Mengurus anak memang cukup menguras tenaga dan waktu, apalagi kalau kita bekerja dan nggak pakai pembantu. Ada banyak alasan sih kenapa kita nggak menggunakan jasa itu. Dari mulai ada drama, belum ada pembantu yang cocok, atau emang nggak percaya aja nyerahin anak ke orang lain.
Mammin juga nggak pakai jasa pembantu nih buat mengurus anak. Awalnya sih ada, tapi kok malah banyak dramanya ya… karena baru jadi Ibu, Mammin malah suka diatur-atur sama pembantunya. Udah deh, belum ada yang cocok lagi. Kerasa sih pontang-pantingnya kalau lagi ada kerjaan.
Nah, buat mengakali ‘kekacauan’ itu, Mammin kerja sama dengan pasangan. Apalagi buat kamu yang masih satu rumah sama orang tua. Jadi masih ada bala bantuan. Walaupun kadang… tetep aja ya, harus pakai tangan kita sendiri juga 😀
Kebetulan Mammin dapat saran dari psikolog, Irma Gustiana. Kata Mbak Irma mengurus anak tanpa pembantu harus dikuatkan dengan komitmen, contract the time, dan buat jadwal. Di bawah ini, Mammin jelasin satu-satu ya. Yuk, perhatikan.
Komitmen
Ini bisa dibilang berbagi tugas dengan pasangan. Siapa yang punya tugas untuk bekerja, dan siapa yang saatnya mengurus anak. Nggak boleh mendadak bilang, “Kamu aja deh yang pegang anak, aku lagi scroll Instagram.” Eitss, tidak bisa, inilah percikan masalah.
Ketika udah waktunya mengurus anak, lakukan. Saat sedang melakukan pekerjaan, ya selesaikan. Ini semua demi bisa mengurus si Kecil dengan baik, meski nggak ada pembantu. Kalau kita kebanyakan ‘molor’ nanti yang ada timbul masalah baru, anak belum mandi, belum makan, rumah masih berantakan.
Kesannya sih sepele, tapi kalau nggak dibahas bisa bikin masalah tambah besar. Nggak mau sampai gitu ‘kan, Parents? Malah bikin tambah pusing kepala deh itu.
Atur waktu
Emang terdengar klasik ya, Parents, tapi ini memang sebuah kunci sukses. Gimana kita mau kerja dan ngurus anak kalau waktunya nggak diatur. Bisa-bisa kewalahan.
Kalau Mammin nih, biasanya, pagi itu anak sama Ayahnya. Sekalian quality time karena kan si Ayah suka pulang pas anak udah tidur. Pagi diurusin Ayahnya, saat itu Mammin bisa urus kerjaan atau urus rumah.
Pas Ayahnya udah berangkat kerja, balik lagi deh anaknya sama Mammin. Nah, misalnya ada meeting atau ada hal penting lainnya, si Kecil dijagain sama Kakek Nenek. Ini juga perlu dikasih tahu dari jauh waktu, jadi nggak mendadak tiba-tiba harus pegang cucu, padahal mereka lagi ada kegiatan lain.
Seperti itu, Parents, kita harus bersatu padu dalam mengurus si Kecil.
Buat jadwal
Udah ngelakuin dua cara tadi masih tetep nggak bisa, mungkin Parents perlu membuat jadwal yang ditempel di dinding. Jadi semua orang tahu, di waktu kapan Parents lagi nggak bisa diganggu, dan masih ada waktu luang. Supaya gampang, berikan warna yang berbeda di setiap waktunya.
Misalnya begini, warna merah nggak bisa diganggu gugat, warna kuning lagi meeting, warna hijau waktu kegiatan sedang tidak padat. Kalau jadwal untuk seminggu sudah rapi, bisa keliatan jelas deh, kapan sibuknya, kapan senggangnya. Para suporter seperti Kakek Nenek, Ayah atau Ibu sudah siap membantu di waktu yang tepat.
Bekerja memang bukan cuma untuk diri kita seorang tapi juga keluarga. Maka itu saling mendukung dan membantu dalam mengurus si Kecil menjadi bagian paling penting. Kalau si Kecil sampai sakit bahkan kurang perhatian, kita juga nanti yang repot.
Seandainya masalah pembagian waktu bekerja dan mengurus anak tidak pernah bisa diselesaikan dengan cara di atas, nggak ada salahnya kok untuk berkonsultasi dengan konselor pernikahan.
Jangan menyerah ya, Parents. Inget kata pepatah, there is a will there’s a way!