Beberapa waktu saya mengikuti seminar tentang ‘Penerapan Disiplin pada Anak’ dari Rumah Dandelion. Pas banget nih sama dilema yang sedang saya hadapi bareng anak-anak. Di awal seminar, ada slide yang menggelitik saya. Pertanyaannya, ‘ Anak Susah Menurut = Anak Nakal? Setuju atau Tidak’.
Ada orang tua yang cengar-cengir sambil mengiyakan. Ada juga yang sepertinya gak rela anaknya dilabeli nakal karena si anak susah menurut sama orang tuanya. Dan penjelasan dari psikolog anak Agstried Elisabeth, memperluas pandangan saya dalam melihat dunia anak-anak.
Kenapa anak gak mau menurut?
“Anak susah menurut, itu karena mereka memang dalam tahap perkembangannya. Anak di bawah satu tahun, belum paham instruksi. Anak 1-3 tahun, sedang dalam fase self centered, fase membangkang. Bagi mereka, ‘selama saya senang, semua orang senang’,” kata Agstried.
Psikolog ini mengajak para orang tua untuk lebih memasuki dunia anak dan mengerti pola pikir mereka. Bayangkan di usia mereka yang baru setahun, dua tahun atau tiga tahun di dunia, tentu ada banyak hal yang perlu mereka pelajari. Berbeda dengan pola pikir orang dewasa yang sudah bertahun-tahun lebih dulu mendapat berbagai pengalaman. Jadi, orang tua perlu lebih kreatif agar anak mau menurut dan lebih disiplin.
Sebenarnya, tujuan mengajarkan disiplin ke anak bukan sekadar agar mereka mengikuti instruksi dari orang tuanya. Tapi juga melatih regulasi diri serta memahami konsekuensi dari tindakan atau pilihan yang mereka ambil. Dengan belajar disiplin, anak bisa tahu bagaimana berperilaku yang baik dan bisa diterima lingkungan.
Bagaimana agar anak mau menurut?
Ada beberapa trik yang bisa Ayah dan Ibu coba agar anak lebih menurut.
Pilih kata yang tepat
Disadari atau tidak, kita sering memakai kata ‘tidak’ dan ‘jangan’ saat melarang anak melakukan sesuatu. Padahal, ketika kita menyebut dua kata itu, anak justru membayangkan atau melakukan hal yang kita larang.
Jadi, pilih kata yang positif saat memberikan instruksi ke anak. Misalnya, daripada bilang “Jangan lari ya Kak!”, lebih baik kita bilang “Jalannya pelan-pelan saja”. Sampaikan kalimat yang singkat dan jelas agar gampang dimengerti anak.
Dekatkan jarak dengan anak
Ketika anak susah menurut, hindari berteriak-teriak dari jauh. Menurut Agstried, saat kita menyampaikan sesuatu ke anak dengan cara berteriak, mereka justru fokus pada volume suara kita, bukan pada konten yang disampaikan.
Jadi, agar anak menurut, usahakan untuk bicara dalam jarak dekat dan selevel dengan mata mereka. Adanya eye contact dapat lebih efektif diterima oleh lawan bicara.
Pakai hitungan
Pernah gak sih, kamu buru-buru datang ke aktivitas tertentu sementara Si Kecil belum mandi dan masih asyik sama mainannya? Kalau begitu, kamu dapat memanfaatkan teknik hitungan agar anak mau menurut dengan jadwal yang kita atur.
Misalnya,”Dek, mainnya sampai jarum pendek jam di angka 4, terus jarum panjangnya di angka 12 ya.” Atau pakai teknik berhitung langsung, seperti, “Mama hitung 1-20. Kalau sudah, mainannya ditaruh terus adek mandi ya.”
Perhatikan bahasa tubuh
Saat orang tua melarang anak melakukan hal yang membahayakan dirinya, pastikan kita menunjukkan bahasa tubuh yang firm dan serius. Jangan terlihat bercanda tapi juga gak perlu berwajah galak. Pastikan anak tahu kalau kita tidak main-main dengan apa yang disampaikan.
Pakai lagu dan mainan
Menjadi orang tua menuntut kita untuk kreatif saat mendisiplinkan Si Kecil. Kalau anak susah menurut dan gak mau mengikuti perkataan kita, coba deh sampaikan instruksi sambil bernyanyi atau pakai mainan favorit mereka.
Biasanya anak akan lebih tertarik dan mendengarkan omongan kita. Ingat, tidak ada satu cara saklek untuk menanamkan kedisiplinan ke anak. Cari cara yang paling pas dan menyenangkan bagi anak serta orang tua.
Satu hal lagi nih, di usia toddler, anak belajar dari peristiwa konkret yang bisa mereka lihat secara langsung. Jadi, usahakan agar Ayah dan Ibu menjadi role model yang baik agar anak menunjukkan perilaku yang baik juga.
(Dyah/ Dok: Shutterstock)