Anak kembar saya berusia 1,5 tahun, mereka mulai bertransisi dari bayi menjadi balita. Hubungan saya dan mereka pun jadi semacam love-hate relationship begitu. Ada momen dimana tingkah mereka bikin saya emosi jiwa. Tapi mereka juga sering bikin saya jatuh cinta lagi dan lagi.
Tingkah yang bikin emosi
Penolakan
Di usia ini anak-anak sudah mulai bisa dan gampang banget menolak dengan bilang “gak” atau “gak mau”. Kadang malah diam saja atau melengos pergi saat saya bujuk. Selain pakai kata-kata, mereka juga menolak dengan tindakan.
Misalnya, waktu mau digantikan baju. Mereka bakal kekeuh gak mau melepas bajunya yang kotor. Atau susah banget diajak mandi. Eh pas sudah mandi, mereka malah betah dan gak mau berhenti mandinya.
Gerakan tutup mulut
Drama gerakan tutup mulut (GTM) jadi salah satu hal yang bikin saya senewen. Terkadang saya sudah niat banget memasak makanan kesukaan mereka. Eh anak-anak malah gak mau makan. Atau makanannya cuma diaduk-aduk terus mereka lanjut asyik lagi sama mainannya.
Punya banyak mau
Semakin besar, Si Kembar semakin banyak akal. Mau ini, mau itu. Saya sendiri suka kewalahan menanggapi keinginan mereka yang aneh-aneh dan kadang berisiko buat Si Kecil. Misalnya, pengen lari-larian di jalanan yang licin atau mengutak-atik stop kontak. Kalau sudah begini, mesti cari penjelasan logis yang bisa mereka mengerti.
Main sampai lupa waktu
Saat para bayi menjadi balita, mereka suka banget main. Kadang sampai kelewatan gak tidur siang. Atau sekalinya tidur siang cukup lama, eh terus keasyikan main dan jam tidurnya molor sampai hampir tengah malam.
Bukannya gak membolehkan anak main sih. Tapi, dampaknya yang membuat jam tidur berantakan berpengaruh juga sama urusan yang lain. Kadang pas sudah malam dan anak-anak masih ON banget, malah badan saya yang rasanya remuk redam kecapekan.
Tantrum
Tantrum sepertinya jadi menu sehari-hari para orang tua yang anaknya mulai bertransisi dari bayi menjadi balita. Hanya karena hal simpel, mereka bisa menangis atau teriak-teriak sesukanya. Kondisi ini biasanya terjadi kalau ada keinginan mereka yang gak terpenuhi, mengantuk atau lapar. Saat begitu, saya mesti menenangkan anak-anak dan diri saya sendiri biar suasananya gak makin kisruh.
Hal yang bikin jatuh cinta
Semakin pintar
Harus diakui kalau perkembangan anak-anak dari lahir sampai sekarang, selalu bikin saya takjub. Semakin hari, mereka semakin pintar. Kalau dulu “pasrah” saja, sekarang mereka punya inisiatifnya sendiri. Pelan-pelan, mereka mulai bisa diajak kerjasama dan mengerti instruksi sederhana dari orang dewasa di sekitarnya. Siapa coba yang gak bahagia melihat anaknya tumbuh baik begini?
Bersikap sopan
Saya membiasakan diri buat memakai “empat kata sakti” yaitu permisi, maaf, tolong dan terima kasih saat berkomunikasi dengan anak-anak. Dan saya bersyukur banget karena mereka juga mulai terbiasa memakainya di kehidupan sehari-hari. Misalnya, waktu lewat di depan saya, mereka bilang, “Ici ibu.. (permisi ibu)”. Atau waktu ayahnya mengambilkan minum, Si Kecil bilang, “Acih ayah.. (makasih ayah)”. Kalau sudah begitu, langsung melting deh hati saya.
Tatapan mata tanda dosa
Mau emosi seperti apa, kalau sudah diperhatikan sama tatapan mata tanpa dosa dari Si Kecil, bawaannya pengen meluk mereka terus. Mata mereka yang jernih seperti mengingatkan saya untuk lebih mencintai dan lebih sabar menghadapi tingkahnya yang bikin gemas.
Bisa diajak ngobrol
Saat si bayi menjadi balita, mereka jadi lebih cerewet dibanding dulu.Pengucapannya juga makin jelas buat dimengerti. “Ini apa?”, “Ayah mana?” dan banyak lagi pertanyaan khas anak kecil dari mereka. Terkadang mereka menanggapi cerita yang saya bacakan, ikutan menyanyinursery rhyme atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari saya. Di saat seperti itu, saya tidak hanya melihat mereka sebagai anak, tapi juga teman-teman terbaik saya.
Peluk dan cium
Beda sama waktu bayi, sekarang saya sudah bisa minta anak-anak buat memeluk dan mencium saya. Kadang setelah saya pulang, mereka bakal langsung menghampiri dan memeluk ibunya tanpa diminta. Buat saya, saat-saat memeluk dan kruntelan sama Si Kembar adalah momen terbaik yang sangat saya nikmati. Apalagi waktu bersama-sama mereka adalah hal yang gak bakal terulang lagi.
Walaupun ada love-hate relationship, saya bersyukur atas kehadiran anak-anak. Sekarang, saya tahu, yang namanya unconditional love itu benaran ada. Kalau kamu, apa merasakan love-hate relationship juga sama Si Kecil?
(Dyah/ Dok: Shutterstock)