Perubahan kulit pada ibu hamil itu sering terjadi, kok. Wajar kalau tiba-tiba kulit kita jadi terasa kering, bruntusan karena jerawat, atau muncul stretch marks. Tenang aja, hampir semua Bumil ngerasain hal itu kok, maka itu Bumin mau sekalian kasih tahu cara mengatasinya 🙂
Masalah pada kulit yang terjadi saat sedang hamil ini terjadi karena adanya perubahan hormon dan sirkulasi tubuh. Nggak cuma itu, kekebalan tubuh juga jadi nggak seperti biasanya.
Jadi, kita cukup perlu menjaga kondisi kulit selama hamil untuk meminimalisir terjadinya keluhan. Berikut penjelasan dr. Prida Ayudianti, SpKK, FINSDV mengenai perubahan kulit dan cara mengatasinya.
Jerawat
Pada kehamilan biasanya timbul jerawat akibat peningkatan hormon progesterone, ini menyebabkan peningkatan aktivitas dan kelenjar sebum sehingga gampang timbul komedo dan peningkatan dari koloni P.acnes atau bakteri penyebab jerawat.
Jerawat pada kehamilan dapat muncul sejak trimester pertama, makin meningkat di trimester ketiga dan dapat menetap saat setelah melahirkan. Menurut dr. Prida, untuk mengurangi risiko timbulnya jerawat pada kehamilan yaitu tetap rajin membersihkan wajah dengan metode double cleansing sebagai tahapan dasar perawatan kulit sehat.
“Hindari menggosok atau memanipulasi jerawat, hindari coba-coba ragam produk skin care. Gunakan obat jerawat sesuai dengan kondisi jerawat, ya. Jerawat ringan-sedang bisa diberikan golongan nicotinamide dan alpha hydroxy acid. Namun disarankan untuk segera konsultasi ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika keluhan jerawat nggak kunjung membaik, Parents,” jelasnya.
Kulit kering
Kulit kering terjadi karena perubahan imunologi, metabolisme, endokrin, dan vaskular yang menyebabkan kulit kehilangan elastisitas dan kelembapan alami akibat peregangan mendadak pada kulit. Bagi Bumil yang punya riwayat penyakit kulit kronis sebelumnya, memiliki risiko untuk mengalami kekambuhan saat hamil.
Maka itu Bumil diharapkan dapat merawat kulit dengan menggunakan sabun yang mild, hindari menggosok terlalu berlebihan saat mengeringkan wajah atau badan. Selain itu hindari mandi dengan air panas. Pemakaian minyalk almond atau zaitun bisa membantu mengurangi kulit kering.
dr. Prida menyarankan untuk memakai pelembap yang mengandung petroleum jelly atau ceramide. Bila kulit kering sudah memicu timbulnya keluhan gatal, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Stretch mark
Stretch mark terjadi akibat peregangan secara tiba-tiba pada kulit. Saat terjadi peningkatan berat badan, maka menyebabkan perubahan komposisi dari kolagen dan elastin yang berfungsi menyangga kulit. Stretch mark atau guratan pada kulit ini dapat timbul di area perut, pantat, paha, dan sekitar payudara.
Bila memiliki riwayat keluarga dengan stretch mark maka besar kemungkinan pada saat kehamilan nanti akan cenderung memiliki guratan pada kulit akibat faktor genetik. Bumil bisa mencegah timbulnya guratan ini dengan rutin melakukan massage menggunakan minyak almond atau minyak zaitun sejak trimester pertama.
Selain itu, rutin mengoleskan krim yang mengandung hyaluronic acid dan vitamin E. dr. Prida mengingatkan, stretch mark yang sudah terbentuk nggak bisa dihilangkan atau kembali seperti kulit normal, namun dengan perawatan tertentu stretch mark bisa disamarkan.
Pigmentasi
Perubahan kulit pada hamil seperti pigmentasi ini terjadi akibat peningkatan produksi melanosit selama kehamilan yang dipicu oleh hormonal. Pigmentasi ini paling sering timbul pada area wajah, garis perut, dan areola. Pigmentasi atau kulit nggak merata ini biasanya akan memudar setelah melahirkan, meski begitu prosesnya membutuhkan waktu yang nggak cepat.
Hal-hal yang dapat membantu mencegah timbulnya pigmentasi yaitu dengan menjaga hidrasi kulit menggunakan pelembap. Pilihlah pelembap yang mengandung hyaluronic acid atau ceramide, selalu memakai sunscreen dan hindari paparan sinar matahari berlebihan.
“Beberapa pilihan bahan yang dapat membantu mengurangi keluhan pigmentasi yang aman digunakan saat kehamilan adalah golongan alpha-hydroxy acids (AHA), kojic acid, azelaic acid,” ucap dr. Prita.
Varises
Vaskular atau pembuluh darah yang tersebar ke bagian tubuh mengalami perubahan hormonal akibat kehamilan. Varises pada kehamilan muncul akibat perburukan dari varises yang sudah ada sebelumnya, selain itu juga didukung faktor genetik.
Keluhan ini biasanya terjadi pada trimester kedua. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi timbulnya varises adalah penggunaan compressive elastic stocking, menghindari peningkatan berat badan ekstrim dengan diet yang seimbang, serta rutin mengistirahatkan kaki dengan meletakkan kaki pada posisi yang lebih tinggi.
“Varises yang sudah muncul tidak dapat hilang dengan sendirinya. Varises ukuran kecil dapat dilakukan tindakan laser vaskular, namun jika ukuran besar perlu dilakukan tindakan sclerotherapy. Kedua tindakan tersebut biasanya dilakukan setelah melahirkan,” kata dr. Prida.
Sudah cukup jelas ya, Parents, mengenai perubahan kulit yang dialami ibu hamil. Biar tetap glowing, Parents bisa tetap merawat kulit sejak kehamilan trimester pertama untuk meminimalisir terjadinya keluhan. Seandainya ada keluhan yang memburuk, sebaiknya Parents konsultasikan ke dokter spesialis kulit 🙂