Seperti yang sudah diketahui pada umumnya bahwa ASI adalah asupan fundamental bagi bayi. Hal ini dikarenakan ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Sekarang ini, setiap ibu punya pilihan perihal pemberian ASI, baik secara menyusui secara langsung atau melalui botol yang sebelumnya dipompa terlebih dahulu.
Tapi, bagaimana kalau ASI dibuat jadi bubuk, ya?
Halo Parents! Semoga hari ini kabarnya selalu sehat dan lancar-lancar saja, ya.
Dari judul dan prolog singkat di atas – sudah diketahui ya kalau bahasan kali ini akan mengupas soal ASI yang beberapa waktu lalu dibuat menjadi bubuk. Wah, bagaimana prosesnya ya? Lalu, apakah aman atau direkomendasikan?
Untuk mengetahui hal ini lebih lanjut, mari sama-sama kita ketahui lebih dalam, ya.
Metode Pemberian ASI Dari Waktu ke Waktu
Parents, mari kita mulai bahasan kali ini dari metode pemberian ASI dari waktu ke waktu. Seperti yang sudah diketahui bersama bahwasanya, pemberian ASI seperti menyusui secara langsung adalah cara yang paling umum dilakukan.
Salah satu manfaat pemberian ASI seperti menyusui secara langsung adalah meningkatkan bonding antara Ibu dan anaknya. Selain itu, hal ini juga mempunyai manfaat lainnya seperti mengurangi risiko infeksi dan penyakit lainnya, sampai mencegah penyapihan dini.
Tapi memang, sang ibu harus siap siaga di dekat anak bayinya terus.
Lalu, bagaimana dengan ibu yang juga berperan sebagai wanita karir? Dengan teknologi yang sekarang ini semakin maju, ASI ibu bisa dipompa terlebih dahulu, disimpan di dalam botol dan didinginkan agar lebih awet.
Proses yang dibalut dengan kemajuan teknologi ini tentu memudahkan para ibu yang juga ikut berperan sebagai wanita karir, tetapi tidak melupakan begitu saja soal tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Ibu tetap bisa memberikan ASI nya walau sudah dari botol minum bayinya saja.
Seiring perjalanan waktu, yang semakin ke sini semakin maju – sekarang ini, ada metode lain dalam pemberian ASI, yaitu:
Freeze-dried atau ASI ang dibekukan dan dikeringkan.
Lho, bagaimana maksudnya ya Parents?
Jadi, Seperti Ini Parents…
Sekarang ini, ibu bisa memastikan ASI yang dipompa tetap dalam kondisi segar, kemudian – ASI ini bisa dibekukan dengan cara yang tepat. Lalu, dari bekunya ASI tersebut, bisa dikeringkan dan dibuat menjadi bubuk.
Menjadi bubuk, ASI terlebih dahulu dibekukan pada suhu -40 sampai -50 derajat celcius. Lalu, ASI akan dimasukan ke deep vacuum untuk melepaskan udara di dalamnya. Setelah itu, ASI akan mengalami sublimasi, di mana zat padat akan menjadi gas tanpa melalui fase cair, sehingga meninggalkan bubuk yang tidak mengandung uap air.
Secara tampilan, akan menjadi seperti susu bubuk, Parents.
Mengutip dari Very Well Family, menurut Direktur Neonatologi Pediatrik Staten Island University Hospital, Amanda Rahman, DO, sebelum diberikan kepada bayi, ASI harus dilarutkan seperti susu formula.
Lalu, Apa yang Buat Beberapa Orang
Melakukan Hal Ini, Ya?
Mungkin beberapa dari kita sudah mempunyai pertanyaan yang sama, ya – apa landasan dasar yang membuat beberapa orang melakukan hal ini ya? Bahkan, beberapa orang di Indonesia juga sudah melakukannya, lho.
Dilansir dari Kumparan, setidaknya ada tiga manfaat yang bisa diketahui dari membuat ASI menjadi bubuk, seperti:
- Memperpanjang umur penyimpanan. ASI yang dipompa dan disimpan di dalam botol, bisa tahan di lemari es sampai empat hari, dan jika di freezer bisa tahan sampai enam bulan terkait kualitasnya. Akan tetapi, ASI yang dibeku-keringkan bisa tahan sampai tiga tahun.
- Tinggal di daerah bencana alam-konflik. Beberapa ibu mempunyai masalah kesehatan yang membuat produksi ASI menurun, terlebih mereka yang tinggal di daerah yang rawan bencana atau rawan konflik. Jika faktor-faktor eksternal itu terjadi, maka ASI bubuk atau ASI yang dibeku-keringkan menjadi pilihan yang tepat.
- Tidak mudah basi. Buat para ibu yang sering berpergian tanpa membawa anak bayinya, maka membuat ASI menjadi bubuk bisa menjadi opsi agar mereka tidak lagi khawatir kantong ASInya mencair atau bahkan basi.
Dilihat dari tiga manfaat di atas, semuanya mengacu kepada kelebihan penyimpanannya ya, Parents – di mana ASI bubuk ini menjadi bentuk ASI yang paling tahan lama.
Terus, Apakah Direkomendasikan?
Nah, hal ini adalah salah satu perihal penting yang perlu diketahui bersama terlebih dahulu, Parents. Jika pertanyaannya hal ini direkomendasikan atau tidak – sepertinya beberapa organisasi kesehatan besar seperti Academy of Pediatrics (AAP), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ataupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) di Amerika Serikat belum memberikan penjelasan konkret seputar metode pemberian ASI ini.
Menurut Dokter Anak dan Konsultan Laktasi di Los Angeles, Neela Sethi, MD – mengatakan bahwa ASI adalah 100 persen nutrisi bayi di enam bulan pertamanya, dan pastikan mereka mendapat nutrisi lengkap dari makanannya. Neela juga mengungkapkan bahwa dirinya dan tim belum mengetahui ASI beku-kering ini bisa sama manfaatnya untuk bayi seperti ASI pada bentuk naturalnya.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas – ada langkah yang cukup penting untuk kita lakukan, terlebih jika kita mempunyai bayi yang masih membutuhkan ASI. Alih-alih tetap menggunakan metode pemberian ASI yang sudah dinyatakan aman, Parents dan kita semua tetap bisa terus melakukan riset atau setidaknya mengawal informasi ASI beku-kering ini, ya.