Perihal kesehatan dan kebersihan gigi adalah hal sederhana yang terkadang terlewat dari pengawasan kita, sebagai orang tua. Dampaknya, jelas – kesehatan gigi terganggu, terlihat dari karies gigi yang didapati di anak umur 1-3 tahun.
Hai hai, Parents! Apa kabar hari ini? Semoga selalu sehat dan lancar-lancar saja, ya.
Dari judul dan prolog singkat di atas, sudah terlihat jelas bahwa kali ini kita akan membahas soal kesehatan gigi anak. Memang sih, hal seperti kesehatan gigi anak adalah hal sederhana untuk dipahami dan diterapkan, tetapi terkadang suka terlewat begitu saja.
Misalnya, lolosnya anak dari jadwal sikat gigi rutin, apalagi si anak habis makan yang manis-manis dan tidak sikat gigi. Risiko kesehatan gigi pastinya sudah menanti. Atau yang paling terlihat jelas adalah karies gigi anak sedari dini.
Kalau dibiarkan begitu saja, tentu ada risiko jangka panjang untuk kesehatan mulut dan gigi yang akan dihadapi anak nanti. Kesehatan mulut dan gigi yang terganggu hanya menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Hal-hal seperti ini begitu terkait dengan fakta yang ada…
Pada tahun 2018 lalu, Riskesdas atau Riset Kesehatan Dasar menunjukan data di mana prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini masih sangat tinggi, saking tingginya, sampai mencapai 93%. Ini artinya, hanya 7% anak Indonesia yang bebas dari karies gigi.
Dari data ini, sepertinya target dari FDI atau Federation Dental International dan WHO sulit untuk dicapai, di mana targetnya adalah membebaskan anak usia 5-6 tahun dari karies gigi di setiap negara. Setidaknya pembebasan ini mencapai angka atau proses 50%.
Akan tetapi, fakta tersebut juga mengalami pergeseran. Dari laman sehatnegeriku di situs Kementerian Kesehatan, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg. Widyawati, MKM mengungkapkan bahwa atensi dan kebiasaan merawat kesehatan gigi mulut naik karena COVID-19.
Tapi, memang perlu adanya deteksi dini untuk karies gigi…
Parents, sebelum kita lanjut lebih dalam mengupas bahasan kali ini, mari kita ketahui dulu apa sih karies gigi itu.
Karies gigi merupakan salah satu penyakit pada gigi akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi ini bersifat irreversible atau tidak dapat kembali lagi. Karies gigi terjadi karena demineralisasi di mana kadar mineral pada gigi berkurang sehingga berpotensi membentuk kavitas atau lubang pada gigi.
Nah, ada fakta menarik nih Parents soal karies gigi. Kita perlu ketahui bahwa gigi yang terdapat bercak putih dan garis hitam memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami gigi berlubang dibanding gigi dengan tanpa bercak putih dan garis hitam.
Lalu, bagaimana deteksi dini untuk mencegah karies gigi?
Salah satu tindakan preventif adalah mengantarkan anak ke dokter gigi untuk pemantauan infeksi baru, atau bisa dengan pemberian perlindungan dengan menerapkan aplikasi Fluoride. Akan tetapi, jangan sampai melupakan langkah fundamental yang bisa dilakukan di rumah, yaitu:
Kembali membiasakan penerapan menyikat gigi 2-3 kali dalam sehari, terlebih jika anak habis makan yang manis-manis. Tentunya, dengan pasta gigi yang mendukung tindakan preventif ini ya, Parents.
Sebentar, apakah hanya dengan mengurangi makanan yang manis-manis?
Dilansir dari laman lain di situs Kementerian Kesehatan, selain menjaga asupan makanan yang manis-manis, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan oleh Parents sebagai tindakan preventif untuk kesehatan gigi dan mulut anak, seperti:
- Mengurangi penggunaan dot – untuk anak umur 2-5 tahun
- Batasi asupan jus, asupan jus yang berlebihan cenderung berpotensi kerusakan gigi, lho.
Kemudian, apakah hanya karies gigi yang menjadi ancaman?
Parents, selain karies gigi yang perlu kita hindari, masih ada beberapa gangguan kesehatan gigi dan mulut anak yang perlu diwaspadai, seperti:
- Infeksi dan radang gusi
- Sariawan, sampai…
- Gigi patah
Pada akhirnya, kita memang perlu sekali mengetahui apa saja yang masuk ke mulut anak. Semisalnya saat sikat gigi, pastikan menggunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut, sehingga mengurangi risiko infeksi dan radang gusi.
Lalu, saat anak sedang bermain, baik bermain di dalam rumah atau di luar rumah – pastikan kita mengetahui permainan yang sedang dimainkan sesuai dengan kemampuan anak, dalam artian tidak ekstrem dan tidak berisiko tinggi.
Banyak kasus terjadi anak gigi patah karena bermain. Hal ini yang perlu kita jaga bersama-sama ya, Parents.
Nah, untuk mengetahui soal kesehatan gigi dan mulut anak, kita bisa lihat sama-sama obrolan di bawah ini, ya!