Long Distance Marriage atau LDM, alias hubungan pernikahan jarak jauh itu banyak banget tantangannya. Udah nahan kangen pengen bisa ketemu terus tapi ada aja salah pahamnya.
Yah.. yang deketan aja ngomong langsung suka salah anggapan, apalagi yang jauh. Begitulah ya, Parents, tapi kita bisa bertahan sejauh ini karena rasa cinta yang besar buat pasangan. Ya, kan? Ya dong ;D.
Nah, kalau ketemu langsung kan si pasangan bisa kita kasih sentuhan fisik, kegiatan yang dilakuin bersama, pokoknya hal-hal yang bisa memupuk rasa sayang terhadap pasangan. Terus, buat yang LDM gimana?
Menurut konsultan pernikahan, Indra Noveldy, untuk mencapai hubungan LDM yang hangat dan harmonis, kita harus tahu dulu kebutuhan pasangan itu apa dan bisa menyamakan bahasa cinta.
Misalnya begini ya, Ibu pingin nelfonin Ayah terus, pengen tahu lagi ngapain aja sih, di sana. Sebenarnya Ibu nggak maksud posesif, tapi cuma mau tau aja dan bisa ikut merasa terlibat sama kegiatan Ayah yang jauh di sana.
Masalahnya apakah Ayah di sana bisa menanggapi yang diharapkan Ibu? Ya, belum tentu. Bisa aja lho, Ayah kebetulan lagi sibuk dan menganggap Ibu agak ganggu nih. Akhirnya Ibu jadi bete dan Ayah ikut bete, jadi deh masalah baru.
Jadi kuncinya kita harus tahu kebutuhan pasangan ini maunya apa. Ada yang suka dipuji, diperhatiin, ada juga yang pinginnya tiap malam ditelpon. Terus berikan apa yang dibutuhkan pasangan ketika chat, telepon, atau video call.
Emang semuanya nggak bisa berjalan mulus ya, ada aja gitu masalah. Nah, begitu masuk sesi curhat soal masalah, pasangan bisa nggak menanggapi dengan baik? Mudah-mudahan sih selalu bisa ya 😀
Wajar aja, buat rumah tangga yang sering ketemu masih butuh usaha buat menyelaraskan komunikasi, apalagi yang LDM, harus punya usaha yang lebih keras lagi.
Jadi sebaiknya ketika kita menginginkan sesuatu dari pasangan, ungkapin aja. Biar pasangan tahu kalau kita itu lagi mau apa.
“Ayah, aku lagi kangen deh, pengen telfonan terus gitu. Mau tau kamu lagi ngapain aja. Aku ganggu kamu nggak, kalau telfon lagi bentar aja.”
“Ibu, lagi capek yah? Aku sebenarnya mau cerita masalah kantor nih, Ibu mau dengerin nggak? Soalnya cuma sama kamu aja kan aku bisa cerita.”
Seperti itu, Parents, pokoknya kita dan pasangan lebih belajar lagi gimana menyampaikan kebutuhan dengan enak, dan menolaknya juga dengan baik sekaligus berikan alternatif lain.
Sudah cukup memberikan titik terang ya, Parents. Semangat yah, kita dan pasangan harus saling berjuang demi cinta dan rumah tangga yang langgeng 🙂