“Kualitas pacar” dan “kualitas suami” memang jelas berbeda. Tapi, bagaimana nih para perempuan? Lebih pilih laki-laki yang memiliki boyfriend material atau husband material?
Halo, Parents! Bagaimana kabar hari ini? Semoga semuanya baik-baik saja, ya.
Bahasan kali ini sepertinya cukup berbeda dari bahasan-bahasan sebelumnya. Dari prolog di atas, untuk para Parents – mungkin hal ini sudah tidak dipikirkan lagi – atau setidaknya, sudah pasti pilih laki-laki yang mempunyai husband material.
Tetapi, bahasan kali ini mungkin akan lebih menjadi acuan untuk mereka yang belum menikah. Walau begitu, untuk kita yang sudah menikah juga – kita bisa intropeksi apakah pasangan tetap memiliki nilai-nilai yang akan dijelaskan di bawah ini.
Nilai-nilai dari Boyfriend Material – Husband Material
Kematangan Emosional
Salah satu nilai yang fundamental dalam menjalani hubungan adalah kematangan emosional. Di hal yang mendasar ini, boyfriend – husband material akan terlihat perbedaannya begitu jelas. Dilansir dari Lunch Actually, Agensi kencan di Asia yang besar – menjelaskan bahwa boyfriend material biasanya hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja untuk memuaskan egonya.
Cukup berbeda nih Parents – ketika melihat husband material – sosok ini sudah memiliki kematangan emosional, dilihat dari lihainya mereka memahami perasaan pasangan, memiliki empati yang tinggi, dan mampu menghormati pasangan. Husband material juga tidak lagi memikirkan diri sendiri, sosok ini sudah lebih memikirkan pasangan dan lingkungannya.
Salah satu hal penting yang perlu diketahui bersama, baik untuk perempuan atau laki-laki adalah kemampuan untuk mendengarkan dan didengarkan adalah hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menjadikan sosok itu sebagai pasangan.
Loyalty atau Kesetiaan
Tolak ukur yang perlu diperhatikan dengan seksama adalah kesetiaan. Menyambung dengan poin pertama, boyfriend material yang biasanya memutuskan untuk memilih pasangan didasari dengan kepuasaan tersendiri – cukup fragile atau rentan saat membahas kesetiaan.
Karena, pada umumnya atau biasanya – walau tidak semua boyfriend material – hanya mencari pasangan didasari dengan ketertarikan fisik. Jarang yang sudah mementingkan kepentingan masa depan. Vice versa atau keterbalikannya dengan husband material – yang jelas mementingkan kepentingan bersama.
Responsibility atau Tanggung Jawab
Mungkin secara umum – hal yang paling mudah terlihat antara boyfriend material – husband material adalah faktor keinginan untuk bertanggung jawab. Boyfriend material mungkin juga bertanggung jawab, akan tetapi mungkin sifat tanggung jawabnya hanya short term atau di hal-hal tertentu saja.
Hal ini berkemungkinan dipengaruhi oleh dua poin di atas untuk boyfriend material – sehingga, rasa tanggung jawabnya menjadi terbatas. Berbeda dengan husband material di mana sosok ini sudah memikirkan masa depan yang jauh, sehingga rasa tanggung jawabnya akan lebih tebal.
Mereka juga bisanya menganggap rasa tanggung jawab dan penerapannya adalah fundamental dalam hidup, sehingga bertanggung jawab menurut mereka adalah sebuah keharusan. Berbeda dengan boyfriend material di mana mereka hanya menilai tanggung jawab tersebut bisa dilakukan jika hanya ada kesalahan saja.
Pengambilan Keputusan
Nah, dari semua hal atau semua poin yang sudah dijelaskan di atas, satu poin terakhir menjadi metrik yang tidak kalah penting. Bisa mengambil keputusan, tentu tidak lah mudah – karena memikirkan konsekuensi, risiko, dan tanggung jawab jangka panjang.
Sehingga, husband material lah yang pada umumnya, diunggulkan di poin terakhir ini – pengambilan keputusan. Karena sudah terbiasa memikirkan banyak hal, tidak hanya masing-masing personal tapi juga lingkungan, sehingga, mereka biasanya jauh lebih paham bahwa konsekuensi serta tanggung jawab pasti melekat dalam pengambilan keputusan.
Wah bagaimana nih Parents? Sudah paham kan tentang nilai-nilai di atas – walau misalnya sekarang kita sudah menikah, poin-poin di atas bisa tetap jadi metrik atau parameter pengingat agar masing-masing personal bisa menjaga nilai-nilai tersebut.