Parents, gak cuma orang dewasa aja yang bisa stres, si Kecil juga bisa ngerasain emosi buruk ini. Penyebabnya pun banyak bisa dari lingkungan bahkan sampai perilaku kita sebagai orang tuanya. Jadi jangan anggap, mentang-mentang masih kecil jadi gak ada pikiran dan tekanan.
Kok anak kecil bisa stres sih? Bisa dong, bahkan mereka bisa ngerasain stres dari usia balita. Hal ini disebabkan karena si Kecil belum mengerti cara efektif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Kayak kita nih yang dewasa kadang kan juga masih belajar buat tahan emosi atau gimana caranya nyelesain masalah. Kita tahu untuk menenangkan diri dulu, tarik dan buang napas perlahan, dsb.
Nah, anak masih belum mengerti cara tersebut karena perkembangan otaknya yang belum sempurna hal ini membuatnya kesulitan dan merasa stres. Lalu, apa aja ya yang menyebabkan anak merasa stres? Berikut penjelasannya dilansir WebMD.
Perkembangan anak yang cepat
Parents, perkembangan anak itu ada banyak banget. Dari mulai belajar ngomong, jalan, terus belajar makan, itu banyak banget milestone yang harus dilewati anak. Nah, terkadang ini juga bisa membuat anak stres, tapi ini bisa ditangani kalau kita cukup responsif.
Misalnya, anak yang lagi belajar makan sendiri udah kelaperan, terus susah buat nyendok makanannya, pasti dia jadi kesal. Belum lagi yang baru belajar ngomong, dia bilang A kita anggapnya B, akhirnya jadi sering tantrum.
Nanti begitu anak sudah mulai masuk sekolah, pasti akan banyak pelajaran yang harus dia pahami dan bisa melakukannya. Terlalu banyak kegiatan akademis juga dapat membuat anak merasa stres.
Orang tua yang tertekan dan kurang menjalani peran
Ada istilahnya anak yang bahagia tumbuh dari orang tua yang bahagia. Nah, ini juga mempengaruhi kebahagiaan si Kecil, orang tua yang stres dan gak bisa menjalani perannya yang baik, maka anak terkena dampak negatifnya.
Ketika orang tua merasa stres berat, dia jadi gak bisa sabaran sama anak, akhirnya anak sering kena marah. Perkembangan anak yang seharusnya sesuai milestone jadi banyak terhambat. Jika kondisi ini terus berlanjut, anak bisa merasa stres dan diabaikan yang membuatnya jadi rendah diri.
Ejekan dan bullying
Kedua hal ini bisa anak dapatkan dari lingkungan sekolah, teman main di rumah, bahkan dari media sosial. Bullying memberikan dampak yang sangat negatif pada anak, mulai dari timbul kecemasan, malas ke sekolah, prestasi menurun, hingga menarik diri dari lingkungan sosial.
Kalau kondisi ini gak tertangani dampaknya bisa lebih buruk lagi seperti depresi, keinginan menyakiti diri sendiri, lebih parahnya saat remaja anak bisa terjebak dalam obat-obatan terlarang.
Masalah keluarga
Orang tua bertengkar di depan anak atau perlakuan orang tua yang gak adil berdampak pada kesehatan mental anak. Mereka akan merasa kalau keluarganya dalam keadaan yang gak baik-baik aja dan gak bisa jadi tempat ternyamannya untuk hidup.
Perbedaan pendapat orang tua di depan anak, masalah ekonomi yang menyeret kesejahteraan anak, membuat si Kecil ikut merasakan tekanan yang ada. Anak bisa mengalami hambatan dalam perkembangannya.
Tuntutan orang tua
Pastinya kita pengin ya punya anak yang berprestasi dan membanggakan. Masalahnya, kita gak bisa menaruh harapan tinggi ke anak karena ini bisa membuatnya merasa tertekan. Apalagi menuntut anak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Setiap anak punya impian dan kelebihannya masing-masing.
Parents, melihat penjelasan tersebut sangat mungkin kan kalau anak bisa mengalami stres. Maka itu kita sebagai orang tua harus bisa responsif terhadap apa yang dihadapi anak tanyakan apa yang membuatnya sedih, marah, ataupun kecewa. Lalu berempati dan berikan anak pemahaman terhadap apa yang sedang dia rasakan.
Jangan lupa untuk merawat diri kita sebagai orang tua. Saat merasa stres kita bisa mengelolanya dan menghindari adanya pertengkaran dengan pasangan di depan anak.
Lakukan hal positif untuk memberikan yang terbaik pada anak di masa kini dan masa depannya.