“Kak…jangan digigitin dong kukunya…”
Kita sering mendengar kalimat di atas, atau bahkan kita sendiri yang melontarkannya ke anak lantaran anak asyik sekali menggigiti kukunya. Parents, kebiasaan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Walau sebagian orang menganggap hal ini tidak berbahaya, tetapi jika berlebihan, tentu ada dampak yang akan diterima anak.
Onikofagia, adalah istilah untuk kondisi seseorang yang punya kebiasaan menggigiti kuku. Tapi, Parents perlu memahami mengapa anak melakukan hal ini. Ada beberapa hal yang berkemungkinan menjadi alasan anak menggigiti kuku, seperti:
Ada Gangguan Kecemasan
Secara pengaruh eksternal, beberapa bentuk tayangan, baik di televisi, media sosial, dan layanan berlangganan, mempertunjukan adegan seseorang yang cemas, kerap sekali lengket dengan menggigiti kuku.
Tidak heran sedikit banyaknya anak-anak mengikuti hal ini. Tapi, asisten professor pediatri di Wake Forest School of Medicine, Amerika Serikat, Kimberly Montez, dilansir dari Kumparan – Kimberly menyebut kebanyakan anak menggigit kuku untuk menenangkan diri mereka.
Keselarasan ini sebenarnya tidak menandakan hal yang baik, karena memang menunjukan kecemasan. Parents, kecemasan bisa dikarenakan banyak hal. Oleh karena itu, perlu treatment khusus, terutama ke anak-anak, agar bisa meredam atau bahkan mengendalikan rasa cemas tersebut.
Anak Bosan, Lalu Gelisah
Parents, anak-anak pada umumnya cepat sekali mengalihkan atensi mereka pada sebuah objek. Ini membuat sebagian anak mengalami kesulitan untuk mempertahankan fokus. Distraksi seperti mainan, smartphone, dan hal terkait lainnya menjadi beberapa penyebab utama.
Terlebih ketika mereka dibuat untuk menunggu sesuatu, tentu mereka akan bosan lalu gelisah. Nah, menggigit kuku menurut mereka menjadi aktivitas yang menenangkan di antara kegelisahan itu.
Perfeksionisme
Hal yang satu ini cukup mengagetkan ya, kalau dua poin sebelumnya menunjukan hal yang kurang baik, tapi ketika anak menggigiti kuku bisa menandakan perfeksionisme.
Preferensi Pribadi
Parents, terlepas dari beberapa hal yang sudah disebutkan di awal sebelumnya, bisa jadi ketika anak menggigiti kuku adalah preferensi pribadinya sendiri. Artinya, anak memang tidak suka memiliki kuku yang panjang.
Tetapi, untuk memendekannya, mereka mengambil ‘jalur’ cepat yaitu digigiti saja. Yang terpenting kuku mereka tidak panjang.
Poin yang perlu menjadi catatan bersama adalah menggigiti kuku juga membawa dampak buruk. Hal-hal yang sudah dijelaskan di atas sebelumnya menjadi acuan saja – tetapi, dampak yang diterima anak yang harus kita ketahui bersama.
Infeksi
Memang pada akhirnya, sesuatu yang berlebihan pasti akan tidak baik. Sama seperti menggigiti kuku, di mana ini bisa merusak kutikula atau pun kulit di sekitarnya. Kita mungkin tidak sadar jika mulut juga menganduk kuman, di mana menggigiti kuku bisa meningkatkan potensi risiko paronikia atau infeksi kulit di sekitaran kuku.
Montez menyatakan jika kulit di sekitar kuku memerah, terasa nyari, bahkan mengeluarkan cairan, maka harus segera diperiksakan ke dokter.
Parents, kuku juga bisa jadi tempat berkembang biaknya cacing kremi. Jadi, ketika anak sering menggigiti kuku, maka sama saja seperti memasukan cacing kremi ke dalam tubuh.
Gigi Akan Bermasalah
Menggigiti kuku tidak hanya akan membawa masalah pada kuku dan kulit sekitarnya saja, tetapi juga pada gigi. Sadar atau tidak bahwa ketika anak menggigit kuku, kekuatan gigitannya bervariasi, tetapi jika sampai mengoyak, kuku dan kulitnyan akan luka, begitu juga gigi anak tentu akan terpengaruh.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa kebiasaan menggigit kuku dapat menyebabkan kerusakan gusi dan akar gigi.
Kesehatan Mental Terganggu
Seperti soal kecemasan dan akhirnya menggigit kuku, ternyata ini bisa jadi acuan kalau kesehatan mental sedang terganggu. Parents, dilansir dari Kumparan – menggigit kuku bisa jadi pertanda anak mengalami depresi atau kecemasan.
Karena ketika anak menggigit kuku, bisa jadi ini adalah mekanisme pertahanannya mereka agar lepas dari kecemasan atau hal terkait lainnya.
Jadi Parents kita tahu bahwa tingkat bahaya menggigit kuku itu cenderung rendah, tetapi ada baiknya untuk anak diarahkan agar tidak melakukan hal tersebut.