Urusan mengambil keputusan kayaknya jarang diserahkan ke Si Kecil ya, Parents? Maksudnya sih mau memberikan yang terbaik buat anak, tapi malah bikin anak nggak pernah punya kesempatan untuk memilih 🙁
Padahal ‘kan yang menjalani dari apa yang kita pilih itu anak ya, jadi pastinya dia tahu dong mana yang bikin dia nyaman dan mana yang nggak. Memang kelihatannya Si Kecil masih belum mengerti buat ambil keputusan, tapi kita tetap nggak boleh remehin hal itu, Parents.
Terbiasa dibantu, terlalu diurus, dan siap terima membuat Si Kecil kelak menjadi seseorang yang kurang mandiri. Tentunya sulit memutuskan segala sesuatu yang terkait dengan kehidupannya.
Mammin pun yang sempat tergiur untuk selaluuu menyiapkan segala sesuatu dan menganggap Si Kecil nggak ngerti soal keputusan, sekarang Mammin coba membiasakan. Sering mulai dari hal-hal kecil, misalnya “Kamu hari ini mau pakai baju yang mana? Nanti sore mau main apa?”
Berdasarkan yang Mammin baca di Halodoc, anak usia 2 tahun sudah mulai bisa kok diajarkan untuk mandiri atau mengambil keputusan sendiri. Mammin kasih tahu ya cara untuk meningkatkan kemampuan Si Kecil dalam mengambil keputusan. Berikut, Parents…
Mendorong Si Kecil untuk bisa mengambil keputusan
Prosesnya dalam mengajarkan hal ini pastinya butuh waktu, jadi pelan-pelan ya, Parents. Nggak semua anak bisa langsung memberikan keputusan, sama seperti kita yang dewasa kadang juga suka galau 🙂
Kalau anak lagi bingung mau ambil keputusan apa, kita bisa bantu diskusikan atau merenungkan pilihan yang ada. Misalnya ada pilihan apa saja? Evaluasi pilihan yang ada dan pilih yang terbaik menurut kita dan Si Kecil, lalu mengerjakan apa yang sudah dipilih, dan melakukan evaluasi lagi setelah menjalani pilihan.
Libatkan Si Kecil dalam keputusan sehari-hari
Melansir Life Skills Group, kita bisa nih untuk melibatkan anak dalam keputusan kita sendiri atau malah meminta nasihatnya. Kalau bisa sih, jangan asal nanya aja gitu, kita bisa berikan pelajaran dengan mempertimbangkan pilihan yang berbeda, sehingga bisa membuat keputusan yang tepat. Misalnya begini..
“Ibu lagi pengen masak makanan yang gurih nih. Menurut kamu ibu masak apa?” Anggap aja Si Kecil jawabnya tahu crispy. Kita bisa tanya lagi nih, “Menurut kamu tahu crispy sama kentang goreng lebih gurih mana?”
Berikan Si Kecil kesempatan untuk berlatih membuat pilihan
Memberikan anak untuk membuat keputusan sendiri akan membangun rasa kemandiriannya dan memberdayakan mereka untuk membuat pilihan. Parents bisa memulainya dengan memberikan beberapa opsi berbeda yang bisa kita terima ataupun mereka pilih.
Cara itu membuat Si Kecil merasa yakin bahwa ia bisa mengambil keputusan dengan baik. Selain itu, cara seperti ini dapat menunjukkan minat berdasarkan pilihan mereka. Si Kecil pun akan merasa percaya diri karena keputusannya dianggap penting.
Dorong anak untuk menetapkan tujuan
Salah satu keterampilan penting yang kerap dilupakan pada Si Kecil yaitu menetapkan tujuan. Setelah kita membiasakan dia memutuskan hal-hal sederhana, nggak ada salahnya untuk naik level pada keputusan yang cukup besar. Misalnya, memilih sekolah ataupun tujuan impiannya.
Kita kenalkan Si Kecil pada fokus terhadap tujuan, kesadaran, dan kepercayaan diri untuk beranjak dewasa. Misalnya ia mau belajar memainkan alat musik, ini bisa kita diskusikan lagi, apa tujuannya belajar musik? Apa yang mau dicapai dalam mempelajari musik?
Jadi kita menunjukkan pentingnya pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan, kemudian melatih Si Kecil mempelajari emosional dan sosial. Mengambil keputusan nggak boleh karena emosi, semua harus dipikirkan dengan matang dan baik 🙂
Mengajukan pertanyaan yang kritis
Berikan Si Kecil pertanyaan yang membuatnya lebih pandai dalam mempertimbangkan keputusan. Misalnya “Kamu kenapa suka mainan itu? Emangnya bagus? Gimana cara maininnya, susah nggak?”
Biarkan Si Kecil menjawab setiap pertanyaan yang kita ajukan, meskipun ia perlu waktu berpikir dalam menjawabnya. Pertanyaan yang diberikan ini membuat Si Kecil sadar akan reaksi atau konsekuensi terhadap pilihannya.
Terkadang nggak semua pilihannya harus dikritisi, tetapi ini penting untuk diterapkan secara perlahan dan pasti. Mengajarkan keterampilan pengambilan keputusan membuat Si Kecil lebih mampu dalam menghadapi tantangan menuju dewasa kelak 🙂