Parents, menemani anak belajar itu cukup menantang ya, ada kalanya kita harus ekstra sabar dan mengerti kemampuan anak. Usahakan suasana belajar itu dibawa santai dulu aja. Situasi yang menegangkan saat belajar hanya akan membuat anak gugup dan sulit berpikir.
Menurut Co-Founder Good Enough Parents, Damar Wijayanti, belajar itu berkaitan dengan kerja otak. Seandainya anak belajar dalam kondisi terancam, sering dibentak dan selalu dikoreksi, otak anak akan mengaktifkan survival mode atau bertahan.
“Bagian otak depan yang seharusnya belajar, berpikir logis, menyerap informasi dan menyimpannya sebagai memori itu jadi gak aktif. Sehingga pembelajarannya pun jadi gak optimal,” jelasnya.
Kebayang ya, Parents. Gimana mau mikir supaya ngerti, dimarahin terus malah jadi tegang dan gak bisa berpikir jernih. Begitu pula yang dirasakan Si Kecil saat situasi belajarnya gak menyenangkan dan cenderung menegangkan.
Seandainya momen belajar ini berlangsung mencekam, nantinya anak bisa terus berpikir bahwa belajar itu ‘gak enak’. Jadi bagi Parents yang memiliki anak usia awal belajar, usahakan interaksi pertama dalam belajar itu menyenangkan.
“Semua anak punya keinginan belajar yang kuat, tapi kalau di awal belajar gak menyenangkan, akhirnya keinginan itu menjadi redup. Makanya perlu dirawat agar anak mempersepsikan belajar itu menyenangkan,” kata Bu Damar.
Bagi Parents yang ingin menciptakan suasana belajar menyenangkan, kita bisa memulai belajar dengan permainan sampai anak punya perspektif belajar itu bisa bikin senang. Setelah itu, baru kita mengajak anak untuk belajar serius yang tanpa permainan.
Jangan lupa untuk atur ekspektasi sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak. Kalau anak tahapannya baru bisa menulis beberapa kata, kita gak perlu mengharapkan anak bisa menulis beberapa kalimat. Ekspektasi seperti ini hanya akan menimbulkan tekanan pada anak dan orang tua.
Biar suasana belajar makin santai, kita bisa melibatkan anak menentukan situasi belajarnya, lho. Boleh bawa boneka favoritnya, sambil makan cemilan favorit, pokoknya membuat anak nyaman belajar.
Nah, kalau udah kayak gini, gak ada lagi deh drama anak nangis saat belajar. Apalagi kita jadi capek emosi karena anak gak bisa-bisa terus. Yuk, kita bangun perspektif anak bahwa belajar itu menyenangkan dan bisa menambah kemampuannya.
Semangat mengajarkan anak ya, Parents!