Sebelum memutuskan menikah, sudahkah melakukan konsultasi pra nikah? Konsultasi pra nikah dilakukan untuk membantu pasangan mempersiapkan pernikahan, maksudnya bukan bantu nyari vendor atau berlangsungnya acara resepsi, ya 😀 tapi lebihhh dari itu.
Konsultasi atau konseling ini dilakukan untuk membahas masalah penting, sehingga dapat mengidentifikasi konflik potensial dan membekali kita ‘navigasi’. Misalnya aja, ternyata orang tua pasangan sering melakukan intervensi, maka kita dan pasangan diberikan arahan untuk menghadapi tantangan itu.
Jadi kita punya amunisi dalam menghadapi tantangan di dalam pernikahan. Begitu masalah timbul kita gak merasa kaget dan bisa fokus pada solusi.
“Konseling pranikah membantu pasangan membuat blue print untuk kehidupan mereka bersama,” kata Sabrina Romanoff, PsyD, psikolog berlisensi dalam hubungan dikutip Very Well Mind.
Menurut penjelasan konselor pernikahan Rani Anggraeni Dewi, pentingnya konseling pernikan untuk membicarakan prinsip. Apa saja yang menjadi prinsip masing-masing, misalnya istri tetap bekerja saat sudah punya anak, dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu dibicarakan sebelum menikah, yaitu..
Tempat tinggal
Apakah kita akan tinggal sendiri, membangun atau membeli rumah? Apakah mungkin tinggal dengan orang tua atau mertua? Kalau tinggal dengan orang tua atau mertua apa tantangan yang mungkin akan dihadapi dan bagaimana mengatasinya.
Mau punya anak atau nggak?
Kalau mau, kapan mulai hamil dan berapa anaknya.
Kepengurusan rumah tangga
Apakah hanya istri yang mengurusi urusan rumah dan anak? Apakah suami mau ikut berperan dalam tugas rumah maupun pengasuhan?
Finansial
Bagaimana pembagiannya? Kalau ada yang mengalami generasi sandwich, bagaimana kesepakatannya? Dan lain-lain.
“Dalam konsep menikah berkesadaran, suami istri itu loving partnership. Bedanya hanya melahirkan dan menyusui, selebihnya suami bisa ikut melakukan,” jelas Bu Rani.
Konseling pernikahan sangat penting sekali, terutama mengenal hal-hal yang prinsip. Bu Rani menambahkan, intinya pasangan harus punya kesepakatan bersama terhadap tujuan menikahnya. Termasuk tujuan berkehidupan sosial, memelihara kesehatan, sampai ke perbedaan tradisi.
Dari sini, kebayang ya, kalau kita terbuka dan berbicara banyak mengenai prinsip dalam pernikahan, setidaknya kita sudah belajar dan memahami di awal. Dibanding perbedaan prinsip itu terjadi saat sudah menikah 🙂