Bagi seorang aktivis pendidikan sekaligus diver seperti Nila Tanzil, penting untuk mengekspos anaknya, Sienna, dengan laut sedini mungkin. Maka tak heran, ia sering membawa balitanya ke pantai.
“Aku sama Zack (suami) ingin mengenalkan Sienna ke laut sedini mungkin supaya dia juga menjadi suka laut dan pantai. Berhubung aku sama Zack suka ke pantai sama diving, jadi lebih senang kalau kita bisa enjoy bersama Sienna,” jelas Nila kepada Parentalk.
Ajak anak ke pantai agar ia lebih cerdas
Kecerdasan natural adalah salah satu dari sembilan aspek kecerdasan majemuk (multiple intelligences) seorang anak menurut tokoh pendidikan dan psikologi dari Universitas Harvard Amerika Serikat, Howard Gardner.
Untuk mengasah kecerdasan natural, anak bisa sesering mungkin diperkenalkan organisme selain manusia seperti tumbuhan dan hewan juga beraneka suasana alam. Tak terkecuali pantai dan lautan yang kerap menjadi destinasi liburan favorit banyak keluarga.
Karena itulah, Nila sudah membiasakan Sienna bermain di kolam renang sejak usia tiga bulan setiap minggu beberapa kali. Mula-mula Sienna dipegangi oleh ayah atau ibunya sampai akhirnya ia luwes menggunakan water wings sejak usia setahun di kolam renang maupun lautan. Yap, benar-benar berenang di tengah lautan.
Ibu diving, anak berenang di laut
Rutinitasnya sebagai Pendiri Taman Bacaan Pelangi membuat Nila sering pelesir ke Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Sembari mengelola beberapa taman bacaannya di sana, Nila kerap menyempatkan diri menyelam ditemani Sienna (3 tahun). Awalnya, Sienna hanya melihat jernihnya laut flores dari atas kapal sampai akhirnya ia tertarik untuk ikut nyebur ke lautan lepas menggunakan water wings.
“Pertama-tama kita lihatin ke dia airnya jernih. ‘Sienna mau berenang sama ikan, enggak?’ ‘Mau.’ Baru kita nyemplung. Terus dia berenang di sekitar ikan, dia senang,” kenang Nila.
Biasanya Nila dan suaminya menyelam bergantian di dive set. Sementara Nila diving, Zack menemani Sienna, begitu sebaliiknya.
“Misalnya aku lagi diving, pasti Zack ngajakin Sienna berenang tuh di permukaan,” tambah Nila.
Mungkin untuk menirukan kebiasaan keluarga penyelam seperti Nila dan Zack Petersen cukup mengkhawatirkan buat kita ya, Bu. Tapi, Nila punya beberapa tips untuk membuat si kecil khususnya yang berusia balita aman dan nyaman berenang di pantai menggunakan pelampung.
Sudah ‘pemanasan’ di kolam renang
Sebelum berenang dengan pelampung di pantai, pastikan dulu si kecil sudah terbiasa bermain di kolam renang. Tujuannya untuk memudahkan si kecil beradaptasi dengan perairan di sekitar pantai. “Sienna berenang di kolam renang sejak berusia tiga bulan. Jadi dia udah terbiasa aja. Ketika kami berlibur di Taman Nasional Komodo dan enggak ada arus, bisa nih, Sienna diceburin,” kenang Nila.
Pastikan anak aman dan nyaman dengan pelampungnya
Sebelum memakai water wings, Sienna sudah dipakaikan berbagai pelampung untuk menemukan jenis yang paling nyaman dan disukai. Orang tua juga harus selalu mengecek keamanan pelampung dan memastikan tidak ada bagian yang bocor.
Cek keamanan lokasi berenang
Setidaknya ada dua hal yang harus diuji oleh orang tua untuk memastikan keamanan lokasi berenang di pantai. “Kita harus nyebur duluan supaya tahu, ini ombaknya besar atau enggak. Terus, arusnya kencang apa enggak. Kalau kita yakin arus laut lemah dan ombaknya kecil, berarti anak boleh berenang,” jelas Nila. Orang tua juga harus merasa aman dan nyaman dengan kedalaman air laut yang menjadi lokasi berenang. Tujuannya agar orang tua dapat selalu sigap menghadapi gerak-gerik anak selama berenang dengan pelampungnya.
Selalu pastikan keamanan anak saat berenang di pantai
Sejak berusia setahun, Sienna sudah percaya diri berenang dengan water wings tanpa dipegangi. Nila berusaha memberikan kepercayaan pada Sienna secara bertahap. “Kita pegangin tangannya supaya dia merasa aman, baru pelan-pelan di lepas,” terang Nila. Meski begitu, sejatinya orang tua harus selalu berada di dekat anak selama berenang. Jangan pernah meninggalkan anak sendirian saat berenang di manapun itu, termasuk di area yang dangkal bagi anak.
Buat suasana berenang menyenangkan
Sambil berenang, Anda bisa ajak anak main air mancur atau menyertakan mainan berbahan karet agar ia merasa senang karena ada ‘teman’-nya.
Tips balita aman berenang di pantai
Sementara itu, penulis buku What To Expect The Second Year, Heidi Murkoff dan Sharon Mazel juga memberikan tips lainnya agar balita aman dan nyaman berenang di pantai.
Gunakan tabir surya
Paparan sinar matahari di pantai tentu lebih terik dan luas. Untuk mencegah kulit anak terbakar, anak harus menggunakan tabir surya dengan kriteria:
- berlabel broad-spectrum karena melindungi kulit dari sinar ultraviolet B dan UVA,
- tidak mengiritasi kulit (oleskan tabir surya pada sebagian kecil kulit balita untuk menguji reaksi kulit, iritasi atau tidak), dan
- mengandung SPF tinggi karena memberikan perlindungan lebih lama
Agar terserap sempurna, oleskan tabir surya pada kulit anak 15-30 menit sebelum pergi ke luar ruangan. Jangan lupa untuk mengoleskannya kembali setiap 1-2 jam.
Gunakan popok khusus berenang
Tujuannya agar si kecil dapat berenang dengan nyaman dan membuatnya bergerak lebih ringan.
Terapkan aturan pokok terkait berenang
Menurut Murkoff dan Mazel, anak perlu diajarkan aturan dasar ketika mereka menjumpai perairan. Misal, anak hanya boleh bermain di pantai (dan perairan lainya) dengan pendampingan orang tua atau orang dewasa lainnya yang dipercaya.
Tandai tempat penjaga pantai
Murkoff dan Mazel juga menyarankan orang tua untuk selalu mengetahui keberadaan penjaga pantai selama bersama si kecil.
Semoga ragam tips di atas membuat Anda lebih yakin mendekatkan anak dengan alam, ya. Yakni, lewat pengalaman seru seperti berenang di pantai dengan aman dan nyaman.
(Febi/ Dok. Nila Tanzil)