Ayah yang bekerja jauh dan jarang ada di rumah bukan alasan untuk tidak memiliki quality time bersama anak-anak. Di tengah keterbatasan waktu yang mereka punya, Ayah harus mengupayakan berbagai cara agar bisa tetap dekat dengan anak. Untuk itu, saya bertanya pada Cendy Herdiana pekerja swasta di suatu pertambangan, serta Rizki Abadi video jurnalis di satu televisi swasta.
Rizki memiliki jam kerja hingga lebih dari 12 jam dan terkadang ditugaskan selama satu-dua minggu di luar kota. Sementara Cendy hanya punya waktu seminggu dalam satu bulan untuk menghabiskan waktu dengan keluarga. Berikut cara mereka membangun kedekatan dengan anak di tengah keterbatasan waktunya.
Video call
Kemajuan teknologi memungkinkan kita punya banyak cara untuk komunikasi. Salah satunya lewat video call. Cara ini memungkinkan kita untuk melihat langsung keadaan keluarga di rumah. Jadi walaupun jauh, seolah kamu merasa dekat dengan mereka.
Tapi untuk melakukan aktivitas ini, tentunya perlu didukung sinyal yang kuat. Cendy mengaku hampir setiap hari berkomunikasi dengan keluarga. Walaupun dia harus berjuang mencari lokasi yang ada sinyal terlebih dulu.
Kalaupun sinyal internet tidak memadai, komunikasi tetap dilakukan lewat telepon biasa. Apapun caranya yang penting tetap berkomunikasi dengan keluarga.
Saling kirim foto
Ibu dan Ayah bisa saling berkirim foto untuk mengupdate kegiatan sehari-hari. Misalnya saat anak main ke playground. Ayah yang tinggal berjauhan bisa melihat keseruan anaknya bertemu teman-teman sebaya.
Ayah juga bisa mengirim foto kegiatan kerjanya agar ibu bisa memperlihatkan ke anak. Hal ini menjadi salah satu cara memberi pengertian ke anak tentang pekerjaan ayah yang membuatnya jarang di rumah. Ayah pun bisa tetap memantau perkembangan anak dan kondisi keluarga di rumah.
Pajang foto ayah di rumah
Kalau ayah jarang pulang, Ibu bisa memajang foto ayah yang sudah dicetak di beberapa sudut rumah. Anak bisa diberitahu kalau sosok yang ada di foto itu adalah ayahnya. Cara ini cukup ampuh bagi anak kecil yang daya ingatnya masih kuat.
Lewat memori visual, kedekatan antara ayah dan anak bisa terjalin. Biasanya bayi atau balita akan memanggil ayah saat melihat foto tersebut. Saat ayah pulang dari lokasi kerja pun, anak bisa ingat kalau itu adalah ayahnya.
Bilang sayang dan cium anak
Sering pulang hingga larut malam atau berangkat pagi buta, membuat Rizki sering bertemu anak-anaknya ketika mereka tidur. Tapi dia mencoba menyampaikan sayangnya dengan sering mencium dan bilang sayang ke mereka saat sedang istirahat. Dia yakin cara ini bisa membuat anak-anaknya merasakan kasih sayang dari dia, meski intensitas pertemuan mereka tidak sesering dengan ibunya.
Manfaatkan waktu seoptimal mungkin
Saat di rumah, Cendy dan Rizki berusaha untuk menghabiskan waktu seoptimal mungkin buat anak-anaknya. Mereka melibatkan diri dalam urusan sehari-hari anak seperti memandikan, makan bersama anak, mengganti popok dan pastinya bermain.
Studi dari Infant Mental Health Journal menunjukkan, bayi yang sering berinteraksi dengan ayahnya memiliki kemampuan kognitif lebih baik daripada yang mereka yang jarang interaksi. Walaupun kegiatan yang dilakukan sederhana, cara itu tetap bermanfaat buat perkembangan mereka.
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak juga membangun kedekatan emosional. Kalaupun ayah jarang di rumah, anak tetap bisa merasakan pentingnya peran ayah bagi mereka.
Setiap keluarga pasti memiliki cerita dan cara tersendiri untuk tetap bisa memiliki waktu berkualitas. Jadi buat para ayah, sesibuk apapun dalam urusan kerja, usahakan agar selalu hadir dan menjadi rumah yang nyaman untuk anak-anak ya.
(Dyah/ Dok: Pixabay)