Sebelum menikah dan punya anak, citra seorang ibu yang terpatri dalam benak saya adalah sosok yang punya tanggung jawab besar mengurus segalanya seorang diri. Mulai dari mengurus keperluan suami dan anak sampai tugas-tugas rumah tangga seperti memasak, bersih-bersih, dan menangani pakaian keluarga.
Namun, setelah menjalankan hari-hari bersama dua buah hati kami yang masih batita dengan usia berdekatan, saya menyadari bahwa suami dan istri bisa bekerja sama sebagai tim. Tak hanya dalam hal mengurus anak, tetapi juga rumah tangga.
Ayah masa kini mau berbagi tugas
Saya bersyukur memiliki suami yang berempati dengan kerepotan saya mengurus dua batita. Ia juga bukan tipikal suami yang menuntut untuk serba dilayani dan cenderung mandiri. Misal, suami berinisiatif untuk menyelesaikan cucian kami berdua, dari memilah-milah pakaian, mencuci dengan mesin, hingga menjemur.
Ia juga tak keberatan menyetrika sendiri baju kerjanya di saat saya tengah mengurusi anak. Selain itu, suami tak pernah mengeluh bila saya belum sempat menyiapkan santapan keluarga. Paling tidak, reaksinya hanya: “Mau dibelikan makanan?” atau “Kamu mau masak dulu?” sementara ia menjaga anak-anak.
Menurut situs BabyCenter, para ayah masa kini lebih terlibat dalam tugas mengurus anak. Hal itu pun membantu mereka membangun ikatan yang kuat dengan buah hati. Pembagian tugas rumah tangga juga menjadikan ayah dan ibu teladan positif bagi anak. Dengan begitu, si kecil dapat belajar bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama berperan penting dalam kehidupan keluarga.
Sebelum memutuskan pembagian tugas dengan pasangan, sejumlah hal perlu kalian pertimbangkan dan persiapkan. Parentalk merangkumnya dari situs BabyCenter.
Tentukan tujuan
Pikirkan hal-hal yang memang menjadi keinginan dan kebutuhan kamu dan pasangan. Ketimbang menargetkan pembagian kerja secara 50-50, sebaiknya carilah cara sederhana dan realitstis untuk menuntaskan beban kerja sehingga kalian sama-sama merasa senang, produktif, juga dihargai.
Sepakati tugas masing-masing
Ayah dan Ibu bisa menuliskan tugas rumah tangga dan mengurus anak yang dikerjakan masing-masing selama seminggu. Berbekal daftar tersebut, kalian bisa mengevaluasi pembagian tugas masing-masing. Diskusikan hal-hal sebagai berikut.
- Bagaimana perasaan kamu mengerjakan hal-hal yang tertera dalam daftar tugas?
- Adakah tugas yang sangat tidak kamu sukai?
- Apakah kamu ingin bertukar tugas tertentu?
Berbekal daftar tugas dan hasil diskusi tadi, Ayah dan Ibu dapat mengatur kembali pembagian tugas dan mengupayakan kompromi. Meski sudah memiliki tugas masing-masing, bersikaplah fleksibel untuk membantu bila salah satu di antara kalian sedang kesulitan menyelesaikannya.
Selalu komunikasikan kebutuhan dengan baik
Sangat penting bagi kalian untuk mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan masing-masing secara jelas dan spesifik tanpa menyalahkan. Ketika kamu membutuhkan bantuan sampaikanlah kepada pasangan, misal dengan berkata, “Aku minta tolong kamu untuk main dulu sama si kecil, ya, supaya aku bisa masak makan malam.” Hindari berkomunikasi seperti, “Aku terus yang harus menyelesaikan semuanya sendiri!”
Manfaatkan teknologi
Jika Ayah dan Ibu punya dana lebih, kalian bisa menggunakan alat-alat elektronik untuk menyelesaikan tugas rumah tangga. Misal, mesin cuci untuk baju maupun mesin cuci perlengkapan makan. Selain itu, teknologi informasi sudah berkembang pesat, makan mamfaatkanlah! Sesekali Ayah atau Ibu bisa memanfaatkan layanan-layanan online untuk belanja kebutuhan dapur atau menyewa jasa kebersihan. Dengan begitu, kalian dapat menghemat waktu untuk beristirahat atau menikmati quality time bersama keluarga.
Singkirkan dulu kesempurnaan
Jika kamu dan pasangan mengharapkan suasana rumah seperti sebelum memiliki anak, kalian berdua akan mengalami stres! Rumah kalian tak perlu bersih sepanjang minggu. Menurut situs BabyCenter, kebanyakan tingkat stres orang tua menurun ketika mereka berhenti mengharapkan rumah tampil amat bersih tanpa noda. Meski begitu, Ayah dan Ibu bisa memutuskan batas-batas kebersihan yang bisa ditoleransi dan diskusikan pula cara untuk mengupayakannya. Pembersihan besar-besaran dapat dilakukan saat akhir pekan atau sesekali oleh penyedia jasa kebersihan, bukan?
Pembagian tugas rumah tangga yang berkolaborasi dengan komunikasi efektif dan lingkungan demokratis dapat membuat hari-hari Ayah dan Ibu terasa lebih mudah, apalagi jika sehari-hari hidup bersama lebih dari satu balita.
Referensi:
Artikel “Dividing childcare and housework duties with your partner” pada BabyCenter
(Febi/ Dok. Pixabay)