Dalam rumah tangga itu ada aja masalahnya ya, Parents. Rasanya tuh pingin curhat tapi rasanya serba salah, takut nanti malah dianggap buka aib pasangan ataupun menjelekkan keluarga sendiri. Padahal tuh maksudnya nggak kayak gituu..
Ya cuma pingin cerita keluh kesah aja, kalau dipendam sendiri terus kan nggak enak, nanti malah bikin makin stres. Bumin Nucha mengalami hal yang sama juga kok, bingung kalau mau curhat soal rumah tangga tuuhh sensitif.
Namun kenyataannya curhat itu berdampak pada kesehatan mental, lho. Dikutip Halodoc, curhat bisa memberikan rasa tenang dan nggak merasa sendirian, serta merasa mendapat dukungan dari orang sekitar.
Berhubung curhat masalah rumah tangga itu sensitif, sebaiknya kita memperhatikan beberapa hal dulu ya, biar nggak nambah masalah. Bumin kasih tau soal etika curhat masalah rumah tangga biar nggak keceplosan dan kelewat batas pas cerita 😀
Pastikan curhat kepada orang yang tepat dan dipercaya
Iya dong, curhat masalah keluarga jangan sampai tetangga sama tukang sayur kompleks itu tahu. Nanti yang ada kita juga yang malu kalau semua orang tahu masalah rumah tangga kita. Huhu.. jangan sampai deh cuma dijadiin bahan gosip.
Pastikan kita curhat dengan orang yang netral dan tetap berhati-hati dalam menyampaikannya. Khawatir kalau kita curhat dengan orang yang nggak tepat akan memperkeruh keadaan.
Bila rasanya nggak ada satupun yang bisa berpihak netral ataupun bisa dipercaya, Parents bisa kok curhat dengan psikolog ataupun konseling pernikahan.
Nggak menceritakan kehidupan seksual
Membagikan kehidupan seksual pasangan pada orang lain dapat merusak hubungan yang sudah terjalin. Selain itu, secara nggak sadar kita telah mempermalukan diri sendiri dan pasangan pada orang lain.
Hubungan seksual adalah urusan intim yang nggak sebaiknya menjadi konsumsi publik, termasuk teman dan keluarga. Kecuali memang Parents menceritakan masalah seksual ini pada pakarnya karena alasan medis.
Membeberkan kondisi keuangan pasangan
Apapun keluhan keuangan yang pasangan miliki, baik itu pendapatan pasangan, utang-piutang atau masalah investasi sebaiknya nggak diceritakan ke orang lain ya, Parents. Ini informasi yang sangat sensitif dan rahasia.
Kondisi finansial yang baik ataupun buruk akan tetap menjadi pembicaraan orang lain bila mereka tahu. Jangan sampai kondisi keuangan keluarga menjadi konsumsi publik, ini bisa membuat pasangan malu ataupun mengganggu harga diri keluarga.
Menceritakan sikap mertua
Sikap mertua memang berbagai macam ragam, ya 😀 namun memang ada juga sih yang sampai mencampuri urusan rumah tangga atau bersikap kurang menyenangkan. Sebaiknya kita nggak menceritakan masalah ini pada orang lain dengan blak-blakan, bagaimanapun mertua juga orang tua kita, kan?
Bila Parents memang ingin bercerita tentang masalah mertua, ceritakan saja pokok masalahnya tanpa menceritakan secara detail. Misalnya “Mertuaku terkadang jutek, sebaiknya bagaimana ya menyikapinya?” Nggak perlu kita ceritain lengkap, apalagi pakai part 1 sampai part 5 😀
Parents, itu dia ya etika curhat dalam masalah rumah tangga, agak sulit sih memang, mau cerita ungkapin unek-unek tapi harus masih ada yang ditahan. Begitulah dalam rumah tangga, kita harus benar-benar menjaga nama baik dan harga diri keluarga.
Boleh curhat mengungkapkan kegundahan dalam hati, tapi pastikan teman curhat kita itu dapat dipercaya dan mampu memberikan solusi yang baik. Kalau misalnya merasa nggak ada seorang pun yang bisa dipercaya untuk cerita, nggak apa-apa curhat aja ke psikolog 🙂
Inget yang tadi Bumin Nucha bilang, curhat itu memberikan dampak positif pada diri kita, asalkan tetap bijak ya dalam mencurahkan isi hati.