Menggendong bakal jadi hal yang sering kamu lakukan setelah punya bayi. Walau terkesan simpel, tapi hal ini enggak bisa dilakukan asal-asalan. Lewat obrolan bareng baby-wearing consultant, Maria Golda, saya jadi tahu perlunya menerapkan prinsip TICKS dalam menggendong.
Apa sih prinsip TICKS?
Menurut Golda, ada dua prinsip utama dalam babywearing yaitu aman dan nyaman. Faktor keamanan tentunya penting karena menggendong jadi aktivitas yang sering kita lakukan bersama Si Kecil. Untuk mengetahui apakah cara menggendong yang kita lakukan sudah aman atau belum, kita bisa kamu mengetahuinya lewat TICKS. Sekarang, saya jabarkan satu per satu tentang TICKS ini ya.
T: tight
Artinya, selama menggendong badan orang tua menempel ketat dengan bayi. “Kalau gendongan longgar, badan kita jadi agak membungkuk. Jadi ganggu kenyamanan dan durasi menggendongnya jadi enggak bisa lama,” jelas Golda. Tapi ketat di sini, bukan berarti ketat yang menyiksa ya. Atur keketatan menggendong agar tetap aman dan tidak terlalu menekan badan bayi.
I: in view all the times
Maksudnya, bayi (terutama bagian wajahnya) selalu bisa kita perhatikan alias dalam area pandangan orang tua. Dengan begitu, penggendong bisa mengetahui clues dari bayi. Misalnya dia capek, bosan, lapar atau mengantuk, orang tua dapat langsung merespon.
C: close enough to kiss
Kalau sudah menggendong Si Kecil, pasti bawaannya pengen cium-cium dia terus kan? Nah, kalau selama menggendong kamu tetap bisa mencium bagian wajah anak, berarti kamu sudah menerapkan salah satu prinsip TICKS dengan benar.
“Ini untuk konteks bayi digendong tegak ya. Kepala bayi pas di bawah dagu terus kita bisa cium kepalanya, berarti posisi kepala bayi sudah pas. Posisi ini juga tepat dengan center of gravity tubuh kita (penggendong) jadi bisa lebih nyaman,” kata Golda.
K: keep chin of chest
Artinya, usahakan agar dagu tidak menempel dengan dada bayi. Kenapa? Karena posisi dagu yang menempel ke dada bisa mengganggu jalan napas sehingga berbahaya bagi Si Kecil. Biasanya hal ini lebih berisiko terjadi saat bayi digendong dalam posisi berbaring.
“Gendongan dengan cara apapun yang penting anak selamat. Anak enggak jatuh dan jalan napasnya enggak terganggu,” kata Golda.
S: supported back
Posisi menggendong yang baik akan menutupi punggung dan badan bayi. Jadi, gendongan tidak hanya sampai bagian ketiak dan pantat bayi saja. Tapi juga mencakup seluruh bagian punggung dan paha bayi.
Menggendong yang nyaman
Selain aman, menggendong juga harus dilakukan dengan nyaman. Nyaman untuk anak juga buat orang tua yang menggendong. Menurut Golda, faktor kenyamanan ini tergantung preferensi masing-masing orang tua dan tentunya bayi yang digendong. Dan salah satu faktor yang berpengaruh adalah jenis gendongan yang kamu pakai.
Pastikan gendongan yang dipakai tidak membuat ayah atau ibu merasa sakit atau gampang capek. Begitu juga pada bayi. Posisikan kakinya dalam bentuk huruf M (M-shape), sementara punggungnya seperti membentuk huruf C atau J (C dan J-shape). Perhatikan clues dari anak, apakah dia merasa nyaman atau justru rewel selama dalam gendongan.
Jadi, selama menggendong, jangan lupa buat mengecek prinsip TICKS ya. Dengan begitu, aktivitas menggendong bisa aman, nyaman dan menyenangkan.
(Dyah/ Dok: Shutterstock)