Apa Itu Sleep Terror?
Parents, pernah memergoki anak-anak yang terganggu saat tidur? Sleep terror ternyata gangguan tidur yang nyata, anak-anak bisa mengalami hal ini.
Dilansir dari Kompas, menurut Dr. Eva Devita Harmoniati, SpA, anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sleep terror kerap terjadi pada anak usia 3-7 tahun, nantinya akan berkurang pada saat anak 10 tahun atau lebih.
Jika Parents mendapati anak-anak tengah:
Merasa ketakutan sepanjang tidur
Ada frekuensi teriakan
Panik dengan frekuensi yang panjang
Ada gerakan kaki seperti menendang
Gerakan tangan seperti ingin menggapai
Beberapa kondisi yang sudah disebutkan di atas biasanya terjadi ketika anak mengalami sleep terror. Yang perlu jadi catatan kita bersama adalah adanya potensi untuk melebihi dari kondisi-kondisi tersebut.
Jika dilihat dari sudut pandang yang lain, sleep terror bisa dianggap gangguan mistis. Padahal, hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah, jika kita mengetahui penyebabnya.
Pertanyaan selanjutnya, apa sih yang menyebabkan anak mengalami sleep terror?
Jika hal ini disangkutpautkan dengan hal yang kasat mata, mungkin akan banyak sekali penjelasannya. Tetapi, beberapa penyebab sleep terror secara ilmiah yang disebutkan oleh para ahli adalah terjadinya incomplete arousel dari fase tidur dalam.
Masih menurut dokter Eva, sleep terror juga mempunyai hubungan kuat dengan:
- Demam atau sakit
- Aktivitas fisik yang begitu berlebihan di siang hari
- Adanya konsumsi kafein yang berlebih
- Kurang istirahat atau tidur
- Kelelahan yang berlebihan
- Gangguan emosional seperti anxiety
- Faktor genetik
Dokter Eva juga menjelaskan bahwa sleep terror bisa terjadi berulang-ulang dalam fase tidur anak. Anak bisa tiba-tiba terbangun, tidak responsif dan tidak bisa mengingat kejadian apa yang menimpa dirinya saat kondisi tersebut berlangsung.
Lalu, Bagaimana Mengatasi Sleep Terror Pada Anak?
Parents, untuk menangani sleep terror sampai saat ini, belum ada penanganan khusus yang bisa dilakukan. Tetapi, setidaknya Parents bisa melakukan beberapa hal ini:
Menenangkan anak, ketika anak mengalami sleep terror yang sampai membuat dirinya terbangun dan sulit tidur lagi, ada baiknya Parents memberikan minum agar anak lebih tenang. Parents juga bisa membawa anak tidur di kamar bersama.
Biasanya, anak akan lebih tenang.
Lalu, melakukan adjustment di tempat tidur atau kamar, seperti memastikan tinggi tempat tidur tidak terlalu tinggi, sehingga jika ada kemungkinan anak jatuh dari tempat tidur, bisa meredam potensi cederanya.
Kemudian, memasang CCTV di kamar anak untuk keperluan memantau sleep terrornya juga menjadi salah satu hal yang fundamental. Parents bisa tahu apakah sleep terror pada anak berpola atau random saja.
Jika sleep terror yang terjadi pada anak berpola, maka berkonsultasi kepada dokter atau ahli adalah saran selanjutnya. Perlu jadi catatan kita bersama kalau farmakoterapi atau konsumsi obat-obatan yang bertujuan anak untuk tenang saat tidur tidak dianjurkan.
Ketergantungan menjadi potensi buruknya.
Ada langkah yang bisa kita tempuh bersama, seperti scheduled awakening. Teknik ini secara praktik adalah membangunkan ana ksecara rutin di waktu ia biasa bangun, kemudian, menenangkannya lagi sampai kembali tertidur. Tega atau tidak tega sih Parents, tapi hal ini bisa membuat rutinitas tidur dan kondisi tidur yang baik.