Bila kamu dan pasangan tinggal dekat rumah orang tua atau mertua, bersyukurlah. Soalnya, sebagian pasangan muda ada yang justru mengharapkan kondisi tersebut. Salah satunya kemudahan dalam menitipkan anak selagi bekerja atau saat sedang ada urusan penting. Namun, sama halnya dengan pilihan lain seperti daycare atau pengasuh, keputusan menitipkan anak ke orang tua atau mertua juga ada nilai plus dan tantangan tersendiri.
Dalam artikel ini, kami juga mencantumkan beberapa komentar pengikut Parentalk di Instagram tentang opsi menitipkan anak ke orang tua/mertua. Yuk, kita simak sama-sama!
Nilai plus
Menjaga cucu dengan penuh cinta
Ayah atau Ibu mungkin berpendapat, cintanya kakek dan nenek pada cucu melebihi cintanya pada anak sendiri. Bahkan, kita merasa keduanya terkadang berlebihan saat bereaksi terhadap perubahan fisik si kecil.
” Aduh, kasian cucuku digigitin nyamuk.”
“Udah jangan lari-lari, sini Eyang gendong aja.”
Alih-alih merasa risih, rasa cinta sepenuh hati pada cucunya justru dapat membuat kita lebih tenang menitipkan si kecil pada kakek maupun nenek. Keunggulan ini tentu tak didapatkan dari hubungan profesional antara daycare dan anak atau pengasuh dengan buah hati.
@lollyboobSementara: Nanti kalau sudah kerja, sebenarnya anak mau dititipkan ke orang yang dulu merawat anaknya saudara supaya enggak merepotkan orang tua. Tapi malah enggak boleh (oleh orang tua), mereka ingin merawat cucunya sendiri. Huhuhu…
Lebih hati-hati
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, rasa cinta yang begitu besar pada cucu cenderung membuat kakek dan nenek ekstra hati-hati menjaganya. Bukan pemandangan yang asing lagi, bukan, melihat nenek senantiasa mengikuti gerak-gerik si kecil?
Berpengalaman
Ayah dan Ibu tak perlu lagi mengajarkan hal-hal dasar seputar perawatan anak kepada orang tua atau mertua. Ini karena sang nenek akan mengulang kembali pengalaman-pengalaman mengasuhmu atau pasangan saat masih kecil. Kalian tinggal mengarahkan hal tertentu yang mungkin lebih up to date dibandingkan zaman orang tua dulu.
Tantangan
Kesehatan orang tua/mertua
Mungkin sebagian orang tua/mertua kita ada yang sudah berusia lanjut atau memilki masalah kesehatan. Ayah dan Ibu pun menjadi tak tega bila harus menitipkan anak yang masih balita kepada mereka. Seperti yang kita tahu, anak-anak balita sangat membutuhkan banyak perhatian juga pengawasan, khususnya jika sedang aktif-aktifnya bergerak. Pastikan kehadiran si kecil tak mengganggu kesehatan orang tua/mertua, ya.
@mbakwira: Aku mending bayar orang per hari 6 jam. Seminggu cuma empat hari buat jaga anak selama kerja. Soalnya, mama di rumah enggak mau pakai pembantu dan ngurusin adikku yang masih kelas 6 SD. Semua kerjaan rumah dikerjain sendiri. Apalagi, umur mama sudah 50-an. Kasihan kalau harus ditambah beban dengan dititipkan anakku.
Kesibukan orang tua/mertua
Kita juga perlu memahami, orang tua/mertua kita pasti punya kesibukan masing-masing dalam kesehariannya. Tak hanya perihal rumah tangganya sendiri, tetapi juga urusan di luar rumah. Apalagi, jika beliau tidak mempekerjakan asisten rumah tangga. Jangan-jangan, kehadiran si kecil justru membuat kehidupannya semakin repot?
Perbedaan polah asuh
@daisyperm25: Saya enggak cocok sama orang tua soalnya ada bapak saja. Hasil didikannya enggak cocok sama saya. Kebanyakan kata-kata “jangan.”
Ini dia yang sering menjadi masalah sebagian besar orang tua. Ketika tidak selalu bersama si kecil saja, nenek terkadang punya pendapat berbeda soal pengasuhan anak. Bagaimana kalau setiap hari harus mengurusnya? Orang tua pun harus rela menerima ungkapan seperti, “Kalau zaman saya dulu sih….”
Jika tak punya pilihan lain dalam hal menitipkan anak, Ayah dan Ibu bisa berusaha legowo dengan cara sang nenek mengasuh cucunya. Ini karena menurut Psikolog Anindya Dewi Paramita, pada akhirnya orang tua sangat kesulitan membuat semua peraturan berjalan sebagaimana mestinya saat anak tengah bersama orang tua atau mertua. Alih-alih menjadi stres dan membuat hubungan dengan orang tua/mertua semakin ‘panas,’ sebaiknya Ayah dan Ibu mulai menyampaikan aturan-aturan utama.
“Biasanya aturan itu bisa ditawar dan diajukan ke orang tua kita. Namun, tidak semua area bisa longgar bagi kakek dan nenek. Itu kembali lagi pada ibu sendiri, mau sejauh mana membatasinya,” jelas Anindya.
Alih-alih menitipkan sepenuhnya ke mertua, kamu juga bisa memilih jalan tengah seperti berikut ini.
@primmiimaaasama: Untuk saat ini prefer menitipkan anak ke mertua, TAPI tetap ada pengasuhnya sendiri. Setidaknya, neneknya enggak capek karena hanya mengawasi anak dan si pengasuh.
Semoga berbagai pertimbangan tadi membantu Ayah dan Ibu dalam membuat keputusan, ya!
(Febi/Dok. Pixabay)