Parents tahu nggak sih, tanda-tanda pernikahan tidak sehat itu gimana? Umumnya sih suka berantem adu argumen, ya. Padahal nggak juga lho, justru yang nggak pernah berantem sama sekali bisa jadi pertanda kurang baik dalam pernikahan.
Bumin juga penasaran, apa aja sih tanda pernikahan yang tidak sehat? Langsung kita bahas aja deh. Mudah-mudahan kita masih termasuk yang sehat-sehat aja. Hihi.
Nggak berhubungan seks lagi
Yaa.. terkadang ada sih fase kita menunda berhubungan seks karena berbagai hal. Bukan berarti kita menolak dan nggak pernah ngelakuinnya lagi. Apabila Parents nggak berhubungan seks selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, bisa jadi tanda waspada.
Dalam artian, salah satu dari pasangan atau keduanya ada rasa menolak dan tidak diinginkan dalam hubungan. Bagaimanapun hubungan intim suami istri menjadi salah satu pondasi penting dalam pernikahan.
Seandainya hasrat seks mulai mereda, maka bisa menimbulkan masalah bahkan kebencian pada pasangan. Bila ini terus menerus dibiarkan bisa-bisa akan berujung perpisahan.
Saling menghindar
Mengutip Orami, pasangan yang harmonis pastinya ingin selalu bertemu dan menghabiskan waktu bersama pasangannya. Berbeda lagi kalau sudah ada konflik atau rasa kasih yang sudah pudar, semuanya akan terasa hambar.
Biasanya ngobrol seru tentang kerjaan kini hanya saling berdiam diri. Ayah di kamar nonton video, Ibu di luar sambil baca buku. Bahkan Parents lebih merasa bahagia ketika di luar bersama teman-teman.
Bukannya saling berinteraksi, saling seru berbagai cerita, namun malah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Lama kelamaan rumah kaya kuburan alias sepi karena rasa kasih sayang antar suami istri mulai redup.
Nggak ada lagi pertengkaran
Pertengkaran itu menyebalkan tapi itu salah satu bentuk kepedulian. Bener nggak? Contohnya, nggak suka ngeliat Ayah mandi siang, artinya pengen Ayah kelihatan cakep dan wangi di pagi hari.
Satu lagi, nggak suka ngeliat Ibu pakai daster yang udah sobek. Artinya pengen ngeliat Ibu cantik pakai daster yang bagus. Hal-hal kayak gitu suka memicu pertengkaran, Ibu yang dianggap bawel, Ayah yang dianggap banyak mau, tapi keduanya sama. Sebenarnya ingin memberikan yang terbaik 🙂
Ketika hubungan udah mau berakhir, semua pertempuran sepele maupun besar akan berhenti. Nggak ada lagi Ayah Ibu yang pengen pasangannya rapi, cakep, dan menjadi lebih baik lagi. Keduanya udah frustasi, terluka, dan kecewa. Jadinya udah nggak peduli satu sama lain dan hilang sudah pertengkaran.
Adanya perselingkuhan
Perselingkuhan itu ada yang secara fisik dan emosional. Sewajarnya hati dan pikiran kita tertuju pada pasangan, ini malah mikirin orang lain. Bahkan sampai ngebayangin fantasi seksual dengan orang lain yang dianggap lebih berharga. Lama-kelamaan posisi pasangan mulai tergantikan oleh orang ketiga.
Dari perselingkuhan emosional itu bisa berlanjut ke selingkuh fisik. Di mana pasangan yang sudah terikat dalam pernikahan melakukan hubungan seks dengan orang lain 🙁
Mulai memikirkan perceraian
Udah saling menghindar, cuek-cuekan, sampai akhirnya udah nggak pernah berantem lagi. Suasana hubungan rumah tangga terasa dingin dan kaku, rasanya berat sekali untuk kembali menghidupkan keadaan seperti dulu lagi.
Malahan lebih merasa bahagia ketika pasangan nggak hadir di sekeliling. Namun ketika pasangan hadir, rasanya langsung nggak nyaman dan mengubah suasana hati jadi kurang enak. Pada akhirnya terlintas pikiran “Apa kami berpisah aja, ya?”
Hmm.. apakah Parents pernah mengalami hal yang Bumin jelaskan di atas? Menjalani pernikahan nggak kaya cerita dongeng yang sweet terus. Jadi wajar kalau pernah ada konflik atau merasa hambar, asalkan nggak berlarut dan segera temukan solusinya bersama, ya.
Seandainya hubungan pernikahan semakin memburuk, perasaan kita pada pasangan juga jadi nggak karuan, ada baiknya kita melakukan konsultasi ke konselor pernikahan. Jadi dalam perselisihan hubungan ada pihak yang netral sehingga bisa bantu berikan jalan keluar yang baik.
Semoga hubungan kita dan pasangan awet sampai maut memisahkan ya! Amin 🙂