Sepertinya, hampir semua anak senang makan makanan manis. Tapi, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui. Seperti efek setelah makan makanan manis. Salah satu efeknya adalah batuk, ada yang pernah mendapati anaknya batuk setelah makan makanan manis?
Coba absen dulu, siapa yang masih suka begini:
Anak : “batuk” uhuk…uhukk.uhukkkk
Ibu : Nah kan, es terooosss, es terosss
Hehe, tidak apa-apa Bu, Pak kalau kita terkadang gemas dengan anak yang mungkin sudah kita beritahu dan beri peringatan terhadap makan makanan manis, tetapi masih saja dilakukan oleh anak. Lalu, mereka tetap menerima akibatnya.
Hai hai Parents, apa kabar hari ini? Semoga selalu dalam kesehatan yang baik serta segala urusannya diperlancar, ya.
Nah, dari prolog di atas – sepertinya sih kita akan selalu gemas dengan anak yang seperti ini ya, hahaha. Tapi, kita perlu beritahu secara perlahan kalau apa yang dilakukan, tentu beriringan dengan tanggung jawab atau konsekuensi.
Seperti makan makanan manis, nantinya bisa batuk. Tetapi ya Parents, kalau kita telisik lebih dalam, kenapa ya makanan manis bisa menyebabkan batuk? Apakah hanya karena makanannya saja? Atau ada hal lainnya ya?
Menjawab berbagai pertanyaan tersebut, memang – bahasan kali ini akan mengulas berbagai penyebab anak menjadi batuk setelah makan makanan manis. Dengan mengetahui apa saja penyebabnya, kita sebagai orang tua bisa jadi lebih paham bagaimana menanggulanginya.
Menurut Ahli…
Dilansir dari KumparanMom, Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp. A, menyebutkan kalau makanan manis memang mempunyai potensi untuk membuat anak menjadi batuk. Menurutnya, hal ini dikarenakan oleh kadar gula yang tinggi mempunyai efek negatif pada sistem kekebalan tubuh anak.
Secara detil, dr. Aisya menyebutkan kalau kadar gula yang berlebih di dalam makanan bisa menghambat tubuh untuk melawan infeksi dari luar. Sehingga, ini yang membuat batuk dengan mudah hinggap di tubuh anak.
Parents, selain penjelasan di atas – ada beberapa penyebab lainnya, seperti:
Alergi
Ketika sistem imunitas beraksi berlebihan terhadap gula, maka anak berpotensi untuk mendapatkan alergi. Nah, alergi tersebut bisa terlihat dari terjadinya batuk pada anak.
Intoleransi Gula
Apa iya anak bisa intoleransi pada gula? Ternyata bisa Parents – kondisi ini bisa terjadi saat tubuh anak sudah tidak bisa mengolah gula dengan baik.
Batuk, diare, bibir bengkak, atau gatal-gatal jadi pertanda kalau anak berpotensi intoleransi dengan gula.
Parents, ada hal yang perlu kita ketahui lagi nih kalau menurut dr. Aisya, anak usia 2-18 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi gula lebih dari 25 gram atau setara 6 sendok teh gula setiap harinya. Bahkan, anak umur di bawah tahun, disarankan tidak mengonsumsi gula tambahan.
Salah satu alternatif yang diberitahu oleh dr. Aisya adalah orang tua bisa memberikan anak buah-buahan atau sayur-sayuran, terkait dengan konsumsi makanan manis. Rasa manis pada buah dan sayuran adalah masih alami, di mana buah dan sayur pun bagus untuk tubuh anak.
Nah, seperti itu Parents – sekarang setidaknya kita tahu satu dua hal dibalik batuknya anak setelah makan makanan manis. Tapi, memang, salah satu tindakan preventif yang sederhana untuk dilakukan adalah memberikan anak makanan yang variatif, sehingga anak tidak bergantung dengan makanan manis.