Habis bertengkar sama pasangan, biasanya apa yang Parents lakuin setelah berantem? Langsung diomongin atau diem-diem dulu? Kalau Pakmin pribadi sih, selalu coba untuk buka obrolan biar keadaan lebih cair dan bisa bicara dengan kepala dingin.
Emang sih, namanya bertengkar pasti suasana jadi tegang apalagi kalau perang dingin. Ketika keadaan masih ‘panas’, coba tenangkan diri masing-masing dulu, atau menyendiri dulu. Saat dirasa sudah bisa mulai menenangkan diri, baru deh coba ngobrol sama pasangan.
Menurut psikolog klinis asal New York, AS, dr. Beth Pausic mengatakan, ketidaksepakatan dan argumen adalah bagian yang nggak terelakkan di hampir setiap hubungan.
“Meskipun stres, kadang dalam pertengkaran terasa lebih menantang untuk memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Namun, siapa yang akan memecahkan kebekuan dan membuat langkah pertama menuju resolusi?” jelasnya dikiutip Fatherly.
Ini nih, yang Pakmin juga pernah rasain. Udah pengen baikan tapi bingung gimana cara mencairkan suasananya biar asik lagi. Ada nih caranya, tapi sebelum mencairkan suasana, usahakan hati kita udah tenang juga, ya.
Misalnya pasangan malah membalas obrolan kita dengan emosi, jadinya kita nggak gampang kepancing deh 😀 Mungkin Parents masih suka bingung, obrolan apa ya yang enak buat dimulai untuk mencairkan suasana usai bertengkar? Pakmin kasih tahu, nih..
Mulai bertanya apa yang dibutuhkan pasangan
Jangan mentang-mentang kita udah bisa lupa sama masalahnya, udah bisa langsung asik sama pasangan. Nggak semudah itu, perasaan setiap orang berbeda ada yang membutuhkan ruang dan waktu yang cukup lama untuk memulihkan mood atau perasaannya.
Jadi perlu nih, menghargai perasaan pasangan dengan bertanya apa yang dibutuhkannya. Parents bisa tanya dengan cara yang santai tapi tulus, bisa jadi dengan cara seperti ini pasangan kita mulai luluh dan mau kembali ceria bersama.
Memberikan empati atas pertengkaran yang sudah terjadi
Dalam bertengkar terkadang kita nggak sadar sama apa yang sudah kita lakuin dan ucapin. Sehingga membuat suasana semakin memburuk, dan mungkin sampai menyakiti hati pasangan.
Setelah kita menenangkan diri, kita bisa mengaku atas kesalahan yang membuat keadaan jadi nggak enak. Kita bisa menyampaikan langsung atau melalui text.
Ungkapkan kesalahan kita, minta maaf, dan bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi. Reaksi ini menunjukkan bahwa kita lebih memilih untuk menyelesaikan masalah dengan mengobrol baik-baik dibanding terus berdebat. Misalnya begini..
“Aku minta maaf udah bernada tinggi, harusnya nggak boleh sampai kayak gitu, aku paham banget karena itu kamu jadi marah, nggak apa-apa kok, aku ngerti. Aku mau bertanggung jawab atas kesalahanku, apa yang perlu aku lakuin untuk memperbaikinya?”
Mengapresiasi pasangan yang sudah mau mendengarkan penjelasan
Dikutip dari sumber yang sama, Fatherly, ketika bertengkar kita memerlukan penjelasan dari pasangan agar kita nggak ambil kesimpulan sendiri. Maka itu sebaiknya kita saling memberikan penjelasan, kita bisa kok memulai duluan.
Minta kesempatan pada pasangan untuk menjelaskan perasaan kita dan sebaliknya. Lalu tanyakan, apa yang pasangan harapkan dari kita terhadap situasi ini. Bila pasangan mau mendengarkan, jangan lupa untuk mengapresiasinya dengan mengucapkan terima kasih atau memberikan sentuhan lembut.
Menunjukkan rasa peduli dan sayang kita pada pasangan
Setelah adanya argumen, penting untuk meyakinkan pasangan kalau kita ingin memperbaiki keadaan. Pertengkaran yang terjadi nggak mencerminkan perasaan kita yang sebenarnya. Meskipun bertengkar, kasih sayang kita pada pasangan nggak akan berubah 🙂
Yap, berargumen memang sulit dihindari dalam suatu hubungan. Namun argumen menjadi sesuatu yang harus dilewati agar bisa saling maju dan memperbaiki keadaan.
Nggak memperdulikan siapa yang menang dan kalah
Kita dan pasangan hanya manusia biasa, pastinya ada rasa ingin untuk menang dalam pertengkaran. Padahal menang atau kalah nggak berarti kalau kita melakukannya pada orang yang kita cintai.
So, beri tahu pasangan bahwa kita yakin hubungan yang dijalani lebih penting dibanding memenangkan perdebatan yang ada. Lebih baik kita fokus pada pentingnya hubungan daripada menang atau kalah.
Gimana, Parents? Oke ‘kan, saran dari Pakmin? Intinya jangan sampai pertengkaran terjadi berlarut-larut atau terlalu sering karena akan mengganggu kualitas hubungan kita dengan pasangan.
Boleh bertengkar asalkan ada kemajuan setelah itu, misalnya jadi semakin mengenal sikap pasangan. Selain itu, adanya argumentasi bisa untuk menemukan jalan tengah, agar kita dan pasangan mendapat keinginan atau hak yang adil.