Parents, pernah merasa tiba-tiba suka tidak fokus? Atau pindah begitu cepat dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya dan tidak ada yang selesai?
Jika Parents pernah seperti ini, bisa jadi tengah mengalami Popcorn Brain. Wah, istilah apa lagi ini ya? Istilah Popcorn Brain tengah marak dibicarakan sebagian masyarakat kita. Tapi, sebenarnya, apa itu Popcorn Brain?
Apa Itu Popcorn Brain?
Parents, istilah Popcorn Brain ternyata bukan istilah resmi yang tercantum di dalam literatur psikologi. Popcorn Brain berasal dari komunitas online seperti TikTok atau Reddit. Dilansir dari digitalcitizenship – menurut Dr. Sanam Hafeez, seorang neuropsikolog yang berbasis di New York, istilah ini muncul dari banyak diskusi tentang bagaimana multitasking dan rangsangan berlebihan yang dapat menurunkan rentang perhatian manusia.
Terus, apa sih penyebabnya Popcorn Brain?
Parents, penyebab dari Popcorn Brain adalah hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita, yaitu paparan informasi dan teknologi yang terus-menerus kita terima. Sadar atau tidak, terkadang kita sulit sekali lepas dari smartphone.
Hal ini membuat kita kerap menerima informasi yang instan begitu cepat. Sehingga, otak mendapatkan rangsangan yang tiada henti. Ini akan mengakibatkan rentang perhatian kita semakin pendek, lalu, kemampuan konsentrasi semakin menurun, dan jangka panjangnya adalah gangguan kesehatan mental yang serius.
Masalah mental yang bisa timbul dari Popcorn Brain seperti kecemasan, rasa rendah diri atau tidak percaya diri, sampai depresi.
Lalu, apa gejala Popcorn Brain?
Dilansir dari Red Cliffe Labs, ada beberapa gejala yang bisa kita sadari sejak dini, sehingga kita bisa menemukan langkah preventifnya. Gejala Popcorn Brain diantaranya:
- Kesulitan mempertahan fokus pada satu tugas atau pemikiran
- Cepat sekali beralih ke aktivitas lain, tanpa ada yang selesai
- Mudah terdistraksi baik dari gangguan kecil atau besar
- Terus-menerus memeriksa smartphone dan media sosial
- Merasa lelah secara mental
Parents, yang perlu jadi catatan kita bersama adalah gejala-gejala di atas tidak hanya bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Jika terjadi pada anak-anak, tentu tumbuh kembangnya akan terganggu.
Tindakan preventif untuk Popcorn Brain
Walau gejala dan efeknya terbaca sangat berbahaya, tetapi kita tidak perlu panik karena ada tindakan-tindakan preventif yang bisa dilakukan untuk menghindari dampak Popcorn Brain semakin buruk.
Tindakan preventifnya seperti:
- Disiplin dalam mengatur screen-time
- Buat zona bebas teknologi di rumah
- Lakukan detoks digital beberapa waktu sekali
- Buat agenda yang terstruktur
Salah satu kunci atau fundamental untuk keberhasilan langkah preventif ini adalah disiplin. Kita sebagai orang tua, terkadang keras sekali terhadap anak ketika mereka sudah screen-time secara berlebihan, tetapi kita sendiri seperti itu.
Lagipula, agar anak bisa mengikuti arahan kita, kita perlu mencontohkan terlebih dahulu, Parents.
Nah, bagaimana Parents? Jika gejala Popcorn Brain sudah dirasakan oleh kalian, segera ambil tindakan yang serius ya.