“Bayinya rewel terus-terusan di malam hari mungkin karena ‘digangguin’ makhluk halus…”
Anggapan bernuansa mistis itu tak hanya tergolong mitos, tapi juga dapat membuat orang tua si bayi semakin panik. Tentu kepanikan rentan menyebabkan orang tua sulit berpikir jernih, bukan? Jadi, coba deh, jauhkan dulu pemikiran tersebut ketika tangisan Si Kecil lama dan sulit ditenangkan.
Istilah medis yang mewakili kondisi bayi yang menangis berjam-jam tanpa sebab jelas, yakni kolik (unexplained crying). Berdasarkan survey, kondisi ini sering kali terjadi saat sore atau malam hari. Jadi, bila bayi menangis terus di malam hari, bisa jadi ia mengalami kolik.
Yuk, baca artikel ini sampai tuntas supaya Parents dapat lebih rasional dalam berpikir maupun bertindak saat bayi menangis terus di malam hari.
Cara mengidentifikasi kolik
Menurut penulis What To Expect The First Year, Heidi Murkoff, kolik umumnya terjadi pada minggu kedua atau ketiga kehidupan bayi yang lahir cukup bulan. Dokter biasanya mendiagnosis kolik berdasarkan “rules of three,” yaitu anak menangis:
- sedikitnya 3 jam,
- minimal 3 hari dalam seminggu, dan
- berlangsung paling tidak selama 3 minggu.
Meski demikian, ada pula sebagian bayi yang menangis lebih lama dari kriteria di atas. Selain itu, kolik dapat semakin parah di minggu keenam.
Tak hanya terus-menerus menangis, ciri-ciri lain yang juga mengindikasikan bayi yang sedang kolik, di antaranya
- menarik lututnya ke atas atau ke arah perut,
- mengepalkan tangannya,
- secara umum lebih banyak menggerakkan kaki dan lengannya,
- menutup matanya erat-erat atau sebaliknya, membuka keduanya lebar-lebar,
- mengernyitkan alis, dan
- menahan napasnya dengan singkat.
Sementara, gejala khas kolik adalah sebagai berikut.
- Bayi tertidur sesaat kemudian terbangun dan berteriak.
- Kolik umumnya dimulai pada waktu yang kira-kira sama setiap harinya.
- Frekuensi buang air besar bayi meningkat.
- Perut bayi terasa kembung atau bergas.
- Jadwal makan dan tidur bayi terganggu oleh tangisan.
- Kolik berhenti seiring lelahnya bayi atau dengan keluarnya gas atau feses.
Kabar baiknya, kolik mulai menghilang saat bayi berusia 10-12 minggu secara tiba-tiba maupun bertahap.
Cara mengatasi kolik
Tidak ada solusi yang dapat menghilangkan kolik kecuali berjalannya waktu alias kolik hilang dengan sendirinya.
Namun, orang tua dapat melakukan beberapa hal untuk menyamankan bayi yang kolik.
- Menggendong bayi dalam posisi tegak.
- Menggendong bayi dan berjalan-jalan mengelilingi ruangan.
- Perbanyak menggendong bayi di pagi hari sebelum episode kolik muncul.
- Pijat lembut perut bayi dengan pola “ILU” (I Love U).
- Memandikan bayi dengan air hangat.
- Meletakkan botol.kecil berisi air hangat atau handuk hangat di perut bayi.
- Perdengarkan Si Kecil dengan musik lembut.
- Ciptakan white noise saat bersama bayi yang kolik (misal, sumber suara yang berasal dari mesin cuci, vakum, atau pengering rambut).
- Membawa bayi berkeliling kompleks perumahan dengan stroller atau mobil.
Tak lupa, orang tua yang menangani bayi kolik harulah tetap tenang. Menurut Grup Sehat, jika orang di sekitar bayi khawatir, cemas, atau tertekan, ia justru akan lebih banyak menangis. Kalau sedang bersama anggota keluarga lainnya di rumah, mintalah bantuannya untuk bergantian menenangkan Si Kecil agar kamu dapat beristirahat sejenak. Terlebih, ciri khas masing-masing orang dalam menangani bayi terkadang dapat membuatnya lebih tenang. Misal, karena cara menggendong atau mengayun yang berbeda.
Kolik juga dapat menjadi petunjuk
Meski kolik tidaklah berbahaya, terkadang tangisan bayi yang lebih serius menjadi petunjuk masalah kesehatan tertentu. Segera hubungi dokter bila tangisan Si Kecil disertai kondisi di bawah ini.
- Tangisan bayi seperti menunjukkan rasa sakit (misal menjadi lebih lemah atau bernada tinggi).
- Gejala kolik disertai demam, muntah, diare, darah pada feses, atau keadaan lemah.
- Pertambahan berat badan bayi terhambat.
- Orang tua tak yakin anak mengalami kolik.
- Orang tua khawatir tidak dapat menangani bayi atau takut menyakiti bayi.
(Febi/Dok. Shutterstock)