko menjadi korban bully, sulit mengatasi masalahnya sendiri, nggak bisa mandiri, sampai-sampai nggak siap menghadapi kehidupan.
Parents, itulah pola asuh yang memberikan dampak negatif pada kondisi mental anak. Jadikan ini sebagai peringatan agar bisa memberi pola pengasuhan yang lebih baik untuk si Kecil.
Bagi orang tua yang pernah mendapatkan pola pengasuhan seperti itu, silakan berkonsultasi ke profesional kesehatan mental. Semoga kita bisa sama-sama menjalani proses penyembuhan dari segala trauma masa lalu. Dengan kondisi yang sehat kita bisa melakukan pola asuh yang baik untuk anak-anak kita 🙂
Semangat, Parents!