Berdiskusi dengan anak bisa kita lakukan sedini mungkin lho, Parents. Kebiasaan ini membantu Si Kecil untuk mengasah kemampuan berkomunikasinya. Apalagi anak-anak yang sudah mulai bisa cerewet dan suka nanya 😀
Terkadang kita merasa lelah dengan pertanyaannya dan celotehannya. Nah, sebaiknya hindari untuk memarahi kebawelannya Si Kecil ya, Parents, justru ini jadi momen emas untuk kita mengajarinya berkomunikasi dengan baik.
Mammin Rolen lebih sering meladeni pertanyaan Si Kecil, terkadang Mammin tanya balik deh soal tanggapannya. Menurut penelitian, proses diskusi atau bertukar pikiran punya banyak manfaat yang berpengaruh baik bagi perkembangan otaknya.
Dengan diskusi yang sering kita lakukan, kelak Si Kecil bisa lebih mudah dalam menyampaikan pendapatnya dan percaya diri dalam mengungkapkannya. Langsung aja kita kepoin manfaat berdiskusi terhadap anak, yaaa.
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Sering mengajak anak berdiskusi meningkatkan kemampuannya dalam memproses informasi. Ini akan terlihat ketika Si Kecil sudah memasuki usia sekolah, ia akan terbiasa mengolah informasi dengan baik.
Membantu anak mengekspresikan pikirannya
Terbiasa mengobrol, bercerita, berdiskusi akan memudahkan anak untuk menyampaikan isi pikirannya. Dengan begini, ia bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan bahkan sampai menyelesaikan konflik. Misalnya, ia menceritakan masalah di sekolah atau hanya sekadar meminta bantuan.
Membangun kepercayaan diri anak
Nggak sedikit orang yang masih malu menyampaikan isi pikirannya. Terkadang mereka kesulitan dalam menata bahasa untuk mengungkapkan pendapatnya. Dengan kita sering berdiskusi bersama anak, ia akan terbiasa menjelaskan pendapat dan pikirannya dengan percaya diri.
Anak jadi merasa dihargai
Menghargai anak membuatnya jadi percaya juga, lho. Meski ia berbicara dengan orang tua, ia tetap diperbolehkan untuk menyampaikan isi pikiran dan perasaannya. Kondisi ini membuatnya percaya diri kalau pendapat dan ungkapannya perlu didengar. Bayangkan kalau kita jutek atau sinis terhadap anak saat diskusi, pastinya ia akan sungkan untuk bersikap terbuka.
Kemampuan pemecahan masalah
Berdiskusi, saling bertanya, dan membahas suatu topik akan membuat Si Kecil terbiasa dalam pemecahan masalah. Ini dikarenakan ia kerap mendengar pandangan orang dewasa, teman sebayanya, atau orang lain. Dengan mendengar dan mengungkapkan pikirannya anak jadi lebih bisa memecahkan suatu masalah.
Dalam mengembangkan kemampuan berdiskusi bisa kita mulai sedini mungkin. Anak butuh banyak kesempatan untuk berbicara satu sama lain, dengan orang tua, ataupun dalam kelompok di sekolahnya. Bukan berarti harus selalu dipraktikan saat di sekolah aja. Parents bisa kok mengasah kemampuan berdiskusi Si Kecil dengan cara seperti ini..
Aktivitas sehari-hari
Dilansir Resources for Early Learning, kita bisa memulai diskusi ringan dengan Si Kecil dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya saat waktu membaca buku, menonton film, atau bermain. Kita bisa berdiskusi secara nggak langsung dengan Si Kecil melalui aktivitas ini, misalnya kita bisa tanya “Kamu mau baca buku yang mana? Kenapa pilih buku yang ini?”
Merancang kegiatan di luar ruangan
Nggak perlu yang repot, cukup dengan mengajaknya ke area bermain atau pusat perbelanjaan. Kita bisa menceritakan dan berdiskusi mengenai hal yang dilihat Si Kecil. Ini akan memancing rasa penasaran anak dan membuatnya banyak bertanya.
Ajukan pertanyaan terbuka
Ketika anak banyak bertanya, kita bisa menjawab balik dengan pertanyaan terbuka. Ini akan menantang anak untuk mengungkapkan isi pikiran mereka. Misalnya dia bertanya, soal mengantre saat di kasir, kita bisa bertanya “Menurut kamu kenapa kita harus mengantre saat di kasir? Kenapa ya kita nggak boleh makan permen terlalu banyak?”
Dengan begitu, anak akan mengungkapkan hasil pemikirannya. Ingat Parents, jawaban dari Si Kecil nggak harus benar dan ideal yang penting dia bisa percaya diri dalam berkomunikasi, mengekspresikan pikiran, maupun dalam pemecahan masalah.
Yuk, kita ajak Si Kecil berdiskusi dimulai dari hal kecil 🙂