Parents, sedih banget rasanya ketika Si Kecil tahu ada perselingkuhan di antara orang tuanya. Mau menutupi kenyataan tapi anak sudah tahu faktanya, walhasil ia jadi sering terlihat sedih.
Belum lagi ketika anak sengaja ataupun nggak sengaja melihat Ayah atau Ibu menangis sendirian. Pasti penuh pertanyaan di dalam hati dan pikirannya, sampai akhirnya Si Kecil bertanya, “Ada apa sama orang tua ku? Ayah/Ibu saling menyakiti, ya? Siapa yang selingkuh?”
Kondisi berat ini mulai dimengerti oleh anak yang sudah masuk Sekolah Dasar, sedangkan bagi anak yang usianya lebih kecil dari itu mereka masih kurang memahami situasi yang terjadi pada orang tuanya ini.
Menurut penjelasan psikolog klinis Roslina Verauli, M.Psi.,Psi, anak yang mengetahui adanya perselingkuhan atau pengkhianatan dalam hubungan orang tuanya akan cenderung menyalahkan dirinya sendiri. Terutama ketika situasi semakin runyam, misalnya dia melihat ayah yang mulai jarang pulang, ibu yang selalu bersedih.
“Mereka nanti merasa kebingungan, harus loyal dengan siapa, orang tuanya mulai nggak hadir karena bermasalah. Ayah dan ibu sudah terlihat nggak saling cinta lagi. Lalu Si Kecil mengalami penghayatan bahwa dirinya ditolak oleh orang tuanya, kadang kala jadi menyalahkan dirinya sendiri,” jelas psikolog yang akrab disapa Mbak Vera.
Oleh karena itu, Bumin mau membantu Parents untuk bisa menjelaskan hal buruk yang nggak pernah kita harapkan ini pada Si Kecil dengan cara yang tepat. Jangan sampai karena masalah kita dan pasangan, anak mendapatkan dampak negatif sampai ia besar nanti.
Berikut cara menjelaskan perselingkuhan pada anak berdasarkan penjelasan Mbak Vera ya, Parents. Silakan disimak..
Membenahi emosi diri sendiri
Ini hal pertama yang harus kita lakukan Parents, bagaimanapun kita menutupinya, Si Kecil akan tahu mengenai perselingkuhan ini sedikit banyak. Ia sangat sensitif terhadap perubahan emosional yang dirasakan orang tuanya. Si Kecil tahu bahwa ibu atau ayah sedang sangat terluka dan sedih.
Misalnya ayah yang melakukan perselingkuhan, ibu perlu membantu Si Kecil untuk memilah emosi. Parents bisa mengatakan, “Meski cinta ayah sudah berubah ke ibu, tapi rasa cinta ayah tetap besar sama anaknya.” 🙂
Kita harus lebih rileks dalam menjelaskannya, kita kelola emosi di depan anak. Kalau menjelaskan hal ini dengan keadaan menangis, down, depresi, Si Kecil akan semakin merasa kesulitan. Seandainya kita nggak bisa mengontrol kesedihan kita, ada baiknya untuk berkonsultasi ke psikolog.
Bicara dengan pasangan
Kalau perlu bicarakan sama pasangan juga ya, Parents. Ajak pasangan berdiskusi untuk mengatakan keadaan yang sebenarnya pada Si Kecil, adakan family meeting. Kita bisa jelaskan bahwa ayah dan ibu sedang mengalami masa krisis, ada sesuatu yang terjadi pada keluarga.
Parents dan pasangan menunjukkan pada anak bahwa apa yang terjadi bukan karena kesalahan Si Kecil. Ayah dan ibunya tetap mencintai dia sepenuhnya sampai kapanpun. Kita nggak mau nanti Si Kecil berpikir kalau semua orang yang disayanginya akan menyakitinya.
Selebihnya, kita usahakan untuk tetap menjalani peran. Terkadang, orang tua nggak hadir untuk anak ketika sedang ada masalah. Jadi tetap kelola diri demi kondisi Si Kecil.
Beri anak waktu untuk bersedih
Setelah kita menyampaikan kondisi yang ada dan Si Kecil pasti merasa sedih, sebaiknya kita berikan ia waktu untuk berduka. Bukan berarti kita terus mendiamkan, namun temani dan dampingi dia, dengarkan segala isi hatinya. Be there for them.
Di saat emosinya sedang terluka, kita bisa bantu untuk mengatasi emosinya lewat menggambar emoticons. Anak terkadang butuh diskusi berkali-kali agar paham menurut versinya. Parents, bisa mengajak Si Kecil untuk menonton film keluarga yang mengalami situasi krisis tapi orang tuanya baik-baik lagi.
Jangan lupa untuk berikan Si Kecil pernyataan berupa afirmasi, hal ini penting untuknya. Ucapkan “Apapun yang terjadi pada ayah dan ibu bukan karena kamu.” Supaya dia sadar dunia itu bisa dipercaya, itu yang paling penting.
Parents, apa yang disebutkan untuk anak yang sudah mengetahui adanya perselingkuhan. Bila Si Kecil belum mengetahui adanya perselingkuhan, sebaiknya kita simpan dengan baik dulu, ya.
Anak nggak bisa dibebankan atau bertanggung jawab pada masalah orang tua. Menurut Mbak Vera ada banyak orang tua yang ketika punya masalah secara emosional kemudian menjadikan anak sebagai objek afeksi, membuat anak menjadi pasangan atau teman untuk mengatasi masalah emosionalnya, sehingga anak mengalami kebingungan peran, ini akan berdampak buruk di kemudian hari.
Bila sudah terlalu lambat untuk diselesaikan, merasa sulit untuk menjaga emosional kita pada anak, nggak ada salahnya untuk dikonsultasikan ke psikolog.