Sementara ini, banyak orang mengetahui acuan kecerdasan seseorang berdasarkan tinggi atau rendahnya IQ atau Intelligent Quotient. Tapi, sekarang IQ bukan lagi satu-satunya acuan untuk mengetahui kecerdasan seseorang, ada faktor penting lainnya.
Salah satu faktor penting yang dimaksud adalah AQ.
Apa itu AQ?
Dilansir dari Kompas, menurut psikolog klinis di RS Dr Oen Solo Baru dan pengajar di Setiabudi University, Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., AQ atau Adversity Quotient adalah kemampuan individu dalam menghadapi dan mengatasi masalah atau tantangan yang muncul dalam hidup.
Sehingga, AQ adalah salah satu yang menentukan kesuksesan seseorang di masa depan, selain IQ.
Jika ditelisik dari Jurnal yang berjudul Adversity Quotient: Surviving Rather than Giving Up (2021) adversitas adalah bagian yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan, yang memengaruhi setiap orang dengan berbagai cara.
Seseorang dalam hidupnya, tentu menghadapi banyak tantangan yang bisa saja mengguncang stabilitas psikologis mereka. Tantangan tersebut seperti kehilangan orang yang disayang atau dicinta, kehilangan pekerjaan, ketidakstabilan finansial, dan masih banyak lainnya.
Nah, jika seseorang berhasil menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan atau kesulitan tersebut, kondisi bisa disebut dengan adversity quotient atau AQ.
Parents, bicara soal AQ, hal ini bisa dilihat dan dibangun sejak kecil lho. Kita bisa membantu anak untuk memiliki kemampuan AQ yang mumpuni. Nah, kita bisa lihat setidaknya ada beberapa karakteristik yang menandai anak mempunyai kemampuan AQ.
Climbers
Jika kita sebagai orang tua melihat anak yang selalu mencari cara untuk berkembang dan meningkatkan diri, jelas anak tersebut mempunyai kemampuan dasar AQ. Anak-anak tidak mudah ngeluh dan menerima tantangan dengan tangan terbuka.
Biasanya, anak seperti ini akan mudah dekat dengan yang lain karena kerap menjadi sumber inspirasi orang lain di sekitar mereka.
Camper
Yang kedua ya Parents, campers sebenarnya karakteristik dari individu yang memilih untuk berhenti maju dalam hidup – dengan catatan, mereka sudah berjibaku terlebih dahulu dan merasa sudah melewati semuanya.
Kalau anak seperti ini, tetap perlu diawasi dan diarahi karena cenderung akan puas dengan hasil yang ada. Padahal, bisa jadi hasilnya biasa saja atau malah cenderung jelek. Tapi, puas saja dengan hasilnya.
Parents, kalau seperti ini, anak perlu diarahkan, karena memang diawal anak akan semangat untuk menghadapi tantangannya – ini bagus karena menandakan AQ anak tinggi, tapi setelah itu, dia mudah nyaman dengan keberhasilannya, ini yang perlu kita jaga dan arahkan.
Quitters
Nah, yang terakhir ini sudah sangat harus dijaga dan diarahkan Parents. Anak dengan karakteristik quitters biasanya hanya mempunyai semangat dan kemauan kecil untuk menghadapi tantangan.
Jika dirinya merasa tersudutkan, dia akan menyerah dengan mudah, tanpa perlawanan lagi. Yang seperti ini, mesti kita jaga dan arahkan ya Parents.
Dari penjelasan di atas – satu hal yang jelas adalah kita sebagai orang tua pun ikut mencontohkan, bagaimana seharusnya dan bagaimana sebaiknya menghadapi segala tantangan, terutama tantangan hidup.