Memberikan yang terbaik buat si Kecil udah jadi keinginan semua orang tua. Saking sayangnya sama anak, rasanya kita jadi pengen turutin semua kemauan dia. Pokoknya semua yang dimau si Kecil dikasih, dibolehin, nggak pernah dilarang. Terus, apa itu benar itu namanya memberikan yang terbaik buat anak? Mmm.. Itu sih namanya bikin manja anak.
Parents, kita boleh banget kok memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak. Ini dilakukan supaya si Kecil merasa dihargai dan punya kepercayaan diri. Beda cerita kalau kita memanjakan anak, efeknya pun akan berbeda pada si Kecil.
Anak manja biasanya berperilaku nggak pernah puas sama apa yang dia dapatkan. Kalau ada sesuatu yang dia pengen harus banget diwujudin, tapi bukan atas usaha sendiri. Anak manja juga dikenal kurang mau berbagi, jadinya cuma mikirin diri sendiri aja.
Bumin juga nggak mau pastinya punya anak manja 🙁 , soalnya nanti yang kasihan itu anaknya kalau pas udah dewasa. Anak jadi nggak punya inner strength untuk menghadapi dunia yang keras ini.
Jadi Bumin berusaha untuk selalu tegas, walaupun dalam hati nggak tega juga sih liat dia nangis minta sesuatu. Misal udah waktunya tidur, malah nangis pengen nyalain TV. Bisa, bisa, ini demi kebaikan kamu kok, Nak.
Nah, Parents perlu paham dulu mana sikap yang menyayangi dan memanjakan si Kecil. Supaya Parents nggak bingung, Bumin jelasin aja ya cara mendidik anak supaya nggak manja. Yuk, disimak yuuuuk..
Berpegang teguh pada aturan
Buat Parents yang hatinya gampang luluh sama si Kecil, yuk dikuatin lagi yuk. Kita membuat aturan untuk dijalani bukan untuk dilanggar. Ya kalau Parents bikin peraturan bahwa anak nggak boleh main gadget, ya lakukan itu dengan tegas dan disiplin.
Nggak boleh melanggar peraturan itu sendiri karena luluh, ini bisa memberikan contoh juga lho, ke si Kecil. Ia bisa berpikir bahwa peraturan bisa dilanggar dan meremehkan aturan itu sendiri.
“Ah, nanti kalau aku nangis juga dikasih sama Ayah Ibu aku,” katanya dalam hati.
Menurut yang Bumin baca di WhatToExpect, American Academy of Pediatrics (AAP) menjelaskan, anak-anak belajar dari usia sedini mungkin. Kalau yang mereka pelajarin ternyata ngerengek dan ngamuk bisa bikin ngedapetin apa yang mereka mau, ya itulah yang akan si Kecil lakukan terus. Tapi, begitu Parents ketat terhadap peraturan, anak juga akan konsisten pada aturan yang telah dibuat 🙂
Biarkan si Kecil merasa kecewa
Hidup ini nggak ada yang ideal ya, Parents. Kita yang dewasa aja suka kecewa karena banyak hal yang nggak sesuai, tapi setelah itu kita belajar menerima keadaan, dan kembali semangat lagi.
Nah, misal si Kecil selalu hidup ‘enak’ dari kecil, apa aja diturutin, ketika sudah besar nanti ia akan menjadi pribadi yang lemah tentunya juga manja. Jadi, kalau ada hal yang nggak memenuhi syarat dan terpaksa nggak bisa menuhin keinginan anak, nggak apa-apa kok.
Umpamanya kita harus batalin buat main sepeda di lapangan karena habis hujan, jalanan jadi licin dan becek. Pasti si Kecil kecewa dan sedih ‘kan. Ya sudah, itu hal normal kok. Biarkan ia mulai belajar menghadapi kekecewaan dan mulai mengendalikan diri.
Biasakan si Kecil ikut membantu
Semakin si Kecil tumbuh besar, kita mulai bisa nih buat biasain bantu-bantu di rumah. Dari hal kecil dulu ya, Parents, disesuaikan juga sama usia dan kemampuannya. Bisa nih, sehabis main, kita ajak anak untuk bantu beres-beres. Setiap habis makan, taruh piringnya ke tempat cucian piring.
Saran ini bukan kaleng-kaleng lho, Parents. Menurut AAP, membiasakan si Kecil melakukan pekerjaan rutin yang bermanfaat buat keluarga, seperti beresin mainan, bersihin alat makan, itu dapat mendorong anak untuk mulai memikirkan kebutuhan orang lain. Duh, gemes banget ya.
Kerasa ‘kan Parents, bedanya. Jadi si Kecil nggak cuma mikirin diri dia sendiri, semua nggak cuma urusan kemauan dia yang harus dipenuhi.
Nggak memberi kesempatan
Hmm.. kadang nih, kita suka mikir, yaudah deh dibolehin aja, cuma sekali aja. Sebaiknya nggak gitu ya, Parents. Misal kita melarang si Kecil untuk menonton TV di hari sekolah yaitu selama 5 hari, ya harus kita sama-sama terapkan. Jangan sampai kita sendiri melanggar, akhirnya dibolehin juga nonton TV di hari sekolah. Dalam 5 hari ada 1 atau 2 hari yang dilanggar.
Ingat, bukan disiplin yang dipelajari tapi si Kecil malah lebih bisa memanipulasi orang tuanya.
Jangan terlalu banyak melarang si Kecil
Terlalu banyak melarang juga akan membuat si Kecil menjadi manja lho, Parents. Hampir semuanya dilarang, dia jadi nggak bisa ngapa-ngapain. Pada akhirnya dia jadi nggak percaya diri dan bergantung sama orang lain.
Bayangin kalau Parents nggak terlalu mengekang si Kecil, pasti dia udah mengenal banyak hal. Seiring berjalannya waktu, anak juga nggak ngerasa kesulitan untuk mandiri.
So, Parents, udah jelas yah, tegas dan disiplin bukan berarti kita jahat sama si Kecil, kok. Begitu juga dengan menuruti semua keinginan anak, artinya nggak selalu untuk memberikan yang terbaik. Malah jadi serangan untuk si Kecil nanti ke depannya saat ia beranjak dewasa.