Orang asing: “Wajahnya kok merah-merah? Kasihan.”
Ibu mertua: “Enggak tahu tuh, ibunya…”
Ini adalah cuplikan percakapan antara orang asing dan ibu mertua saya saat kami hendak melakukan pemeriksaan Si Kecil ke dokter anak.
Pernahkah Ibu merasa terkejut bercampur khawatir ketika melihat penampakan fisik Si Kecil saat baru lahir? Saya pernah mengalaminya. Saya tak menyangka penampakan bayi baru lahir tak seelok bayi-bayi dalam iklan televisi. Belum lagi, adanya komentar dari orang-orang sekitar tentang fisik anak saya dan hal itu membuat saya semakin sedih.
Tak hanya seputar kulit, masih ada berbagai penampakan fisik bayi baru lahir yang menimbulkan banyak pertanyaan di kepala saya. Beruntung, para dokter yang menangani anak-anak saya memberikan penjelasan dengan baik sehingga hati menjadi lebih tenang.
Sebagian besar kelainan pada kulit bayi hilang sendiri
Kulit bayi baru lahir rentan mengalami kelainan kulit atau ruam. Untungnya, sebagian besar kelainan pada kulit bayi tidak berbahaya dan akan hilang sendiri dan tidak membutuhkan penanganan khusus. Contohnya, jerawat bayi, zat putih yang melapisi kulit bayi (vernix), bercak merah yang menonjol (erythema toxicum), dan sisik halus kekuningan di kulit kepala maupun wajah (cradle cap).
Kepala bayi yang lonjong akan kembali normal
Persalinan normal terkadang membuat kepala bayi lonjong. Jangan khawatir, dalam waktu seminggu sampai dua minggu, kepala bayi semestinya terbentuk normal kembali.
Ubun-ubun bayi yang lunak dan berdenyut adalah wajar
Titik lunak ini namanya fontanel, yakni formasi alami yang terbentuk agar tengkorak bayi bertekstur fleksibel. Tak hanya mempermudah bayi keluar dari saluran lahir, fontanel juga memberi ruang bagi perkembangan otak bayi.
Tak perlu khawatir bila alat kelamin dan puting bayi baru lahir terlihat bengkak
Kelebihan hormon sebelum kelahiran bayi menjadi penyebabnya. Bahkan, kamu mungkin akan menemukan zat mirip susu di puting bayi. Jangan coba mengeluarkan zat tersebut, ya. Selain itu, bayi perempuan mungkin mengalami keputihan disertai sedikit darah. Tenang saja, kondisi-kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya di minggu-minggu pertama kehidupan Si Kecil.
Selama tali pusarnya belum puput, bayi sebaiknya tidak berendam dalam air
Jujur, saya agak ngilu ketika melihat tali pusar Si Kecil masih menempel di perutnya. Saya pun berandai-andai, kapan ya, tali pusarnya akan puput?
Tali pusar bayi baru lahir biasanya puput dalam kurun 1-3 minggu setelah kelahirannya. Usahakan tali pusar Si Kecil tetap kering. Hindari membersihkan tali pusarnya dengan alkohol. Sebagaimana temuan yang dilansir situs Mayo Clinic, menurut penelitian terbaru, penggunaan alkohol dapat membunuh bakteri yang membantu tali pusar kering dan terpisah.
Orang tua pun dapat membuat tali pusar bayi terekspos pada udara sesering mungkin agar tetap kering. Selain itu, popok Si Kecil haruslah terlipat di bawah tali pusar. Dengan begitu, popok tidak menutupinya.
Biarkan tali pusar puput sendiri dan jangan berusaha menariknya, ya.
Referensi:
- Artikel “Why newborns look so funny” pada Baby Center
- “Your Newborn’s Skin and Rashes” pada WebMD
- “Ubun-ubun Bayi Masih Lunak dan Berdenyut, Normal Apa Tidak?” pada Hello Sehat
- “First 24 hours at home with your baby” pada Baby Center
(Febi/Dok. Shutterstock)