Beberapa bulan lalu anak saya terkena penyakit kaki, tangan, dan mulut. Awalnya, ia demam ringan dan sangat lesu. Saya juga mendapati banyak lepuh merah di kaki Si Kecil yang kemudian menyebar ke telapak kaki dan tangannya. Belum lagi, nafsu makannya terjun bebas. Dugaan saya dan diagnosis dokter pun cocok. Si Kecil ternyata terkena hand foot and mouth disease (HFMD).
Dokter yang menangani anak saya bilang, penyakit demam dengan ruam ini sangat mudah menular khususnya di area yang terdapat banyak anak. Sebut saja, sekolah, penitipan anak, dan arena bermain. Setelah saya ingat-ingat lagi, sebelum Si Kecil sakit, ia sempat menjajal arena bermain sebuah mal.
Selain Hand Foot and Mouth Disease (HFMD), ada juga penyakit serupa lainnya yang mudah menular, yakni cacar air. Gejalanya sama-sama menimbulkan lepuh yang gatal. Nah, bisakah kita membedakannya?
Hand Foot and Mouth Disease (HFMD)
Penyakit ini sering disebut flu singapura. Padahal, menurut dr. Purnamawati S Pujiarto, SpAK, MMPed, penamaan tersebut keliru. Penyakit kaki, tangan, dan mulut disebabkan virus yang sangat menular walaupun tidak berat, yaitu coxsackievirus dan enterovirus. Anak-anak usia 1-4 tahun paling rentan terkena penyakit ini. Wabah HFMD biasanya terjadi sepanjang tahun di daerah tropis.
Ruam
Ruamnya menimbulkan rasa gatal dan berupa lepuh-lepuh berwarna merah dengan gelembung kecil berisi cairan. Telapak kaki dan tangan bisa terkena lepuh-lepuh tersebut. Terkadang, ruam merah muda mungkin terlihat di bagian tubuh lainnya, seperti bokong dan paha. Selain itu, penyakit ini bisa menimbulkan lepuh-lepuh yang nyeri di tenggorokkan, lidah, gusi, langit-langit, atau pipi bagian dalam seperti sariawan.
Gejala lain
- Demam, nyeri otot atau gejala mirip flu lainnya.
- Rewel atau tidur lebih dari biasanya.
- Mengeces karena nyeri menelan.
Beberapa anak dengan HFMD mungkin tidak mengalami gejala apapun atau kalaupun bergejala, mungkin hanya luka di tenggorokkan.
Terapi
Menurut dr. Purnamawati, penanganan di rumah sudah cukup untuk terapi anak yang terkena HFMD.
- Parasetamol atau ibuprofen untuk menyamankan anak yang kesakitan.
- Konsumsi makanan dingin seperti es krim atau es mambo untuk membuat mati rasa luka di area mulut dan menambah asupan cairan.
- Menjaga kebersihan kulit yang terdapat lepuh-lepuh, misal dengan mencucinya dengan sabun dan air suam kuku lalu keringkan juga membiarkannya terbuka.
- Jangan memecahkan lepuh dan biarkan lepuh membaik dengan sendirinya.
Cacar air (varicella atau chicken pox)
Infeksi cacar air biasanya berlangsung asekitar 5-10 hari. Ruam merupakan gejala khas penyakit yang sangat menular ini.
Gejala awal
Gejala di bawah ini mungkin muncul 1-6 hari sebelum kemunculan ruam:
- Demam
- Tidak nafsu makan
- Sakit kepala
- Lesu atau merasa tidak enak badan
- Pembesaran kelenjar getah bening di leher bagian belakang
Demam
Demam berlangsung sejak hari pertama sakit dan mencapai puncaknya sekitar hari ketiga saat suhu tubuh mencapai 39 derajat Celsius.
Ruam
Mula-mula, ruam cacar air muncul di badan kemudian menyebar ke wajah, lengan, dan tungkai. Ruam yang gatal itu menyebar cepat sejak hari pertama sakit dan memiliki tiga fase:
- Bintik-bintik merah yang muncul selama beberapa hari.
- Lepuh kecil berisi cairan terbentuk dari bintik-bintik merah tadi sekitar sehari sebelum pecah dan merembes.
- Kerak dan koreng menutupi lepuhan yang telah pecah.
Ruam ini muncul bertahap selama 3-4 hari sehingga pada puncak masa sakit masih ditemui dalam semua tahapannya. Selain kulit, ruam juga dapat muncul di selaput lendir seperti mata, bagian dalam mulut atau vagina.
Terapi
- Tirah baring (bed rest) secukupnya
- Parasetamol untuk menyamankan anak.
- Mengoleskan Calamine dan mandi dengan air suam-suam kuku untuk meringankan rasa gatal.
- Sarung tangan untuk mencegah anak menggaruk ruam.
- Makanan yang lebih lembut dan menyejukkan jika ada lepuhan di dalam mulut.
- Pada kasus berat atau golongan penderita berisiko tinggi seperti bayi, Acyclovir mungkin diperlukan. Selain mengatasi luka lepuh pada mulut, Acyclovir juga mengurangi risiko perkembangan dan penyebaran virus ke bagian tubuh lain, serta meminimalisir kemungkinan virus kembali menginfeksi di masa mendatang.
Referensi:
- Artikel “Parvovirus infection” pada Mayo Clinic
- “Chickenpox” pada Mayo Clinic
- “Cacar Air” pada Grup Sehat
- “Actclovir Oral” pada Alodokter
(Febi/Dok. Shutterstock)