Korban KDRT nggak hanya mengalami penderitaan secara fisik namun juga psikis. Kondisi ini menimbulkan dampak besar bagi korban ke depannya. Ia dapat mengalami gangguan mental yang serius bahkan berisiko cacat akibat serangan fisik dari pasangannya.
Bumin berharap agar kita semua nggak pernah mengalami KDRT dalam bentuk apapun. Perbuatan ini sangat merugikan banyak hal sampai bisa mempengaruhi tumbuh kembang Si Kecil.
Oleh karena itu, Bumin mau menyebutkan dampak apa saja yang dapat dirasakan oleh korban KDRT yang dijelaskan konselor pernikahan, Rani Anggraeni Dewi. Mari disimak!
Trauma
Mendapatkan kekerasan dari orang terdekat membuat korban KDRT akan terus merasa nggak aman dan nggak berdaya menghadapi dunia. Lama-kelamaan ia akan merasa dunia ini penuh dengan bahaya dan orang-orang yang nggak bisa dipercaya.
Kondisi buruk yang menimpanya akan membuat dirinya tersiksa dengan emosi, ingatan, dan kecemasan yang mengingatkan pada peristiwa kekerasan itu. Bila ini terus berlanjut maka akan mengganggu kehidupan sehari-hari, korban merasa nggak semangat menjalani kegiatan, sampai menarik diri dari lingkungan.
Kurang percaya diri
Rasa minder atau kurang percaya diri ini timbul karena menganggap orang lain lebih baik darinya. Ini disebabkan karena mendapatkan kekerasan emosional dari pasangan, seperti dihina di depan umum ataupun tidak, sehingga membuat korban merasa rendah diri dan nggak berharga.
Sering menyalahkan diri sendiri
Dalam keadaan yang lebih parah ini bisa mengakibatkan masalah kesehatan mental. Sering menyalahkan diri sendiri karena self esteem yang rendah, sering merasa nggak sesuai dengan kapasitas diri atau self blame.
Korban KDRT merasa perisitiwa kekerasan terjadi karena dirinya. Ia merasa kurang bisa memuaskan pasangan, belum lagi bila pelaku sering mengintimidasi atau merendahkan pasangan. Lama-kelamaan perasaan ini akan menimbulkan self harm yaitu menghukum diri sendiri.
Tertekan dalam hidup
Korban KDRT akan merasa hidupnya tertekan karena merasa nggak berdaya, dan sering mendapat tekanan dari pasangan yang melakukan kekerasan. Pasangan yang kerap melakukan intimidasi sampai membuat korban sulit untuk berkembang, ditambah adanya penghinaan dari pasangan.
Kondisi ini membuat korban merasa sangat tertindas, nggak menjalani hidup dengan bahagia, tekanan yang didapatkan pun bisa menimbulkan depresi.
Parents, dampak dari KDRT memang nggak selalu terlihat di fisik tapi juga psikis. Maka itu, berikan pertolongan dan dukungan pada korban agar ia bisa melewati masa sulitnya dan kembali bangkit untuk masa depan yang lebih baik.
Bagi Parents yang mungkin sudah merasakan adanya KDRT dalam hubungan, sebaiknya mulai antisipasi diri untuk nggak terbelenggu terlalu lama dalam hubungan itu. Yuk, kita saling mengingatkan dan menguatkan untuk terhindar dari masalah kekerasan dalam rumah tangga.
Jangan lupa untuk simak obrolan Bumin bersama konselor pernikahan, mengenai KDRT yang bertajuk ‘Penikahan (Seharusnya) Tanpa Kekerasan‘.