Parents, hubungan seks juga ada pasang surutnya. Namun ketika hasrat seks kita ditolak sama pasangan emang bikin kecewa, sih. Akhirnya kita jadi overthinking, mikirin kenapa pasangan menolak berhubungan seks.
Menurut penelitian, kepuasan seksual menjadi salah satu kunci utama untuk mendapatkan hubungan yang sehat. Sayang, nggak semua pasangan bisa stabil dalam mempertahankan kualitas seksnya.
Nggak jarang ada pasangan yang menolak berhubungan intim. Sebenarnya bukan karena udah nggak napsu lagi sama pasangannya, tapi ada faktor-faktor yang memengaruhi hasrat seksual. Mau tau faktor apa aja yang bikin pasangan loyo? Berikut Mammin sebutkan.
Stres
Berdasarkan peneliian Journal of Family Psychology pada 2010, stres dapat memengaruhi perilaku seksual. Orang-orang yang sedang sangat stres gairah seksnya akan cenderung lebih rendah.
Ini disebabkan karena stres mengganggu kadar hormon. Pembuluh darah juga menyempit saat stres, sehingga organ-organ vital nggak mendapat cukup aliran darah untuk terangsang.
Jadi nggak heran deh kalau pasangan kita jadi ogah melakukan hubungan seks. Nah, coba kita pancing dengan pijatan-pijatan lembut supaya stresnya ilang dan bisa lanjuuuut… 😀
Lelah
Hayooo, kecapekan kerja, kecapekan ngurus anak dan ngurus rumah, liat kasur rasanya langsung pengen tidur aja. Nah, wajar kan kalau pasangan menolak diajak bercinta, ini cuma sementara kok, nanti kalau udah segar lagi ya ‘digas’ lagi dong.
Parents nggak perlu langsung baper, jadi dilihat dulu situasinya. Hari ini pasangan kita aktivitasnya gimana, pantesan nolak ternyata lagi padat banget.
Libido rendah
Libido atau hasrat seksual yang rendah menjadi alasan pasangan menolak berhubungan intim. Melansir Sehatq, penurunan libido sendiri kerap dipicu oleh beragam faktor antara lain penggunaan obat-obatan, penyakit kronis, masalah dalam hubungan, gangguan hormon, bahkan depresi.
Selain itu, kurangnya ikatan emosional dengan pasangan turut memengaruhi tingkat libido. Misalnya, Ayah dan Ibu lagi renggang hubungannya, itu bisa berpengaruh.
Disfungsi seksual
Mengutip Cleveland Clinic, disfungsi seksual merupakan kondisi yang membuat seseorang menjadi nggak bisa merasakan kepuasan seksual. Walaupun sudah berhasil penetrasi namun tetap terasa ‘hambar’.
Disfungsi seksual pada perempuan dan lelaki tentunya berbeda. Lelaki akan mengalami sulit ereksi, mengalami ejakulasi dini, atau ejakulasi tertunda. Sedangkan pada perempuan, vagina sulit untuk basah saat menerima rangsangan, otot vagina nggak bisa rileks sehingga kesulitan penetrasi, bahkan susah untuk mencapai klimaks atau orgasme.
Gangguan hasrat seksual hipoaktif
Hypoactive sexual desire disorder (HSDD) adalah kondisi ketika seseorang mengalami kehilangan atau penurunan hasrat dan fantasi seksual. HSDD memang umum dialami oleh perempuan.
Perempuan di rentang usia 18 hingga 44 tahun sebanyak 8,9 persen mengalami HSDD. Usia 45 hingga 64 tahun sebanyak 12,3 persen. Bila Ibu mengalami penurunan seksual dalam waktu yang cukup lama, sebaiknya periksakan ke dokter atau seksolog.
Sexual aversion disorder
Gangguan seksual yang satu ini dikenal cukup ekstrem dan bisa terjadi secara berulang. Pengidapnya menghindari hampir semua kontak seksual genital. Sehingga muncul kesulitan interpersonal pada penderita.
Pada kasus yang lebih parah, pasangan bisa terus menolak berhubungan karena gangguan Sexual Aversion Disorder (SAD). Mereka yang mengalami SAD sudah benar-benar kehilangan hasrat seksualnya dengan pasangan, termasuk jarang sekali berhubungan seks.
So, Parents, kalau pasangan lagi menolak berhubungan seks, sebaiknya kita ngga neting dulu yaaa. Dilihat lagi kondisinya, namun ketika penolakan sudah sangat sering dan terlalu lama, ada baiknya untuk berdiskusi atau melakukan konsultasi ke ahli sepert seksolog atau dokter.