Nothing is perfect in this world. Kutipan ini cocok banget buat nyadarin kita akan yang pengennnn banget jadi sosok sempurna buat si Kecil. Kenyataannya, sering kali kita ditampar realita bahwa di dunia ini nggak ada orang tua yang sempurna.
Bumin rasa, kesalahan orang tua nggak melulu soal pengasuhan kok, tapi ada juga kesalahan lain yang sangat berdampak ke si Kecil. Misalnya anak melihat perselingkuhan, pertengkaran di rumah yang menimbulkan perceraian, atau bahkan bisa juga dengan adanya skandal yang tersebar di media sosial.
Memang tak ada gading yang tak retak. Udah sama anaknya selalu suportif, tapi sama pasangannya kurang harmonis. Ada yang kelihatan keluarganya kompak tapi semuanya hancur karena adanya pengkhianatan
Emang sih, sebenarnya itu masalah orang tua, urusan orang dewasa. Tapi mau nggak mau anak sering jadi korban akibat kesalahan orang tua. Apalagi kalau orang tuanya cukup dikenal atau public figure bisa lebih berat lagi dampaknya.
Anggaplah kalau orang tuanya nggak terkenal, palingan yang ganggu anaknya teman sekolah atau tetangga, udah. Namun kalau orang tuanya sosok terkenal bisa kena ‘serangan’ dari masyarakat atau netizen, bahkan si Kecil kena imbas sanksi sosial.
Terus kebayang, gimana ya, anak-anak yang misalnya ngeliat orang tuanya bertengkar hebat. Ada juga yang nggak bisa ketemu Ayah atau Ibu karena rebutan hak asuh. Belum lagi kesalahan orang tua karena perselingkuhan yang bikin banyak hal jadi berantakan.
Bumin nggak maksud ngerasa sempurna ya, cuma sebagai Ibu yang punya anak jadi mikirnya ke situ. Sampai pernah mikir juga, kalau aku di posisi orang tua yang bikin kesalahan itu, gimana ya, anak-anak gimana.
Ketika si Kecil ngeliat sendiri kalau kita ngelakuin hal yang nggak baik, pastinya dia jadi bingung. “Kata Ayah, nggak boleh ngecewain Ibu, tapi kok Ayah bikin nangis Ibu?”
Menurut psikolog klinis Monica Sulistiawati. M.Psi, yang menjadi tantangan adalah ketika kesalahan orang tua terjadi kemudian terlalu blow up. Kadang kala masyarakat dan netizen terlalu mencecar sehingga anak merasa sulit dapat perlindungan.
Hmm… jadi tuh sebenarnya dampak kesalahan orang tua akan lebih besar kalau sosial sudah ikut campur. Justru ini bisa lebih bahaya, sedangkan kalau dalam keluarga sendiri akan lebih punya support system.
“Salah satu pihak orang tua melakukan kesalahan, support system-nya pasti ada. Si Kecil pasti dilindungi tapi kemudian anak keluar dari lingkungan keluarga atau rumah, itu harus benar-benar kita batasi. Anak itu punya hak untuk dilindungi,” jelas Mbak Monica.
Dampak perceraian orang tua pada anak
Kebayang sihh, omongan orang itu emang suka bikin drop dan over thinking. Setuju nggak, Parents? Ya kalau kesalahan orang tua yang tahu cuma internal keluarga, pasti akan saling memperbaiki dan segera ditangani.
Misalnya, orang tua sudah menemukan jalan paling baik adalah bercerai. Pasti Kakek Nenek, saudara dekat, bahkan kita Ayah atau Ibu akan memberikan dukungan ke si Kecil. Gimana supaya anak nggak ikut sedih, gimana supaya hati dan jiwanya tetap penuh dengan kasih sayang, dsb.
Toh, jelek kata orang tua lagi depresi menghadapi perceraian, pasti kan ada keluarga yang membantu agar si Kecil tetap menjalani hari-harinya dengan baik. Namun ini semua akan sangat berbeda kalau masyarakat atau khalayak banyak tahu soal kesalahan orang tua.
Ya secara langsung nggak langsung akan jadi korban. Bisa dibully sama teman-temannya, belum lagi kalau ada tetangga yang usil, itu dampak traumanya lebih besar bagi si Kecil.
“Ketika si Kecil beranjak keluar dari lingkungan keluarga. rumah, itu harus benar-benar kita batasi (jaga). Anak itu punya hak untuk merasa aman, dilindungi, memperoleh pendidikan yang semestinya, boleh bermain dengan bebas tanpa diejek dan dirundung,” kata Mbak Monica.
Walaupun kita sudah berusaha untuk menjaga semuanya, tetap aja faktanya orang tua yang sedang ada masalah dalam hubungan adalah kondisi yang nggak baik. Sedikit banyak pasti ada dampaknya.
Biasanya di awal si Kecil akan merasa bingung, tadinya bareng sama Ayah Ibu sekarang jadi masing-masing. Apalagi di depan anak seperti nggak ada konflik, jadi akan bingung lalu merasa sedih kemudian muncul perasaan kosong yang mungkin nggak bisa diceritain seperti apa.
Beda ya, sama kita yang bisa cerita ke sahabat dekat atau keluarga dekat untuk mencurahkan isi hati kita. Sedangkan anak-anak yang belum remaja ini, merasa kesulitan dalam menanggapi rasa sedih dan kecewanya karena perceraian orang tua.
Setiap anak juga punya waktu healing yang berbeda. Ada yang bisa mengatasi rasa kecewanya dengan waktu singkat, ada juga yang butuh waktu panjang. Seandainya emosi nggak teratasi dengan baik dampaknya justru akan membesar. Misalnya si Kecil jadi menarik diri, timbul rasa malu, sensitif berlebihan karena orang tua yang nggak lengkap. Kondisi anak bisa makin memburuk dengan rentan terhadap depresi, ini disebabkan perasaan emosional yang terus menumpuk.
Berikan si Kecil pemahaman
Kesalahan orang tua biasanya menganggap bahwa anak nggak mengerti apa yang sedang terjadi. Padahal perasaan anak itu sensitif banget, lho.
Sebisa mungkin orang tua berikan perhatian dan pemahaman ketika ada masalah akibat kesalahan. Bahasanya disesuaikan dengan usia anak, berikan penjelasan yang mudah dimengerti si Kecil.
Parents, menjadi orang tua memang berat tapi bahagianya tak terhingga. Justru yang si Kecil butuhkan bukan orang tua yang sempurna tapi yang selalu memberikannya kenyamanan dan kebahagiaan.
Kita bisa aja melakukan kesalahan, bisa juga anak membuat kita kecewa, apa penyembuhnya? Rasa sayang dan perhatian yang utuh dalam kondisi apapun.