Anxiety atau kecemasan adalah rasa yang bisa dialami oleh siapa saja, termasuk pada anak kita. Trigger-nya bisa bermacam-macam. Tapi, tenang Parents – tentu ada acara untuk menghindarinya.
Halo Parents! Apa kabar hari ini? Semoga hari ini kita semua selalu diberi kelancaran dan kesehatan, ya.
Dari judul dan prolog di atas, sepertinya sudah jelas hari ini kita akan membahas soal anxiety atau kecemasan.
Parents, kecemasan yang dialami orang dewasa, seperti kita ini – aduh, kalau sudah terjadi, somehow kita saja bingung bagaimana menyelesaikannya. Anxiety atau kecemasan cukup menjadi hal yang perlu diselesaikan, tapi sayangnya – ada kebingungan untuk mulai menyelesaikannya dari mana.
Apalagi jika ini sudah mengjangkit si kecil atau anak-anak kita. Tentu, jadi salah satu kesulitan besar mereka. Sekilas data, Pusat Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat, CDC memberikan data bahwa sekitar 7,1 persen, anak berusia 3-17 tahun didiagnosis mengalami kecemasan.
Wah, apakah ada cara untuk menghindari hal ini?
Tentu ada, Parents! Dan ternyata, ini semua dimulai dari kata-kata yang keluar dari mulut kita sebagai orang tua.
Sadar atau tidak, terkadang kita kerap memberitahu anak seperti:
“tenang aja…”
“Ya ampun, kamu khawatir banget, sih…”
“Ini bukan masalah besar, udah kamu diem aja…”
Betul atau tidak nih Parents kalau beberapa kalimat di atas sering terucap sadar atau tidak sadar?
Ternyata, kata-kata atau kalimat perintah seperti itu bisa menjadi trigger atau pemicu anak memiliki anxiety atau kecemasan.
Dikutip dari CNBC, CEO dan salah satu founder dari bantuan pendidikan Guild, Rachel Romer menyatakan kalimat-kalimat sederhana seperti itu bukanlah yang dibutuhkan oleh anak dan jika terucap dengan intensitas yang tinggi, hal ini bukan hal yang baik-baik saja.
Menurut Romer, ucapan “tenang aja…” tidak membenarkan emosi atau perasaan anak. Sehingga, jelas – kita sebagai orang tua berpotensi untuk tidak memahami apa yang anak rasakan, bahkan mungkin akan terlihat seperti meremehkan. Hal ini tidak bisa dilakukan secara terus-menerus.
Kemudian, apa yang bisa ketahui jika anak mengalami anxiety atau kecemasan?
Parents, terkadang – kita bahkan tidak sempat memerhatikan hal-hal kecil yang terjadi pada anak. Padahal, hal-hal kecil tersebut bisa menjadi gejala dari anxiety atau kecemasan. Dilansir dari Healthline, ternyata, hal-hal seperti ini menjadi gejala kecemasan:
- Ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan
- Khawatir akan hal yang belum terjadi
- Kepercayaan diri yang menurun
- Gejala fisik seperti sakit perut, pusing, dan ketegangan yang berlebihan
- Terlihat mudah lelah
- Mudah gelisah
- Mudah marah-marah
Yang perlu diingat adalah…
Ketika anak sudah menunjukan beberapa gejala seperti yang sudah disebutkan di atas, harapannya, kita sudah tidak lagi meremehkan gejala-gejala tersebut – Parents, kita perlu ingat terus bahwa risikonya begitu besar, terutama saat anak tumbuh dewasa.
Tapi, bagaimana kalau anak sudah terlanjur mempunyai gejala atau bahkan mengidap anxiety atau kecemasan tersebut?
Parents, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, seperti:
- Latihan Pernapasan
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa kecemasan bisa menular, begitu pula ketenangan. Nah, latihan pernapasan adalah salah satu langkah yang fundamental untuk mendapatkan ketenangan.
Atau, setidaknya bisa meredakan gejala kecemasan yang terjadi. Misal, ketakutan, gelisah, atau mulai marah – latihan pernapasan bisa mengurangi intensitas gejala-gejalan tersebut.
- Mungkin Ini Sulit, Tapi Cemas Bisa Diubah Jadi Senang
Percaya atau tidak, rasa cemas yang sudah terjadi – perlahan bisa dikonversikan ke rasa senang. Walau secarat teori dan praktik sulit, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba Parents. Mungkin, sebelum hal itu bisa terjadi, ada beberapa hal lain yang bisa dilakukan, misalnya, memeriksakan diri ke psikolog untuk mendapat penanganan tertentu.
Tapi satu hal yang perlu diketahui dan diteliti lebih dalam adalah durasi penguasaan diri terhadap gejala-gejala kecemasan. Tentunya tidak bisa dalam waktu yang singkat, butuh latihan beberapa waktu agar bisa seperti itu.
Hal ini bisa diterapkan baik ke anak atau dewasa, namun – untuk anak, sepertinya mesti terus mendapat pendampingan oleh kita sebagai orang tuanya. Anak terkadang mempunyai kesulitan mengidentifikasi emosi, sehingga akan kesulitan ketika gejala kecemasan itu melanda.
Parents, salah satu hal yang tidak kalah penting dari berbagai hal yang sudah jelaskan sebelumnya di atas adalah menyadari dan bisa menanggulangi anak yang mulai menunjukan gejala anxiety atau kecemasan tersebut.
Tanpa kesadaran yang penuh – mungkin hal ini akan begitu sulit, atau lebih buruknya lagi – hal ini akan dianggap biasa saja.